Selasa, 17 Mei 2022

Shalat 'id di lapangan terbuka yang dipelopori oleh Ahmad Dahlan tidak hanya soal pemahaman teks hadis tetapi juga bentuk perlawanan terhadap penjajahan Belanda kala itu. Ahmad Dahlan beserta segenap anggota Muhammadiyah untuk pertama kalinya menyelenggarakan shalat Idul Fitri pada tahun 1343 H bertepatan tahun 1925 M.

Perlawanan
Oleh: Syahrul
Shalat 'id di lapangan terbuka yang dipelopori oleh Ahmad Dahlan tidak hanya soal pemahaman teks hadis tetapi juga bentuk perlawanan terhadap penjajahan Belanda kala itu. Ahmad Dahlan beserta segenap anggota Muhammadiyah untuk pertama kalinya menyelenggarakan shalat Idul Fitri pada tahun 1343 H bertepatan tahun  1925 M. Diselenggarakan di lapangan kota Yogyakarta yang diikuti lebih dari 5 ribu orang. 
Pemerintah Hindia Belanda kebakaran jenggot. Melihat kekuatan umat Islam yang semakin besar. Untuk mencegah lebih besar lagi, dibuatlah berbagai alasan seperti mengganggu keamanan dan ketertiban, agar Muhammadiyah berhenti show off power. 
Bukan Ahmad Dahlan jika gentar dengan ancaman. Semakin besar ghirahnya untuk menunjukkan kekuatan yang lebih besar lagi. Maka pada Kongres 15 di Surabaya pada 1926, beliau menyerukan agar setiap cabang Muhammadiyah menyelenggarakan shalat Idul Fitri di lapangan terbuka. 
Belanda semakin berang, dikeluarkan aturan setiap pelaksanaan shalat id harus izin kepolisian kolonial. Aturan tersebut membawa konsekuensi banyak pengurus Muhammadiyah yang ditangkapi. Belanda tidak paham dengan siapa sedang berhadapan, semakin ditekan semakin kuat perlawanan. Di Kongres 23 di Yogyakarta tahun 1934 diserukan ke setiap cabang agar tidak mengindahkan peraturan izin tersebut. Muhammadiyah cukup memberitahukan. 
Laiknya api yang terlanjur membesar. Syiar kebesaran Islam yang disulut Ahmad Dahlan melalui shalat di lapangan. Akhirnya penguasa menyerah. Lawan.
https://www.facebook.com/100063638632977/posts/412998214164796/