Jumat, 20 Mei 2022

Hukum berjanji siapa yang berhasil pada hari kiamat untuk memberi syafaat sahabatnya yang belum selamat.

Hukum berjanji siapa yang berhasil pada hari kiamat untuk memberi syafaat sahabatnya yang belum selamat.

Oleh : Syaikh Fu'ad bin Bisyir Al-Karim Al-Juhani hafizhahullah

Bismillahirrahmannirrahim

Telah tersebar potongan video dari seorang yang terpandang dimana dia dalam video itu meminta jamaahnya untuk saling berjanji. "Siapa saja yang berhasil pada hari kiamat kelak untuk memberi pertolingan kepada siapa yang masih tertahan"

Maka kita kritik pernyataan itu:
• Semoga Allah memaafkan kita dan beliau, Maha Suci Allah yang telah berfirman :

لَا يَمْلِكُوْنَ الشَّفَاعَةَ اِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْدًا ۘ
"Mereka tidak berhak mendapat syafaat, (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Allah) Yang Maha Pengasih."
(QS. Maryam 87)

Perjanjian ini hakihatnya adalah syafaat, Apakah orang yang berjanji ini di dunia telah mengambil perjanjian di sisi Allah untuk memiliki syafaat sampai dia berani memberi janji yang lainnya untuk menarik tangannya ?
Semoga Allah memaafkan kami dan mereka yang berjanji.

Allah jalla wa 'ala berfirman
وَلَا يَشْفَعُوْنَۙ اِلَّا لِمَنِ ارْتَضٰى 
"mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai (Allah)" (QS. Al-Anbiya : 28)

Bagaimana bisa seorang memberi janji yang lainnya untuk memberi syafaat, padahal bisa saja dia termasuk orang yang tidak Allah ridhoi walaupun dia berhasil pada hari kiamat? Atau yang diberi janji bukan yang diridhoi Allah untuk diberi syafa'at?

Allah ta'ala juga berfirman
يَوْمَىِٕذٍ لَّا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَرَضِيَ لَهٗ قَوْلًا
"Pada hari itu tidak berguna syafaat (pertolongan), kecuali dari orang yang telah diberi izin oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, dan Dia ridai perkataannya." (QS. Thaha 109)

Ayat ini menjelaskan tidak tepatnya perbuatan tadi, serta melarang kalian dari sesuatu yang tidak diajarkan Rasulullah ﷺ dan sahabat satupun, sehingga jangan kerjakan sesuatu dalam agama yang tidak ada pendahulunya. Siapa yang lebih sempurna dalam beragama dan di sisi Allah lebih bertakwa ?

Saya memohon pada Allah agar memberi ampunan bagi saudara kami yang berbicara demikian dan semoga kita mendapat syafa'at Rasulullah ﷺ

Wallahul muwaffiq
Ditulis oleh Fu'ad bin Bisyir Al-Karim Al-Juhani 24/9/1443H
===
Follow Chanel telegram Syaikh Prof.Dr. Ashim Al Qaryuti hafizhahullah dalam bahasa Indonesia: @alqaryuti_id.