Jumat, 20 Mei 2022

Teguh Memegang Sunnah

Teguh Memegang Sunnah

*****

Pernah saya hadir di pertemuan antara beberapa asatidzah muda dengan Ust. Yazid dan Ust. Abdul Hakim hafizhahumallah di Minhajus Sunnah, Bogor. Saat kami hendak pulang, salah seorang ustadz ingin cipika cipiki dengan Ust. Yazid. Beliau pun langsung menegurnya, bahwa mu'anaqah itu sunnahnya ketika kembali dari safar.

https://m.facebook.com/groups/703462527033269/permalink/1005203876859131/

Jazaakallah khaira Ust. Abul Hajjaj Abdurrohman atas sharing statusnya.

#كراهةُ_التَّقبيل_عند_اللِّقاء 🚫
_______________________________________

المشروع عند اللِّقاء هو السَّلام والمُصافحة بالأيدي ، وإنْ قَدِم الإنسان من سفر فتُشرع معانقته ، وأمَّا التَّقبيل عند اللِّقاء فليس من السُّنَّة ، بل وَرَد النَّهي عنه ⬇️

"Yang disyariatkan ketika bertemu dengan saudara muslim adalah salam dan berjabat tangan. Dan jika seorang baru datang dari safar, maka disyariatkan saling berpelukan. Adapun cipika-cipiki ketika bertemu bukanlah Sunnah bahkan telah datang larangannya."

فَعَنْ أَنَس بن مَالِك رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَال : « قالَ رجلٌ : يا رسولَ اللَّهِ ، الرَّجلُ مِنَّا يَلْقى أخاهُ أو صديقَهُ أينحَني لَهُ ؟ قالَ : لا ، قالَ : فيَلتزمُهُ ويقبِّلُهُ ؟ قالَ : لا ، قالَ : فيأخذُ بِيدِهِ ويصافحُهُ ؟ قالَ: نعَم » 📚 صحيح الترمذي (2728) .

Dari Anas Bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau berkata : "Seorang berkata : Wahai Rasulullah seorang darinkami bertemu saudaranya atau temannya, apakah ia menunduk kepadanya?

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata : "Tidak boleh".

Ia berkata lagi : "Apakah ia memeluknya dan menciumnya (cipika cipiki) 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab : "Tidak".

Ia bertanya lagi : "Ia mengambil tangannya dan meyalaminya". 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab : "Ya".

(Shahih Tirmidzi, 2728)

قال النَّوَوِيُّ رحمه اللَّه : " وأمَّا المُعانقة وتقبيل وجهِ غَيْرِ القادمِ من سفرٍ ونحوه -غير الطِّفل- فمكروهان ، صرَّح بكراهتِهما البَغَوِيُّ وغيره ، فأمَّا الأمردُ الحَسَن فيُحرَم بكلِّ حالٍ تقبيلُه سواءً قدِمَ من سفرٍ أم لا ، والظَّاهر أنَّ مُعانقته قريبةٌ من تقبيله ، وسواءً كان المُقبِّل والمُقبَّل صالحين أو غيرهما " 📚 المجموع (4/477) .

Imam Nawawi rahimahullah berkata : 

"Adapun berpelukan dan cipika cipiki dengan orang yg tidak datang dari safar dan semisalnya - selain anak kecil -, maka hukumnya makruh. Hal itu ditegaskan oleh Imam al-Baghawi dan selainnya. 

Adapun dengan remaja belia yang tampan, maka diharamkan dalam setiap keadaan baik ia baru datang dari safar atau pun tidak. Dan yang nampak, hukum berpelukan hampir sama dengan cipika cipiki baik yang mencium dan dicium itu orang sholeh atau yang selainnya." (Al-Majmu', 4/477)

قال الألباني رحمه اللَّه في 📚 سلسلة الأحاديث الصحيحة (1/74) : " فالحقُّ أنَّ الحديث نصٌّ صريحٌ على عَدم مشروعيَّة التَّقبيل عند اللَّقاء ، ولا يدخل في ذلك تقبيل الأولاد والزَّوجات كما هو ظاهرٌ " . 

Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata dalam Silsilah Ahadits Shahihah, 1/74 : "Yang benar, bahwasanya hadits tersebut adalah nash tegas atas tidak disyariatkannya mencium (cipika-cipiki) saat bertemu". Dan tidak termasuk dalam hal itu, mencium anak dan istri, sebagaimana zhahirnya".

قال عُلماء اللَّجنة الدائمة للإفتاء : " المشروع عند اللِّقاء : السَّلام والمُصافحة بالأيدي ، وإن كان اللِّقاء بعد سفرٍ فيُشرع كذلك المُعانقة ؛ لِما ثبت عن أنس رضي اللَّه عنه قال : « كان أصحاب النبي صلى اللَّه عليه وسلَّم إذا تلاقَوا تصافحوا ، وإذا قَدِموا من سفرٍ تعانقوا » ، وأمَّا تقبيل الخدود فلا نعلم في السُّنَّة ما يدلُّ عليه " .
📚 فتاوى اللَّجنة الدائمة (24/128) .

Ulama Lajnah Daa-imah Lil Ifta' berkata : "Yang disyariatkan ketika bertemu adalah mengucapkan salam dan berjabat tangan. Apabila bertemu setelah pulang dari safar, maka disyariatkan pula berpelukan; karena hadits shahih dari Anas Bin Malik radhiyallahu anhu, beliau berkata : "Adalah para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam radhiyallahu anhum apabila mereka bertemu mereka berjabat tangan. Dan apabila mereka datang dari safar mereka saling berpelukan". 

Adapun cipika cipiki, maka kami tidak mengetahui ada sunnahnya yg menunjukkan hal itu." (Fatawa Lajnah Daimah, 24/128)

_______________________________________

#واللَّه_أعلم .

NB : Diharamkan cipika-cipiki dengan lawan jenis yg bukan mahram.
Ustadz ridwan abu raihana