Jumat, 20 September 2019

Siapa tahu dia memiliki amalan tulus yg tidak kamu tahu

[Siapa Tahu Dia Memiliki Amalan Tulus Yang Tidak Kamu Tahu]

Perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah-:

وَيُوجد فِي مدعى الْمحبَّة من مُخَالفَة الشَّرِيعَة مَالا يُوجد فِي أهل الخشية

"Ditemukan pada diri orang-orang yang mengaku-ngaku cinta (pada Allah) penyimpangan terhadap Syariat yang mana hal tersebut tidak ditemukan pada orang-orang yang takut kepada Allah Ta'ala." [At-Tuhfah al-Iraqiyyah, hal. 445]

Tidak semua yang mengaku mencintai Allah, di hatinya ada rasa takut kepada Allah. Bahkan, orang yang tidak mengatakan apa-apa tentang dirinya dan tampak sebagai ahli maksiat, jika ia secara hakiki memiliki rasa takut kepada Allah, maka itu jauh lebih baik.

Alkisah, seorang alim dan shalih memiliki tetangga ahli maksiat. Kerap dinasehati dan tetaplah ia bermaksiat. Hingga suatu hari, tetangga fasiq tersebut meninggal. Masyarakat meminta beliau agar mengimami shalat jenazah untuknya. Beliau menolak dan menyatakan bahwa orang ini fasiq. Bahkan beliau tidak berkenan menshalatinya. Tanpa melarang orang-orang untuk menshalatinya.

Pada malam harinya, beliau bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat tetangganya itu sedang shalat dan seolah berada di Surga. Mimpi memang bukanlah dalil qath'i akan kesudahan insan di Hari Akhir atau keadaannya di alam barzakh. Tetapi beliau sangat takjub dengan mimpinya.

Esoknya, beliau mendatangi rumah tetangga itu. Beliau bertanya kepada istrinya tanpa mengabarkan soal mimpi, "Seperti apakah sebenarnya suamimu itu?"

Maka, istrinya menjawab, "Dia sebagaimana yang sudah dikenal. Tetapi ada hal yang biasa dia lakukan (yang tidak dikenal banyak orang). Dia setiap pekan mengumpulkan anak-anak yatim di daerah ini dan menyantuni mereka, lalu biasanya beliau akan berkata kepada anak-anak yatim itu:

'Anak-anak, pamanmu ini banyak dosa. Tolong mohonkan pada Allah agar Allah memaafkan pamanmu ini.'"

Cerita ringkas ini kami sampaikan kemarin di kajian kitab Fawaidul Fawaid, dan saya berharap Allah Ta'ala memaafkan saya, juga saudara-saudaraku kaum Muslimin yang betul-betul ingin kembali ke Allah Ta'ala.

Ustadz Hasan Al Jaizy