BERTEMAN DENGAN PELAKU MAKSIAT LEBIH BAIK
Duduk, berteman, berjalan dan mengobrol dengan pelaku maksiat dari kalangan ahlussunnah itu lebih baik dari duduk-duduk, berteman, berjalan dan mengobrol dengan tokoh ahlul bid'ah yang menyebarkan kebid'ahannya. Pelaku maksiat tidak akan merusak agama, sedangkan pelaku bid'ah merusak agama.
Ini bukan berarti duduk dan berteman akrab dengan pelaku maksiat, tidak berbahaya, tentulah berteman dengan orang-orang shaleh dari kalangan ahlussunnah itu lebih baik, namun jika dibandingkan antara berteman dengan ahlu maksiat dan ahlul bid' ah, maka berteman dengan ahlu maksiat itu lebih baik.
Berkata Al Imam Al Barbahari rahimahullah
وإذا رأيت الرجل ردىء الطريق والمذهب، فاسقا فاجرا صاحب معاص ظالما وهو من أهل السنة.. فاصحبه واجلس معه فإنه ﻻتضرك معصيته. وإذا رأيت الرجل عابدا مجتهدا متفشقا محترفا باالعبادة صاحب هوى فلاتجلس معه وﻻتسمع كلامه وﻻتمشى معه فى طريق فإني ﻻآمن أن تستحلى طريقه فتهلك معه..
“Jika engkau melihat seorang yang rendahan,seorang fasiq,fajir,pelaku maksiat dan zalim namun ia ahlus sunnah. Maka bertemanlah dengannya dan duduklah bersamanya karna kemaksiatanya tidak akan membahayakanmu..
Tetapi jika engkau melihat seorang yang Abidh, bersemangat,serta ahli dalam ibadah ternyata ia shahibul hawa. Maka janganlah engkau duduk denganya dan jangan dengarkan ucapanya serta jangan engkau berjalan bersamanya dalam satu jalan, karna sungguh aku khawatir jika itu terjadi engkau akan binasa bersamanya.”(Syarhus sunnah).
AFM abu Fadhel Majalengka
Pembahasan ini juga pernah di bahas oleh ustadz ammi nur bait dalam kajian kitab lamuduril mantsur min qoulil matsur di mushola Al ikhlas sendowo tiap hari Senin habis magrib sampai isya