Didalam kitab "fiqhul ghodob" karya Syaikh Muhammad Afifi hafidzohullah disebutkan bahwasanya : Pemarah itu memiliki 3 tingkatan :
1. Marahnya lambat dan (klw marah) padamnya cepat
2. Marahnya cepat dan padamnya cepat
3. Marahnya cepat dan padamnya lambat
Yg terbaik diantara mereka adalah yg pertama dan yg paling buruk adalah yg ketiga
Kemudian beliau sedikit menjelaskan secara terperinci pada tingkatan yg pertama dgn judul yg terpisah yaitu
"وقوع الغضب في بيوت الصالحين وبين الأزواج"
"Amarah yg terjadi pada rumah orang-orang sholih dan amarah yg terjadi diantara pasutri"
Pesan yg di bawa penulis pada pembahasan masalah ini bahwasanya terkadang di dlm rumah orang-orang Sholih pun terjadi pertengkaran, amarah dan pertikaian akan tetapi mereka adalah orang2 yg cepat padam, cepat kembali dan cepat dlm menyadari kesalahan mereka, dan begitulah sejatinya sifat orang yg bertaqwa,
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila
mereka dibayang-bayangi pikiran jahat dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya). (Al-A'raf;201)
Penulis juga membawakan beberapa kisah yg dapat diambil darinya Ibrah, diantaranya kisah antara sahabat yg mulia Ali Radhiyallahu Anhu yg sempat marah kpd istri beliau Fatimah Radhiyallahu Anha (kisah lengkapnya baca di kolom komentar) kemudian keluar rumah dan pergi ke masjid.
Kemudian beliau menukilkan komentar
Ibnu Hajar rahimahullah :
ويحتمل أن يكون سبب خروج علي، خشية أن يبدوا منه في حالة الغضب ما لا يليق بجانب فاطمة رضي الله عنها، فحسم مادة الكلام بذلك إلى أن تسكن فورة الغضب من كل منهما
"Ada kemungkinan sebab keluarnya Ali dari rumah adalah kekhawatiran akan tampak pada diri beliau (ketika marah) suatu hal yg tdk layak dihadapan Fatimah Radhiyallahu Anha, maka beliau pun mengurangi intensitas pembicaraan antara keduanya sampai api amarah dari keduanya meredam" (Fathul bari 10/604)
Di akhir pembasan penulis menasehati hendaknya setiap pasutri tahu sifat dan karakter pasangannya, tahu apa saja hal2 yg dapat menimbulkan amarah dan hal2 yg dapat mendatangkan keridhoan pasangannya, bukankah Nabi shalallahu alaihi wa sallam pernah berkata kpd Aisyah Radhiyallahu Anha :
"إِنِّي لَأَعْلَمُ إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى قَالَتْ فَقُلْتُ مِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ ذَلِكَ فَقَالَ أَمَّا إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِينَ لَا وَرَبِّ مُحَمَّدٍ وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى قُلْتِ لَا وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ قَالَتْ قُلْتُ أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَهْجُرُ إِلَّا اسْمَكَ
"Sesungguhnya aku benar-benar tahu saat engkau ridla padaku dan saat engkau marah padaku." Aisyah berkata; Aku bertanya, "Dari mana Anda mengetahui hal itu?" maka beliau pun menjawab: "Jika kau ridla terhadapku maka engkau berkata, 'Demi Rabb Muhammad.' Namun bila kamu sedang marah padaku, maka kamu berkata, 'Tidak. Demi Rabb Ibrahim.'" Aku pun berkata, "Demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak meninggalkan namamu." (HR.Bukhori Muslim)
Kata penulis :
وهذا أدب منها رضي الله عنها في تعبير عن غضبها، وقلبها مملوء بمحبته صلى الله عليه وسلم
"Ini adalah bentuk adab Aisyah Radhiyallahu Anha kepada Nabi shalallahu alaihi wa sallam dlm mengungkapkan perasaan marahnya, padahal hatinya penuh kecintaan terhadap Nabi shalallahu alaihi wa sallam"
Kitabnya terlalu keren utk diulas secara singkat silahkan yg mau download ini link pdfnya
http://iqra.ahlamontada.com/t67-topic
#cintaiistri#cintaikeluarga#marahpunadafikihnya
Ustadz Waskito Adjie Nugroho
Pernah belajar di lipia