# Ilmu dan Tazkiyatunnafs
Diantara Nasehat berharga yang pernah saya dengar dari Syaikh Shalih Bin Abdillah bin Hamd Al Ushaimi -Hafidzhahullah- adalah:
" Fenomena yang banyak menimpa penuntut Ilmu di zaman sekarang adalah mereka sibuk untuk membangun pondasi pondasi ilmu (Ta'shil ilmi) namun mereka lupa untuk membangun pondasi kesucian jiwa mereka (tazkiyatunnafs). Sehingga ilmu yang mereka miliki jauh dari keberkahan. Ilmu yang dimiliki tidak melahirkan karakter orang yang berilmu, seperti rasa takut kepada Allah (khasyah), tawawdhu (rendah hati), dan akhlak yang mulia baik dalam hal lisan ataupun tingkah laku.
Kita sadari atau tidak, Banyak diantara kita yang seringkali berbangga diri dengan ilmunya, merasa diri "lebih" dari orang lain dengan "sedikit" ilmu yang kita miliki, berat menerima nasehat, "memejamkan mata" dihadapan orang lain karena rasa "lebih" tersebut.
Hal hal diatas adalah buah dari apa yang kita usahakan, tatkala kita memisahkan antara ilmu dan konsep pensucian jiwa (Tazkiyatunnafs).
Padahal Metode Al Qur'an dan As Sunnah sangat jelas didalam masalah ini, yaitu menggabungkan kedua hal diatas dan tidak memisahkannya.
Allah Ta'ala berfirman:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” [Al-Baqarah:129]
Allah Jalla wa 'ala juga berfirman:
(لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ)
"Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata".[Ali Imran:164].
Oleh karena itu, Ilmu yang tidak diiringi dengan konsep Tazkiyatunnafs tdk akan menghasilkan ketaqwaan sebagaimana yang diinginkan.
Maka jangan pisahkan kedua konsep diatas.
Tidak ada Kesucian Jiwa melainkan dengan Ilmu, dan Ilmu tidak akan bermanfaat melainkan dengan kesucian jiwa.
Semoga Allah 'azza wa jalla memberikan kita Taufiq untuk bisa menggabungkan keduanya.
# Ta'shil ilmi & Tazkiyatunnafs
# Kunci Keberkahan Ilmu
Natuna, 12 Muharram 1441H/ 12 September 2019.
Cecep nurohman