Sabtu, 14 September 2019

As-Syaikh Al-‘Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu Ta’ala menjelaskan beberapa point penting untuk para da'i dan thalibul ilmi dalam berdakwah

الحَمدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللهِ وَعلَى آلهِ وَصَحْبهِ وَمَن تَبِعَهُم بِإِحسَانٍ إلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعدُ :

As-Syaikh Al-‘Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu Ta’ala menjelaskan beberapa point penting untuk para da'i dan thalibul ilmi dalam berdakwah, yaitu :

1.     Hukum berdakwah
2.     Keutamaan berdakwah
3.     Cara menyampaikan dakwah
4.     Tujuan berdakwah
5.     Akhlaq dan sifat seorang da’i

Pertama. hukum berdakwah adalah wajib, sebagaimana firman Allah Ta’ala :

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (Qs. Ali Imran : 104)

Dan firman Allah Ta’ala :

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Qs. An Nahl : 125)

Kedua. Keutamaan berdakwah, terdapat banyak keutamaan bedakwah sebagaimana dalam Al-Quran dan Hadits- hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam. Diantaranya :

Firman Allah Ta’ala :

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?.”(Qs. Fusshilat : 33)

Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa yang mengajak kepada petunujuk (kebaikan), maka baginya pahala semisal dengan orang yang melakukannya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala yang diperoleh orang yang melakukan tersebut, dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa yang semisal dengan orang yang melakukan dosa tersebut, tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa yang diperoleh orang yang melakukan tersebut”. (HR. Muslim no. 2674 dari Abu Hurairah radiyallahu anhu)

ketiga. Cara menyampaikan dakwah, disebutkan oleh Allah dalam Al Quran, diantaranya adalah :

firmanNya :

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Qs. An Nahl : 125)

Dan firman Allah Ta’ala :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Qs. Ali Imran : 159)

Keempat. Tujuan dakwah, Syaikh menyebutkan tujuan berdakwah, diantaranya yaitu :

1. Mengeluarkan manusia dari kegelapan syirik menuju cahaya islam dan sunnah.
2. Membimbing manusia menuju Al-Haq.
3. Menyelamatkan manusia dari api neraka.
4. Mengeluarkan manusia dari kebodohan menuju ilmu pengetahuan.
5. Mengajak manusia untuk ta’at kepada Rabbnya dan mengikuti Nabinya shallallahu alaihi wasallam.

Firman Allah Ta’ala :

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّور

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)”. (Qs. Al Baqarah : 257)

Kelima. Sifat dan akhlaq yang harus dimiliki seorang da’i, diakhir pembahasan kitab Syaikh yang mulya menyebutkan tentang akhlaq dan sifat seorang da’i, diantaranya :

1. Harus ikhlas dalam berdakwah.
2. Jelas yang akan didakwahkan berdasarkan ilmu.
3. Lemah lembut dalam berdakwah.
4. Sabar dalam berdakwah dan menghadapi rintangan di medan dakwah.
5. Harus mengamalkan apa yang dia dakwahkan.
6. Mendoakan orang-orang yang didakwahi agar mereka mendapatkan hidayah dan istiqamah diatasnya.

ini merupakan ringkasan dari kitab “ad-da’wah ila Allah wa akhlaqu ad-du’at”.

Semoga bermanfaat bagi penulis, pembaca dan para da’i serta kaum muslimin. waAllahu a'lam

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Alif/Solo/03/03/2017 M