[Bahaya Duduk di Majelis Ahli Bid'ah]
Cerita Abdullah bin Muslim al-Marwazy rahimahullah:
"Aku pernah duduk di majelis Ibnu Sirin. Aku pun meninggalkan majelis beliau dan duduk di majelis aliran Ibadhiyyah. Lalu aku pun bermimpi seolah aku bersama suatu kaum membawa jenazah Nabi Muhammad.
Aku pun mendatangi Ibnu Sirin dan menceritakan hal tersebut. Beliau berkata: "Kamu tidak boleh duduk di majelis kaum yang ingin mengubur apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad.""
Siyar A'lam an-Nubala', 4/617
Ketahuilah, di sana ada majelis yang sarat akan candaan. Di sana ada majelis yang pengampunya kadang membawakan al-Qur'an dan al-Hadits namun justru pemahaman yang ditawarkan mengubur keduanya. Di sana ada majelis yang mencampuradukkan hal yang jelas dengan syubhat.
Ketahuilah, wahai saudaraku hamba Allah, bahwa Anda adalah manusia berakal dan Anda dimuliakan. Maka jangan rendahkan diri Anda dengan mencari 'kesegaran' majelis lelucon yang tidak Anda dapatkan darinya kecuali lelucon. Jangan sia-siakan usaha Anda menuntut ilmu dengan susupan syubhat tanpa sadar ke hati Anda.
Ilmu Syariah begitu mulianya. Hujjah tertinggi adalah al-Qur'an dan as-Sunnah. Kemudian ijma', terlebih ijma' salaf. Adapun qiyas, kendatipun ia hujjah dengan segala rukun dan syaratnya, adalah suatu ijtihad. Ijtihad tertinggi pun ijtihad para salaf.
Maka nasehat saya untuk diri saya terutama dan rekan pembaca dari kaum Muslimin: agungkanlah ilmu salaf dan utamakan itu. Maka akan kita dapatkan ilmu yang agung, akhlak yang luhur, amal yang shalih dan dakwah yang bijaksana. Wallahul muwaffiq.
Ustadz Hasan Al Jaizy
alumnus
lipia