Senin, 30 September 2019

Apakah aku sholih

# Apakah Aku Shalih? #
@elmasrw

Ada yang bertanya kepada seorang ulama: “Apakah aku termasuk orang yang shalih?”
Kemudian ulama itu menjawab: “Jika engkau mendoakan kedua orang tuamu, maka engkau termasuk orang yang shalih.” Karena Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “dan anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya” Adapun jika kau lupa mereka, maka kau bukan orang yang shalih sekadar lupamu.

Dr Ahmad Isa al Mu'sharawi, ketua lajnah tashih al Quran di al Azhar, Doktor ilmu hadits Universitas al Azhar.
Twit Ulama | twitulama.com | twitter, instagram & telegram: @twitulama

Menangis

MENANGIS

Jika seseorang membaca alquran, berdzikir, mendengar kajian tentang azab kubur dan azab neraka, namun susah untuk meneteskan air mata, ketahuilah, dosanya orang seperti ini tidak sedikit. Karena orang yang sedikit dosanya, air matanya akan cepat keluar dengan deras.

Berkata Al Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah  :

القلب اذا قلت خطاياه أسرعت دمعته

“Hati itu, apabila dosa-dosanya sedikit, air matanya akan cepat keluar.” (Majmu’ Rosail Ibnu Rajab 1/262).

AFM

Muqoror fiqh madzhab Syafi'i dan hambali

Muqoror Fiqh

Dengan nikmat Allah yang sangat banyak, kami bisa merasakan belajar di Univ. Al-Azhar As-Syarif Kairo jurusan Syariah Islamiyah (semoga selesai sesuai target dalam waktu dekat).
Memang dari awal kita masuk, sudah diajarkan untuk bermadzhab sesuai negara masing-masing (yang banyak dianut di negara nya) . Ada 4 mazhab yang masyhur yaitu Hanafi, Malik, Syafii dan Hambali.

Ketika masuk kelas, Awalnya kita berkumpul satu kelas dengan temen-temen, tapi berpisah ketika belajar fiqh dan ushul fiqh, karena harus belajar sesuai mazhab masing-masing. Ketika di ujianpun soalnya ada 4 mazhab dalam satu kertas (kita mengerjakan sesuai mazhab masing-masing).

Muqoror kita Minhajut Thalibin (dengan Kanzur Roghibin dan Hasyiyah Qolyubi wal Umairoh). Tentunya ini level pertengahan dalam mazhab Syafii, setiap pelajar harus mempelajari buku fiqh Syafii yang ringan terlebih dahulu. Minimal Safinatun Najah dengan syarh nya semisal Nailul Raja atau Ghoyatul Muna (agak tebel sedikit), lanjut Muqoddimah Al-Hadromiyah atau Ghoyah wa Taqrib dengan syarh-syarh nya semisal Fathul Qorib. Nah baru bisa paham pelajaran di kampus. Jika tidak demikian maka akan mengalami kebingungan, karena meloncat dalam belajar. Dibutuhkan keaktifan dari pribadi masing-masing di luar kelas untuk membaca, bahs, Talaqqi dan meringkas kitab. Dll

Syaikh Dr. Amir Bahjat Hafidzahullahu Ta’ala menyarankan kepada kami untuk memutqinkan matn zubad li ibni Ruslan.

Alhamdulillah Allah mudahkan kami mempelajari fiqh Syafii dari awal hingga level mutawasit ketika di Mesir. Meskipun saya belum berani mengklaim saya bermadzhab syafii tulen, karena langkah kita masih jauh, butuh Murojaah dan belajar terus. Karena tidak semua yang kami pelajari di mazhab Syafii kemudian diamalkan. Sebagian kecil mungkin iya, tapi kalau semuanya mustahil.

Adapun di Universitas Islam Madinah tahun sebelumnya tidak mempelajari fiqh mazhab tertentu, meskipun condong pengajarnya ke mazhab Hanabilah karena merupakan mazhab Negara Saudi Arabia. Terbukti dari muqoror nya adalah Bidayatul Mujtahid karya Ibnul Rusyd. Kitab itu adalah Fiqh Muqoronah (perbandingan mazhab) dan ini dikatakan oleh beberapa dosen disini sangat tidak maksimal (Sebagaimana yang kami dengar langsung). Harus nya dari awal itu mempelajari mazhab agar mutqin satu mazhab. Ust. Muhammad Azhari, BA yang sedang ngambil magister di Kuliah Syariah juga bilang demikian.

Dan Alhamdulillah, pada tahun ini terjadi perubahan muqoror di dalam pembelajaran Fiqh. Yaitu difokuskan untuk belajar fiqh hambali mulai dari Umdatul Fiqh hingga Ar-Roudhul Murbi' syarh Zadul Mustaqni. Dan ini in syaa Allah lebih baik, mengajari mahasiswa agar mutqin dalam mazhab. Sebagaimana obrolan kami dengan Ust. Emha Hasan Ayatullah, MA juga demikian.

Dan alhamdulillah ketika kami di Mesir juga pernah belajar di Madrasah Hanabilah. Belajar dari awal hingga mutawasitoh. Di mulai dari Kitab Manarus Sabil, Al-Uddah Syarh Umdah, Syarh Mumti' ala Zadil Mustaqni, Ar-Raoudhul Murbi syarh Zadul Mustaqni.
Dan sekarang dapat kesempatan untuk menambah faidah baru, Murojaah di Universitas Islam Madinah. Walhamdulillah.

Pada hakikat nya, mazhab Hanabilah dan mazhab Syafii sangat banyak kesamaan. Sebagaimana kata Syaikhuna Dr. Amir Bahjat Hafidzahullahu Ta’ala.

'Ala kulli hal, kita harus belajar dengan metode para ulama dan bimbingan mereka sehingga bisa mendapatkan ilmu yang benar dan berkah.

Dan yang paling penting lagi adalah amal dari ilmu yang sudah di dapat. Karena ilmu tak ada manfaatnya jika hanya dikumpulkan tanpa amal. Allahu Mustaan

Semoga Allah menjaga semua guru Kami dan mengumpulkan kita di dalam surga.

Madinah, 29 Muharram 1441 H

_Abu Yusuf _

Jumat, 27 September 2019

NASEHAT SYAIKH MUBARAK AL MILI TENTANG DAKWAH TAUHID

*NASEHAT SYAIKH MUBARAK AL MILI TENTANG DAKWAH TAUHID*

Syaikh Mubarak bin Muhammad Al Miili, seorang ulama Al Jazair bermadzhab Maliki yang wafat tahun 1945M, beliau mengatakan:

كان تعريف الناس به أمراً لازماً أكيداً، وإذا كان الباعث على هذا التعريف إقامة العقيدة؛ فهو من النصيحة المفيدة الحميدة، وليس الإِرشاد إلى الخير النافع بأولى من التنبيه على الباطل الضار، بل كلاهما غرض حسن وسَنن، لا يعدل عنه الساعون في خير سُنن، وهذا ما حمل المصلحين المجددين على الاهتمام بدعوة المسلمين إلى إقامة التوحيد وتخليصه من خيالات المشركين

"Mengenalkan tentang jenis dan bahaya syirik kepada umat adalah perkara yang sangat wajib. Jika mengenalkan hal tersebut merupakan bentuk penegakkan akidah, maka ia merupakan nasehat yang bermanfaat dan terpuji. Tidak mesti dakwah yang membimbing kepada kebaikan itu lebih utama dari dakwah yang memperingatkan orang dari kebatilan. Bahkan keduanya merupakan tujuan yang baik dan merupakan Sunnah Nabi.

Maka orang yang benar-benar menjalani Sunnah tidak berpaling darinya. Dan dakwah inilah yang dibawa para Mushlih (orang-orang yang memperbaiki umat) dan para Mujaddid (orang-orang yang memperbaharui praktek beragama), yaitu mereka memiliki perhatian besar untuk menegakkan tauhid dan membersihkan masyarakat dari khayalan kaum Musyrikin"

Beliau juga mengatakan:

وما رفعنا صوتنا بتلك الدعوة؛ حتى ثارت علينا زوابع ممن سلكوا للشرك كل الذرائع، وشوهوا للعامة غرضنا الحميد بما يجدون الجزاء عنه يوم الوعيد، ومن أقوى ما لبسوا به على العموم، ومدوا به صخب الخصوم: رميهم لنا بأنا نحكم على المسلمين بحكم المشركين، ثم ينتصبون للدفاع؛ محافظة على غفلة الأتباع، الذين ينتفعون منهم بكل وجوه الانتفاع، ولكن قذف الله بالحق على الباطل بعيد الأثر، وسنته في ظهور المصلحين على المعاندين قديمة في البشر

"Dan tidaklah kami mengangkat suara kami (dalam dakwah tauhid) kecuali mendapat terpaan angin kencang dari orang-orang yang melakukan berbagai praktek kesyirikan. Dan mereka meracuni pikiran orang-orang awam tentang tujuan-tujuan dakwah kami yang mulia, yang ini kelak akan dibalas di hari pembalasan. Dan tuduhan yang paling gencar yang mereka bisikkan kepada orang-orang awam, dan paling sering disampaikan di keramaian perdebatan, adalah tuduhan bahwa kami memvonis kaum Muslimin sebagai Musyrikin.

Kemudian mereka memproklamirkan perlawanan dengan memanfaatkan keawaman orang awam yang hanya ikut-ikutan. Namun Allah akan membuka kedok kebatilan mereka dengan para pengikut atsar. Dan merupakan sunnatullah bahwa akan tetap ada orang-orang (ahli tauhid) yang menang para penentang (dakwah tauhid) di kalangan manusia"

(Risaalatusy Syirki wa Mazhahiruhu, 1/51)

Ustadz Yulian purnama
Kontributor muslim.or.id

Fiqhul ghodob karya Syaikh Muhammad afifi hafidzohullah

Didalam kitab "fiqhul ghodob" karya Syaikh Muhammad Afifi hafidzohullah disebutkan bahwasanya : Pemarah itu memiliki 3 tingkatan :

1. Marahnya lambat dan (klw marah) padamnya cepat
2. Marahnya cepat dan padamnya cepat
3. Marahnya cepat dan padamnya lambat

Yg terbaik diantara mereka adalah yg pertama dan yg paling buruk adalah yg ketiga

Kemudian beliau sedikit menjelaskan secara terperinci pada tingkatan yg pertama dgn judul yg terpisah yaitu

"وقوع الغضب في بيوت الصالحين وبين الأزواج"

"Amarah yg terjadi pada rumah orang-orang sholih dan amarah yg terjadi diantara pasutri"

Pesan yg di bawa penulis pada pembahasan masalah ini bahwasanya terkadang di dlm rumah orang-orang Sholih pun terjadi pertengkaran, amarah dan pertikaian akan tetapi mereka adalah orang2 yg cepat padam, cepat kembali dan cepat dlm menyadari kesalahan mereka, dan begitulah sejatinya sifat orang yg bertaqwa,

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila
mereka dibayang-bayangi pikiran jahat  dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya). (Al-A'raf;201)

Penulis juga membawakan beberapa kisah yg dapat diambil darinya Ibrah, diantaranya kisah antara sahabat yg mulia Ali Radhiyallahu Anhu yg sempat marah kpd istri beliau Fatimah Radhiyallahu Anha (kisah lengkapnya baca di kolom komentar) kemudian keluar rumah dan pergi ke masjid.

Kemudian beliau menukilkan komentar
Ibnu Hajar rahimahullah :

ويحتمل أن يكون سبب خروج علي، خشية أن يبدوا منه في حالة الغضب ما لا يليق بجانب فاطمة رضي الله عنها، فحسم مادة الكلام بذلك إلى أن تسكن فورة الغضب من كل منهما

"Ada kemungkinan sebab keluarnya Ali dari rumah adalah kekhawatiran akan tampak pada diri beliau (ketika marah) suatu hal yg tdk layak dihadapan Fatimah Radhiyallahu Anha, maka beliau pun mengurangi intensitas pembicaraan antara keduanya sampai api amarah dari keduanya meredam" (Fathul bari 10/604)

Di akhir pembasan penulis menasehati hendaknya setiap pasutri tahu sifat dan karakter pasangannya, tahu apa saja hal2 yg dapat menimbulkan amarah dan hal2 yg dapat mendatangkan keridhoan pasangannya, bukankah Nabi shalallahu alaihi wa sallam pernah berkata kpd Aisyah Radhiyallahu Anha :

"إِنِّي لَأَعْلَمُ إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى قَالَتْ فَقُلْتُ مِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ ذَلِكَ فَقَالَ أَمَّا إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِينَ لَا وَرَبِّ مُحَمَّدٍ وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى قُلْتِ لَا وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ قَالَتْ قُلْتُ أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَهْجُرُ إِلَّا اسْمَكَ

"Sesungguhnya aku benar-benar tahu saat engkau ridla padaku dan saat engkau marah padaku." Aisyah berkata; Aku bertanya, "Dari mana Anda mengetahui hal itu?" maka beliau pun menjawab: "Jika kau ridla terhadapku maka engkau berkata, 'Demi Rabb Muhammad.' Namun bila kamu sedang marah padaku, maka kamu berkata, 'Tidak. Demi Rabb Ibrahim.'" Aku pun berkata, "Demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak meninggalkan namamu." (HR.Bukhori Muslim)

Kata penulis :
وهذا أدب منها رضي الله عنها في تعبير عن غضبها، وقلبها مملوء بمحبته صلى الله عليه وسلم

"Ini adalah bentuk adab Aisyah Radhiyallahu Anha kepada Nabi shalallahu alaihi wa sallam dlm mengungkapkan perasaan marahnya, padahal hatinya penuh kecintaan terhadap Nabi shalallahu alaihi wa sallam"

Kitabnya terlalu keren utk diulas secara singkat silahkan yg mau download ini link pdfnya
http://iqra.ahlamontada.com/t67-topic

#cintaiistri#cintaikeluarga#marahpunadafikihnya

Ustadz Waskito Adjie Nugroho
Pernah belajar di lipia

Jangan engkau membangunkannya

JANGAN ENGKAU MEMBANGUNKANNYA

الفتنة نائمة لعن الله من أيقظها

(Jika) Kekacauan itu tertidur maka terlaknatlah orang yang membangunkannya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

«والفتنة إذا وقعت عجز العقلاءُ فيها عن دفع السفهاء

Dan Jika kekacauan itu sudah terjadi maka orang yang berakal tak akan mampu menahan (beringasnya) orang2 yang bodoh. (Muhtashar minhajussunnah: 281)

Syaikh al-Khamis hafizahullah berkata:

الحرب - وإلعياذ بالله - إذا اشتعلت لا يستطيع أحد أن يوقفها

Jika api peperangan itu telah menyala maka tak seorang pun mampu menghentikannya... (Utsman al-Khamis, Hikbah minat tarikh (Kairo: Dar Risalah, 2011), hal. 129).

Siapa yang mampu meredam gejolak suriah?
Siapa yang mampu memadamkan api peperangan di Yaman?

Hanya Allah....

Jangan engkau coba2 membangunkan fitnah jika dia sedang tertidur, karena jika dia terbangun tak ada yang mampu menghentikannya selain Allah...

Bukankah dahulu Thalhah, zubair dan Ali radhiyallahu 'anhum tak mampu meredakan gejolak perang Jamal????

Imam Bukhari mencatumkan syair umru' al-Qois:
 
الحرب أول ما تكون فتية ------ تسعى بزينتها لكل جهول
 
حتى إذا استعرت وشب ضرامها---عادت عجوزا غير ذات    حليل
 
شمطاء ينكر لونها تغيرت ----مكروهة للشم والتقبيل

Perang pertama-tama tampak seperti gadis rupawan ----- berjalan berhias tuk menarik Setiap orang bodoh

Hingga jika telah menyala dan apinya berkobar-kobar --- gadis itu menjadi perempuan  tua yang tak lagi menarik

Rambutnya beruban, kulitnya sudah berubah  keriput dan baunya sudah tak sedap untuk dihirup dan dicium

( Imam Bukhari, Shahih Bukhari kitab al-Fitan sebelum hadits: 7096)

Semoga Allah menjaga negeri ini....

Ustadz Fadlan fahamsyah

Pengaruh buruk maksiat bagi suatu negeri

PENGARUH BURUK MAKSIAT BAGI SUATU NEGERI
.
✍🏻 Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata:
.

والله إن المعاصي لتؤثر في أمن البلاد وتؤثر في رخائها واقتصادها وتؤثر في قلوب الشعب .
.
"Demi Allah, sungguh maksiat-maksiat itu akan berpengaruh buruk kepada keamanan suatu negeri, berpengaruh kepada kemakmurannya, perekonomiannya, berpengaruh buruk kepada hati-hati masyarakatnya."
.
(Atsar Al-Ma'aashi hal 12)
.
#maksiat #demo #syirik #fawaid #nasehat #kliksunnah #freeshare

Sifat fitnah

#Sifat Fitnah#

1. Ia terlihat indah di awalnya.

Sufyan bin Uyainah berkata dari Kholaf bin Hausyab: Dahulu mereka suka membawakan sya'ir ini di saat terjadi fitnah:
الحرب أول ما تكون فتية
perang (fitnah) itu di awalnya bagaikan gadis
تسعى بزينتها لكل جهول
yang memperlihatkan kecantikannya bagi orang yang bodoh
حتى إذا استعلت وشب ضرامها
Sehingga ketika fitnah telah menyala dan menjadi besar
ولت عجوزا غير ذات حليل
Ia berubah menjadi janda yang tua
شمطاء ينكر لونها وتغيرت
Rambutnya memutih dan warna kulitnya berubah
مكروهة للشم والتقبيل
baunya tak enak dan tidak enak dicium.
(Shahih Bukhari)

Fitnah di awalnya terlihat indah dan cantik, menggunakan nama nama yang indah atas nama amar ma'ruf nahi munkar atau lainnya. Sehingga orang orang yang tak berilmu tertipu dengannya.

2. Fitnah menghilangkan akal lelaki yang cerdas.

Abdullah bin Mas'ud berkata: "Aku mengkhawatirkan fitnah atas kalian bagaikan asap. hati seseorang mati padanya sebagaimana mati badannya. (Kitab Fitan karya Nu'aim bin Hammad no 117)

Karena fitnah itu diberikan slogan slogan yang mentereng sehingga akalpun hilang dan yang berbicara adalah perasaan dan emosi.

3. Ia amat cepat menjadi besar sehingga sulit dipadamkan.

Syaikhul Islam ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
Fitnah apabila telah menyala membuat lemah orang orang yang berakal untuk mencegah orang orang yang lemah akalnya. (Minhajussunnah 4/343)

Maka berhati hatilah saudaraku dari fitnah..
jangan dahulukan perasaan dan emosi..
tanyalah para ulama kibaar sebelum bersikap..
Lihatlah dengan hati yang bening dan ilmu yang dalam..

Ustadz badrusalam lc

Etika ketika membawa anak ke masjid

Demikian sebagian dari etika membawa anak ke masjid.

Imam Ibnu Taimiyyah berkata:
Seharusnya masjid dijaga dari segala hal yang dapat menjadi gangguan, terutama gangguan bagi jamaah yang mendirikan sholat di dalamnya, termasuk dari suara anak anak yang berteriak teriak ketika mereka berada di dalam masjid, demikian pula dari anak anak yang mengotori tikar masjid atau mengotori bagian masjid lainnya, Terutama bila kegaduhan mereka Lakukan ketika ibadah sholat sedang berlangsung, tentu itu termasuk kemungkaran yang besar.

( Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah 22/ 204 )

Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri Ma

Kamis, 26 September 2019

Ibnu Abbas aku tidak tahu amalan apakah yg bisa mendekatkan diri kepada Allah melebihi berbakti kepada ibu

Atha bin Yasar meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, bahwa ada lelaki yang mengadukan: “Aku meminang wanita, tetapi ia menolakku. Dan ada lelaki lain meminangnya, dan wanita itu menginginkannya. Aku pun cemburu, dan aku bunuh dia. Apakah aku masih punya kesempatan bertaubat?” Ibnu ‘Abbas bertanya: “Apakah ibumu masih hidup?” Jawabnya,”Tidak.” (Ibnu Abbas pun berkata): “Kalau begitu, bertaubatlah kepada Allah dan berbuat baiklah sebisamu.” Aku bertanya kepada ‘Ibnu ‘Abbas : “Mengapa engkau bertanya tentang ibunya?” Ia menjawab,”Aku tidak mengetahui ada amalan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah melebihi bakti kepada ibu.” [Shahihah, 2.799].

Read more https://almanhaj.or.id/3073-baktimu-kepada-orang-tua.html

Peran ilmu nahwu dalam menjaga aqidah

Peran ilmu nahwu dalam menjaga aqidah.

قال لنْ تَرانِي

"Allâh berfirman: engkau tidak akan sanggup melihat-Ku".

Mu'tazilah menjadikan ayat ini sebagai dalil untuk mengingkari "Ru'yah Allâh di dunia dan akhirat", alasannya karena huruf (لنْ) pada ayat ini memberikan faedah (النَّفْي المُؤَبَّد) yaitu, "Penafian yang kekal" sebagaimana disebutkan oleh az-Zamakhsyariy, sehingga konsekuensinya Allâh -Tâ'âlâ- tidak bisa dilihat untuk selamanya, hal ini tentu sangat bertentangan dengan aqidah salaf, maka diantara ulama ada yang memberikan bantahan dari sisi nahwu, diantaranya Ibnu Hisyâm -Rahimahullah- berkata:

Bahwa لن tidak memberikan faedah (توكيد النفي) yaitu, "Penegasan Penafian", dan juga tidak memberikan faedah (تأبيد) yaitu, "kekekalan", berbeda dengan klaim az-Zamakhsyariy di dalam al-Kasyâf dan Anmûdzaj-nya, keduanya hanyalah klaim tanpa dalil. Sebab, jika memberikan faedah (تأبيد) maka tidak perlu penafiannya ditaqyid dengan kata (اليوم) pada firman Allâh -Ta'âlâ-:

فلن أُكَلِّمَ اليومَ إنْسِيَّا

"Maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini."

(Maksudnya, penyebutan (اليوم)  menunjukkan bahwa penafian dengan (لن) tidak bermakna (تأبيد) tapi terbatas pada hari itu saja. Pent).

Begitu juga tidak perlu penyebutan (أبدا) pada firman Allâh -Tâ'âlâ-:

ولنْ يَتَمَنَّوهُ أَبدًا

Sebagai pengulangan, karena asalnya tidak ada.

(Maksudnya, adanya pengulangan kata أبدا menunjukkan bahwa (لن) tidak bermakna (تأبيد) jikalau bermakna (تأبيد) niscaya tidak perlu adanya pengulangan kata (أبدا). Pent).

Ibnu Mâlik -Rahimahullah- berkata:

ومن رأى النفي بـ(لن) مُؤَبَّدا
. . . . . . . فقوله اردد وسواه فاعضُدا

"Siapa saja yang berpendapat penafian dengan (لن) bermakna penafian selamanya, maka tolaklah pendapatnya dan kuatkan pendapat selainnya."

Maka disini kita mengetahui bahwa bahasa Arab memiliki peran penting dalam membentengi aqidah salaf dari pemahaman sesat, oleh karena itu Syaikh Ahmad bin Umar al-Hazimi -Rahimahullah- berkata:

قوتك في فهم الكتاب والسنة على قدر قوتك في فهم لسان العرب

"Kuatnya pemahamanmu atas Al-Qur'an dan as-Sunnah tergantung seberapa kuat dirimu memahami bahasa Arab."

Wallahu A'lam.

Boyolali 26 al-Muharram 1341.H. Mudzakarah bersama Ustadzy Ibnu Majah -Hafidzahullahu-.

Abu Ibrahim yusuf

Senin, 23 September 2019

Jika hati terpaut cinta selain Allah akan tersiksa dengan tiga hal

Ibnul Qayyim al Jauzy rahimahullahu pernah mengutarakan :

كل من أحب شيئاً غير الله عذب به ثلاث مرات : في هذه الدار ، فهو يعذب به قبل حصوله حتى يحصل ، فإذا حصل عذب به حال حصوله بالخوف من سلبه وفواته ، والتنغيص والتنكيد عليه وأنواع المعارضات ، فإذا سلبه اشتد عذابه عليه ، فهذه ثلاثة أنواع من العذاب في هذه الدار

“Seseorang yang hatinya terpaut dengan selain Allah maka akan tersiksa dengan tiga hal :

Pertama, ia akan menderita sampai apa yang ia cintai menjadi miliknya;

Kedua, kalaupun sudah memilikinya, hatinya tak akan tenang karena khawatir kehilangannya;

Ketiga, lebih-lebih ketika hal tersebut hilang darinya, perihnya tak akan terkira;

Ketiga hal ini yang akan dialami oleh seorang di dunia ini jika menautkan kecintaan kepada selain-Nya.

(Al Jawaab al Kaafy 51)

https://bissalam.wordpress.com/2019/06/24/kecintaan-kepada-selain-allah-akan-membawa-kepada-penderitaan/

Minggu, 22 September 2019

Nasehat bagi para pemimpin kaum muslimin

NASIHAT BAGI PARA PEMIMPIN KAUM MUSLIMIN⁣

Imam Ibnu ash-Sholah -rahimahullah- berkata,⁣

“Nasihat bagi para pemimpin kaum muslimin adalah dengan membantu mereka dalam kebenaran, menaati mereka di dalamnya, mengingatkan mereka terhadap kebenaran, memberikan peringatan kepada mereka dengan lembut, menjauhi pemberontakan kepada mereka, mendoakan taufik bagi mereka, dan mendorong orang lain (masyarakat) untuk juga bersikap demikian”.⁣

(lihat Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam, Hal. 103)⁣
__________________⁣⁣⁣
kontakk.com/@indonesiabertauhid
__________________⁣⁣⁣
♻ Silakan disebarluaskan⁣⁣⁣
#indonesiabertauhid

Orang alim dan orang bodoh yg sama sama celaka

ORANG ALIM DAN ORANG BODOH YANG SAMA-SAMA CELAKA

Orang yang berilmu, bisa saja menjadi orang yang celaka dan binasa, apabila ilmunya dibiarkan mengendap, tidak diajarkan kepada orang yang bodoh.

Orang yang bodoh pun bisa celaka dan binasa, apabila tidak mau menerima ilmu yang diajarkan orang yang berilmu.

Berkata Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

ويل للعالم إذا سكت عن تعليم الجاهل وويل للجاهــل ، إذا لم يقبــل . المستدرك على المجموع ٢٨١/٢

" Celakalah bagi orang yang berilmu apabila dia diam dari mengajarkan (ilmunya) kepada orang yang bodoh. Dan celaka pula bagi orang yang bodoh yang tidak mau menerima ilmu (dari orang yang berilmu). ". (Al Mustadrok 'alal Majmu' 2/281).

AFM

Berteman dengan pelaku maksiat lebih baik dari pada berteman dengan ahli bid'ah

BERTEMAN DENGAN PELAKU MAKSIAT LEBIH BAIK

Duduk, berteman, berjalan dan mengobrol dengan pelaku maksiat dari kalangan ahlussunnah itu lebih baik dari duduk-duduk, berteman,  berjalan dan mengobrol dengan tokoh ahlul bid'ah yang menyebarkan kebid'ahannya. Pelaku maksiat tidak akan merusak agama, sedangkan pelaku bid'ah merusak agama.

Ini bukan berarti duduk dan berteman akrab dengan pelaku maksiat, tidak berbahaya, tentulah  berteman dengan orang-orang shaleh dari kalangan ahlussunnah itu lebih baik,  namun jika dibandingkan antara berteman dengan ahlu maksiat dan ahlul bid' ah, maka berteman dengan ahlu maksiat itu lebih baik.

Berkata Al Imam Al Barbahari rahimahullah

وإذا رأيت الرجل ردىء الطريق والمذهب، فاسقا فاجرا صاحب معاص ظالما وهو من أهل السنة.. فاصحبه واجلس معه فإنه ﻻتضرك معصيته. وإذا رأيت الرجل عابدا مجتهدا متفشقا محترفا باالعبادة صاحب هوى فلاتجلس معه وﻻتسمع كلامه وﻻتمشى معه فى طريق فإني ﻻآمن أن تستحلى طريقه فتهلك معه..

“Jika engkau melihat seorang yang rendahan,seorang fasiq,fajir,pelaku maksiat dan zalim namun ia ahlus sunnah. Maka bertemanlah dengannya dan duduklah bersamanya karna kemaksiatanya tidak akan membahayakanmu..

Tetapi jika engkau melihat seorang yang Abidh, bersemangat,serta ahli dalam ibadah ternyata ia shahibul hawa. Maka janganlah engkau duduk denganya dan jangan dengarkan ucapanya serta jangan engkau berjalan bersamanya dalam satu jalan, karna sungguh aku khawatir jika itu terjadi engkau akan binasa bersamanya.”(Syarhus sunnah).

AFM abu Fadhel Majalengka
Pembahasan ini juga pernah di bahas oleh ustadz ammi nur bait dalam kajian kitab lamuduril mantsur min qoulil matsur di mushola Al ikhlas sendowo tiap hari Senin habis magrib sampai isya

Ibnul Jauzi menulis Minhaj Al qoshidin ringkasan dari ihya Ulumuddin

Semalam saya kembali memulai lagi pembacaan buku "Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin"bersama 4 sahabat, karena marhalah atau jenjang kajian intensif mereka sudah sampai pada level itu.

Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin adalah buku tazkiyah an-nafs atau tasawuf klasik yang ringkas tapi paling lengkap. Ia merupakan ringkasan atau intisari dari buku Minhaj Al-Qashidin karya Ibnul-Jauzi rahimahullah.

Sedangkan Minhaj Al-Qashidin adalah ringkasan dari Kitab Ihya` 'Ulumuddin setelah menghilangkan banyak kesalahan serta hadis-hadis palsu dan munkar darinya, sebagaimana penuturan Ibnul-Jauzi sendiri di mukadimahnya.

Uniknya, Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin yang merupakan inti dari intinya Kitab Ihya` 'Ulumuddin, diringkas lagi oleh salah seorang penulis kontemporer, Muhammad Al-Garsiy, dengan judul "Manhaj Al-Qashidin Tahdzib Mukhtashar Minhaj Al-Qashidin."
Ustadz Maulana la eda lc

Dari indonesia aku belajar

📜 Perjalanan di Kereta Api

Dalam perjalanan kami dr Jember ke Surabaya, di belahan timur pulau Jawa, Indonesia...
Kami merasakannya sbg perjalanan yg menyenangkan. Menyaksikan banyak sungai dan pepohonan yg beraneka ragam sepanjang mata memandang... sebuah keindahan yg menggembirakan jiwa, melapangkan dada, dan menyegarkan mata...

Pemandangan demikian indah yang menjadikan anda senantiasa bertasbih dan bertahmid... maha suci Allah Sang Pencipta segala keindahan ini, Yang senantiasa memelihara segala ciptaannya...

🌹 Dari Indonesia aku belajar...
-Sikap tawadhu' yg tulus tanpa dibuat-buat
-Bekerja tanpa menimbulkan kegaduhan
-Dan mengatur segala sesuatu dengan tenang.

Dari negeri yg luas ini, aku belajar bagaimana kemampuan Islam utk menarik lebih banyak lagi bangsa2 di dunia yang cinta damai...

Islam masuk ke Indonesia sejak dini melalui para saudagar dan da'i yg mukhlis. Indonesia masuk ke pangkuan Islam lewat dakwah, bukan lewat darah yang tertumpah.
Jumlah umat Islamnya kini mencapai 230 juta !

🌹Dari Indonesia aku belajar...
- Utk yakin dan tidak perlu mengkhawatirkan masa depan Islam, sebab Allah Ta'ala pasti menjaga dien-Nya...
- Bahwasanya dien ini memiliki daya tarik sendiri yang tidak dapat dihentikan oleh kekuatan apapun di muka bumi...

🌹Dari Indonesia aku belajar...
-Bahwa kita (orang Arab) memiliki aset kekayaan yang melimpah berupa bangsa2 yang mencintai kita, yang tulus bersama kita, dan ikhlas dalam memperjuangkan agama kita...

🌹Dari Indonesia aku belajar...
-Bagaimana cinta yg tulus kepada agama ini dan ikhlas dalam berkhidmat kepadanya...
Akupun malu terhadap diri sendiri: saat melihat betapa besar cinta mereka kepada kita dan betapa sering kita mengabaikan mereka...
Ketegaran mereka diatas agama setegar pohon kelapa yang tumbuh di tanah mereka...
Sedangkan keluwesan mereka dalam bermuamalah seluwes pohon rotan yang ada di hutan mereka.. luwes tanpa patah...
Kecintaan mereka terhadap Islam seperti cintanya padi terhadap air... yg tertanam di sawah2 mereka...

🌹Dari Indonesia aku belajar...
Bahwa agama Islam yg  memuliakan kita dan tersebar di negeri yang baik ini: mirip dengan pohon mangga dari sisi manis dan lezatnya, maupun dari sisi perkembangannya yg cepat dan perawatannya yg mudah...

🌹Saat di Indonesia aku jadi teringat, betapa bijaknya sudut pandang Prof. Dr. Adnan Al Bekheit, rektor Univ. Al Bait (Yordania) -tempatku mengajar selama 5 tahun- bagaimana tekad beliau menjadikan bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa dunia Islam yg wajib dipelajari oleh mahasiswa sebelum diwisuda...
Sekarang baru jelas bagiku bahwa bahasa Melayu adalah bahasa resmi bagi lebih dari 300 juta muslim di dunia...

Prof. Dr. Abdussami' Al Anies, Ahad pagi 23 Muharram 1441 H
Translated by Sufyan Baswedan

_____________

Teks Asli

‏⚘رحلة القطار
في طريقنا من جمبر إلى سورا بايا
في الجانب الشرقي من جزيرة جاوة إندونيسيا…
كانت رحلة ممتعة، وكانت رؤية الأنهار الكثيرة، والأشجار المتنوعة على مد البصر، جمال يبهج النفس، ويشرح الصدر، ويسر الأعين..
مناظر تدفعك أن تلهج طول الرحلة التي امتدت أربع ساعات بسبحان الله بحمده، سبحان الخالق العظيم الذي أبدع هذا الجمال، القيوم على كل أموره وشؤونه..

⚘تعلمت من إندونيسيا
التواضع بلا تكلف..
والعمل من غير ضجيج
والتنظيم بهدوء..
تعلمت من هذا البلد الكبير قدرة الإسلام على كسب المزيد من الشعوب المحبة للسلام..
دخلها الإسلام مبكِّراً بواسطة التجار والدعاة المخلصين، وكان فتحها فتح دعوة وليس فتح قتال وسيف.
وعدد المسلمين اليوم (٢٣٠) مليون!

⚘تعلمت من إندونيسيا..
درس اليقين بأن لا خوف على مستقبل الإسلام..
وأنَّ الله سبحانه حافظ دينه..
وأنَّ هذا الدين يمتلك قوة من الجاذبية الذاتية لا تستطيع أي قوة في الأرض أن توقفه..

⚘تعلمت من هذا البلد أننا نمتلك -نحن العرب- رصيدا هائلاَّ من الشعوب المحبة لنا، الصادقة معنا المخلصة لديننا..

⚘تعلمت من إندونيسيا
درس المحبة الصادقة لهذا الدين،
والإخلاص في خدمته..
وخجلت من نفسي: وأنا أرى حبهم لنا وإعراضنا عنهم..
وثباتهم على الدين كثبات شجر النارجيل في أرضهم..
وتعاملهم المرن كشجر الخيزران في مزارعهم، مرونة من غير انكسار..
وحبهم للدين كحب الأرز للماء المزروع في بساتينهم..

⚘تعلمت من إندونيسيا
أنَّ هذا الدين الذي أكرمنا الله سبحانه، وانتشر في هذا البلد الطيب: يشبه شجر المانجو في حلاوته، وطيب طعمه، وسرعة انتشاره، وقلة مؤونته..

⚘تذكرت وأنا في إندونيسيا بعد نظر الأستاذ الدكتور عدنان البخيت رئيس جامعة آل البيت، -وقد عملت بها خمس سنوات- كيف أنه جعل اللغة الملاوية إحدى لغات الشعوب الإسلامية التي يلزم الطالب الجامعي أن يدرسها قبل تخرجه..
وقد تبيَّن لي الآن: أن اللغة الملاوية هي اللغة الرسمية لأكثر من (٣٠٠) مليون مسلم في العالم الإسلامي..
أ.د. عبدالسميع الأنيس صباح يوم الأحد (٢٣) محرم (١٤٤١)

Lengkapnya : https://www.sufyanbaswedan.com/perjalanan-di-kereta-api/

Sabtu, 21 September 2019

Tingkatan Cara membaca atau murojaah hafalan Alquran

Membaca atau murojaah hafalan Alquran  meskipun cepat namun tetap menjaga hukum2 tajwid. Dan cara membaca Al-Quran dengan ritme cepat seperti ini dinamakan dengan Al Hadr. Dimana didalamnya tetap menjaga hukum2 tajwid.

Adapun tingkatan membaca Al-Quran ada 3 macam, secara singkatnya:
Tahqiq (pelan)
Tadwir (sedang)
Hadr (cepat)

Ketiganya tetap menjaga hukum2 tajwid.

Ibnul Jazari rohimahulloh berkata :

ويقرأ القران بالتحقيق مع حدر وتدوير وكل متبع
مع حسن صوت بلحون العرب مرتلا مجودا بالعربي

Nb : Sebagian ulama ada yg membuat tingkatan menjadi 4 dengan tambahan : Tartil

Wallahu a'lam

Ustadz Afit iqwanudin mahasiswa S2 uim jurusan Alquran

Penghafal Alquran sejati

::The Real Hafidz Quran::

Penghafal Al-Quran sejati bukanlah mereka yang pernah khatam lalu puas hanya sampai disitu.

Bukan pula mereka yang jarang muroja'ah dan tak pernah istiqomah.

Penghafal Al-Quran sejati adalah mereka yang senantiasa menghiasi hari-harinya dengan muroja'ah. Bagi mereka Al-Quran merupakan santapan harian yg bahkan lebih urgen dari makanan sehari-hari.

Diantara contoh penghafal Quran sejati adalah Syaikh Muhammad Sidiya Walad Ujdud hafidzohulloh, seorang Ulama besar di Mauritania.

Setelah menyelesaikan hafalan pada usia yang terbilang masih belia, beliau tidak lantas berleha-leha ataupun berpesta pora. Sebab beliau tahu betul bahwa perang melawan malasnya muroja'ah baru saja memasuki babak utama. Mari kita simak bersama penuturan beliau sendiri :

"Hari selesainya hafalanku bertepatan dengan masuknya bulan Ramadhan. Aku pun segera membuat jadwal muroja'ah pribadi. Setiap pagi setelah sholat shubuh di masjid, aku akan menuju sebuah pohon yang cukup rindang dan berteduh dibawahnya hingga waktu dhuhur. Selama waktu tersebut aku berhasil murojaah sebanyak 20 juz. Setelah itu aku beristirahat sejenak.

Jadwal selanjutnya adalah menjelang sholat Ashar hingga beberapa menit setelah sholat Isya. Lalu dilanjutkan kembali pada akhir malam. Pada kisaran waktu  tersebut aku berhasil menyelesaikan 20 juz juga. Seperti itulah Allah subahanahu wata'ala mudahkan diriku untuk murojaah sebanyak 40 juz tiap hari di bulan ramadhan.

Alhamdulillah selama bulan romadhon aku dimudahkan untuk bisa mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 40 kali khatam. Dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hafalanku hingga hari ini"

---------------------------------------
Ya, begitulah seharusnya penghafal Al-Quran, tak puas hanya karena telah khatam satu atau dua kali. Akan tetapi selalu haus untuk murojaah Al-Quran hingga akhir hayat nanti.

Semoga Allah subahanahu wata'ala memudahkan kita untuk menjadi penghafal Al-Quran yang sesungguhnya.

Referensi :
Shuwa wa Kuwa, Muhammad Al Mihna

Ustadz afit iqwanudin mahasiswa uim S2 jurusan alquran

Jumat, 20 September 2019

Siapa tahu dia memiliki amalan tulus yg tidak kamu tahu

[Siapa Tahu Dia Memiliki Amalan Tulus Yang Tidak Kamu Tahu]

Perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah-:

وَيُوجد فِي مدعى الْمحبَّة من مُخَالفَة الشَّرِيعَة مَالا يُوجد فِي أهل الخشية

"Ditemukan pada diri orang-orang yang mengaku-ngaku cinta (pada Allah) penyimpangan terhadap Syariat yang mana hal tersebut tidak ditemukan pada orang-orang yang takut kepada Allah Ta'ala." [At-Tuhfah al-Iraqiyyah, hal. 445]

Tidak semua yang mengaku mencintai Allah, di hatinya ada rasa takut kepada Allah. Bahkan, orang yang tidak mengatakan apa-apa tentang dirinya dan tampak sebagai ahli maksiat, jika ia secara hakiki memiliki rasa takut kepada Allah, maka itu jauh lebih baik.

Alkisah, seorang alim dan shalih memiliki tetangga ahli maksiat. Kerap dinasehati dan tetaplah ia bermaksiat. Hingga suatu hari, tetangga fasiq tersebut meninggal. Masyarakat meminta beliau agar mengimami shalat jenazah untuknya. Beliau menolak dan menyatakan bahwa orang ini fasiq. Bahkan beliau tidak berkenan menshalatinya. Tanpa melarang orang-orang untuk menshalatinya.

Pada malam harinya, beliau bermimpi. Dalam mimpinya, ia melihat tetangganya itu sedang shalat dan seolah berada di Surga. Mimpi memang bukanlah dalil qath'i akan kesudahan insan di Hari Akhir atau keadaannya di alam barzakh. Tetapi beliau sangat takjub dengan mimpinya.

Esoknya, beliau mendatangi rumah tetangga itu. Beliau bertanya kepada istrinya tanpa mengabarkan soal mimpi, "Seperti apakah sebenarnya suamimu itu?"

Maka, istrinya menjawab, "Dia sebagaimana yang sudah dikenal. Tetapi ada hal yang biasa dia lakukan (yang tidak dikenal banyak orang). Dia setiap pekan mengumpulkan anak-anak yatim di daerah ini dan menyantuni mereka, lalu biasanya beliau akan berkata kepada anak-anak yatim itu:

'Anak-anak, pamanmu ini banyak dosa. Tolong mohonkan pada Allah agar Allah memaafkan pamanmu ini.'"

Cerita ringkas ini kami sampaikan kemarin di kajian kitab Fawaidul Fawaid, dan saya berharap Allah Ta'ala memaafkan saya, juga saudara-saudaraku kaum Muslimin yang betul-betul ingin kembali ke Allah Ta'ala.

Ustadz Hasan Al Jaizy

Abdurahman bin Hatim berkisah tentang pencarian ilmu

KANTUK, LELAH, PENAT, SERBA KURANG, ITU SEMUA SUDAH BIASA DALAM BELAJAR.

Abdurrahman bin Abī Hātim rahimahullahu berkisah :

كنا بمصر سبعة أشهر، لم نأكل فيها مرقة، كل نهارنا مقسم لمجالس الشيوخ، وبالليل: النسخ والمقابلة.
قال: فأتينا يوما أنا ورفيق لي شيخا، فقالوا: هو عليل، فرأينا في طريقنا سمكة أعجبتنا، فاشتريناها ، فلما صرنا إلى البيت، حضر وقت مجلس، فلم يمكنا إصلاحه، ومضينا إلى المجلس، فلم نزل حتى أتى عليه ثلاثة أيام، وكاد أن يتغير، فأكلناه نيئا، لم يكن لنا فراغ أن نعطيه من يشويه.
ثم قال: لا يستطاع العلم براحة الجسد
تذكرة الحفاظ (3/830)

"Kami pernah tinggal di mesir selama 7 bulan. Selama itu, tidak sekalipun kami makan sesuatu yang berkuah. Saat siang kami isi dengan hadir di majelis para guru. Malam tiba hanya berisi kegiatan menyalin dan mengoreksi tulisan kami.

Suatu hari aku dan temanku mendatangi seorang guru, para pelajar mengatakan :

'Beliau sedang sakit'

(Sepulang dari tempat guru tersebut) kami melihat ikan di pasar dan ingin membelinya. Sesampai di rumah, ternyata sudah masuk jadwal kajian guru berikutnya. Kami meletakkan ikan tersebut dalam keadaan belum tersiangi.

Kami kembali lagi ke rumah setelah tiga hari kemudian. Sementara ikan tersebut sudah mulai busuk. Karena tidak ada waktu lagi untuk meminta orang memasaknya, kami pun makan ikan tersebut dalam keadaan mentah"

(Kemudian beliau melanjutkan)

"Ilmu itu tidak diperoleh dengan badan yang santai-santai"

[Tadzkiratul Huffāzh 3/830, teks disalin dari saaid.net]

Kini telah tersedia banyak fasilitas, majelis yang diikuti pun tidak sebanyak para ulama' dulu, jangan sampai badan dibiarkan bermalasan.

Gambar : Suasana Majelis Al Muwattha' bersama Ustadz Hendri Waluyo Lensa hafizhahullahu di STDI Imam Syafi'î Jember.

Kamis, 19 September 2019

Bantahan untuk orang yg sudah sampai derajat makrifat hakikat

JIKA SUDAH SAMPAI DERAJAT/MAKRIFAT/HAKIKAT BOLEHKAH MENINGGALKAN SHALAT?

Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). QS. Al Hijr:99.

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah:
ويستدل على تخطئة من ذهب من الملاحدة إلى أن المراد باليقين المعرفة، فمتى وصل أحدهم إلى المعرفة يسقط عنه التكليف عندهم، وهذا كفر وضلال وجهل، فإن الأنبياء عليهم السلام كانوا هم وأصحابهم أعلم الناس بالله، وأعرفهم بحقوقه وصفاته، وما يستحق من التعظيم، وكانوا مع هذا أعبد وأكثر الناس عبادة ومواظبة على فعل الخيرات إلى حين الوفاة، وإنما المراد باليقين ههنا الموت، كما قدمناه. ولله الحمد والمنة. انتهى
Diambilkan dengan ayat ini dalil atas kesalahan siapa yang berpendapat dari kaum Ateis bahwa maksud dari keyakinan adalah makrifat (pengetahuan tentang Allah), maka kapan salah seorang sampai kepada derajat makrifat gugur atasnya tanggung jawab ibadah, dan ini adalah kekufuran, kesesatan serta kebodohan.
Karena sungguh para nabi alaihimussalam mereka dan para shahabat mereka paling mengenal Allah, dan paling mengetahui hak-hak dan sifat-sifat-Nya, dan segala hal yang berkaitan dengan pengagungan, dengan ini semua mereka (para nabi dan para shahabatnya) adalah orang yang paling taat dan paling banyak beribadah serta selalu mengerjakan kebaikan sampai wafat. Jadi makna sebenarnya dari keyakinan adalah kematian. Dan hanya milik Allah Taala segala pujian dan kesyukuran. selesai.

Kamis, 19 Muharram 1441H
@ahmadzainuddinalbanjary

Syaikh Muhammad bin Umar bazmul amar ma'ruf nahi mungkar itu tujuannya perbaikan

AGAMAKU MENGAJARKAN

Mengetahui kemungkaran itu belum cukup sebagai modal untuk mengingkari, tetapi seorang muslim harus menimbang bahwa pengingkarannya menimbulkan kemungkaran yang lebih besar tidak?

Syaikh Muhammad bin 'Umar  Bazmul -hafidzohullah- berkata :

Amar ma'ruf nahi mungkar itu tujuannya perbaikan, jadi kalau tidak sesuai tujuannya maka itu kerusakan dan kemungkaran

Rela dengan kemungkaran yang lebih kecil itu ditekankan, sehingga terkadang meninggalkankan nahi mungkar itu ma'ruf dan bernahi mungkar itu mungkar.

Nur Hadi nugroho

Rabu, 18 September 2019

Apa Urgensi Pelajaran Siroh Nabi bagi seorang muslim?

Apa Urgensi Pelajaran Siroh Nabi bagi seorang muslim?

Berkata Cicit Nabi Shalallahu alaihi wasallam, Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib:
كنا نعلم مغازي النبي صلى الله عليه وسلم كما نعلم السورة من القرآن [الجامع لأخلاق الراوي وآداب السامع]
" Dahulu kami diajarkan tentang Perjalanan Hidup Nabi sebagaimana kami diajarkan membaca surat-surat Al Qur'an ".

Berkata Ibnul Jauzi -rahimahullah- didalam "shaidul Khathir":
رأيت الاشتغال بالفقه وسماع الحديث لا يكاد يكفي في صلاح القلب إلا أن يمزج بالرقائق والنظر في سير السلف الصالح
" Aku melihat bahwasannya sebatas mempelajari fiqh dan mendengarkan hadits tidak cukup untuk memperbaiki hati seseorang, sampai dia menggabungkan hal tersebut dengan Ilmu Raqaiq (Tazkiyatunnafs) dan mempelajari perjalanan hidup pendahulu yang Shalih".

Dan sebaiknya-baik salaf adalah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam.

In Syaa Allah nanti malam di Cibubur Mansion

Ustadz Cecep nurohman
Alumnus syariah lipia
Mahasiswa S2  Ushul fiqh lipia

Selasa, 17 September 2019

Imam Ahmad berkata Meninggalkan Sholat witir dengan sengaja ia buruk dan persaksian tidak di terima

# Yakin Masih Mau Menyepelekan Sholat Witir? #

Berkata Al Imam Ahmad Bin Hambal رحمه الله:

"من ترك الوتر عمدا فهو رجل سوء ، ولا ينبغي أن تقبل له شهادة "

"Siapa yang meninggalkan Sholat Witir DENGAN SENGAJA, maka ia adalah seseorang yang BURUK, dan tidak sepatutnya persaksiannya diterima". [Al Mughni 1/827, cet. Daarul Fikr - Bairut]

Muhammad Aziz El iman
Alumnus universitas Ibnu Suud

Minggu, 15 September 2019

Allah menakuti nakuti kalian dengan neraka bukan dengan kemiskinan

#Wasiat Al Imam Hatim Al Asham rahimahullah :

لَا تَخَافَنَّ الْفَقْرَ فَإِنَّ اللَّهَ خَوَّفَكَ بِالنَّارِ وَلَمْ يُخَوِّفْكَ بِالْفَقْرِ

"Janganlah kalian takut miskin, sesungguhnya Allah menakut nakuti kalian dengan neraka dan bukan dengan kemiskinan". (al fawaid wal akhbar, Ibnu Hamakan Al Hamadzani hal. 152 no. 62).

sebagaimana firman Allah :

فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

"Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu" (Qs. al baqarah : 24)

sabda Nabi shallallahu alaihwasallam :

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَن لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمةٍ طَيِّبةٍ

"Takutlah kalian terhadap api neraka meski hanya bersedekah dengan setengah biji kurma, jika tidak ada maka dengan perkataan yang baik". (HR. Bukhari no. 6539 dan Muslim no. 1016).

#Semoga kita senantiasa dijauhkan oleh Allah dari api neraka.

Ustadz muhamad Alif lc

Ilmu waqof dan ibtida dalam surat Al fatihah

Surat Al-fatihah merupakan surat yang paling banyak dibaca oleh seorang muslim setiap harinya. Sebab sholat seseorang tidaklah dianggap sah kecuali ia membaca surat yang juga bernama Ummul Quran ini.

Namun tahukah anda bahwa ada satu ayat dalam surat ini yg cukup mendapat perhatian khusus dalam ilmu waqof & ibtida??, yaitu :

صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّاۤلِّینَ

Sebagian orang berhenti pada lafadz (صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ) saat membacanya, sedang yg lain membacanya langsung satu ayat tanpa berhenti. Mana yg lebih tepat??

Para ulama menjelaskan bahwa yg lebih tepat adalah kita membacanya tanpa berhenti, alias menyelesaikan satu ayat dengan satu nafas. Adapun alasannya ialah :

Pertama : Lafadz (غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّاۤلِّینَ) memiliki kaitan yg amat kuat dengan lafadz sebelumnya. Dalam ilmu nahwu, lafadz (غير) memiliki kedudukan sebagai (نعت) atau (بدل) dari lafadz sebelumnya, yg intinya ia merupakan sifat penjelas dari orang-orang yg disebutkan pada potongan ayat sebelumnya.

Dan terdapat sebuah kaidah dalam ilmu waqof & ibtida bahwa antara (نعت/بدل) dan lafadz yg dijelaskan tidak boleh dipisah, kecuali jika keduanya terpisah dalam 2 ayat berbeda.

Kedua : Dalam riwayat Hafs, ayat :

صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّاۤلِّینَ

merupakan SATU AYAT dari awal hingga akhir, oleh sebab itu kita dianjurkan untuk tidak berhenti ditengah-tengah. Hal berbeda akan terjadi jika kita membaca dengan riwayat Warsy, sebab dalam riwayat Warsy

صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ

satu ayat (ayat keenam), dan :

غَیۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَیۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّاۤلِّینَ
ayat ketuju.

Hal ini terjadi lantaran dalam mushaf riwayat Warsy, basmalah pada surat Al-fatihah tidak terhitung satu ayat. Oleh sebab itu, jika kita membaca dengan Riwayat Warsy maka kita bisa berhenti pada lafadz (صِرَ ٰ⁠طَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمۡتَ عَلَیۡهِمۡ ), karena ia adalah satu ayat sendiri.

(Lihat kolom komentar untuk gambar mushaf Riwayat Warsy)

Wallahu a'lam

Referensi :

Al Muktafa fil waqfi wal ibtida, Abu 'Amr Ad Dani

Ustadz Afit iqwanudin mahasiswa universitas Islam Madinah S2 qiroat Al Qur'an

Menggantungkan tasbih di mobil

#Subhah_Tasbih

🔰As Syaikh Al 'Allamah Shalih Al Fauzan hafidzahullah pernah ditanya.

مَا حُكْم تَعْلِيقِ المِسبحَةِ فِي السَّيّارَةِ؟

فَأجَابَ:
لَا؛ لَا تُعلِّق بِالسّيَّارةِ ولَا تَستَصحِبهَا مَعكَ دَائمًا ، وَفيهَا إِشْكالٌ يَعنِي لِأنَّهَا صَارَتْ شِعَار صُوفِي عِندَ الصُوفِيّة ، فَاتْرُك هذِهِ المِسْبحَة.. سَبِّح بِأصَابعِك يَا أَخِي . نعم.

(Apa hukum menggantungkan tasbih di mobil)?

Beliau menjawab : "Jangan!, jangan engkau gantungkan di mobil jangan pula engkau selalu membawanya, karena tasbih merupakan syiar (ciri khas) sufi bagi kaum sufiyah. maka tinggalkan tasbih ini. bertasbihlah dengan jari jemarimu wahai saudaraku".
💿Syarah Mukhtashar Zaadul Ma'ad, no. kaset, 62.

-----------------
📝Solo/15/09/19

Ustadz Muhammad Alif lc
Pengajar ponpes imam Bukhori solo

Sabtu, 14 September 2019

Kasih sayang Allah dan hambaNya

Kasih Sayang Allah dan Hamba-Nya

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من لا يرحم الناس لا يرحمه الله (متفق عليه)

Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam bersabda, "Barangsiapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Secara gamblang hadits ini menunjukkan bahwa orang yang tidak menyayangi manusia ia tidak akan disayangi Allah. Siapa yang menyayangi manusia maka Allah akan menyayanginya.

Di antara bentuk kasih sayang yang ada dalam hati seorang hamba adalah:

Ia suka jika kebaikan akan sampai dan meliputi makhluk Allah umumnya dan kaum mukmin khususnya. Sebaliknya, tidak suka jika keburukan dan bahaya menimpa mereka.

(Bahjah Qulub Abrar, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa'di, hal 175-177)

-------------------------------------------------------------------------------

Boleh dishare seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh :
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & kampus dakwah Utsman dibawah bimbingan Ust. Anton Abdillah Al Atsary.

Ibnu Taimiyah berkata Ibu segala kebaikan

IBU SEGALA KEUTAMAAN⁣

Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata,⁣

"Ibu segala keutamaan adalah : (1) Ilmu, (2) Agama, (3) Keberanian, (4) Kedermawanan.."⁣
- Minhajus Sunnah, 379/6⁣

Perhatikan 4 hal ini, dari sinilah lahir beragam kebaikan..⁣

---⁣

Follow IG kami,⁣⁣⁣⁣
@masjidmpd - Official Account MPD⁣⁣⁣⁣
@mpdtv - Akun Video MPD⁣⁣⁣⁣
@mpd.peduli - Akun MPD Peduli⁣
@mpdstore - Gerai Online MPD⁣⁣
⁣⁣

SIAPA YANG BERHAK UNTUK MENJADI IMAM..?

🍀 SIAPA YANG BERHAK UNTUK MENJADI IMAM..? 🍀
.
Alhamdulillah.. wash-sholaatu was-salaamu ‘alaa Rosuulillah…
.
Kita lanjutkan fiqihnya…
.
⚉  Siapa Yang berhak untuk menjadi Imam…
.
Dari Abu Mas’ud al Anshori rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,
.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ فَإِنْ كَانُوا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوا فِى السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِى الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا وَلاَ يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِى سُلْطَانِهِ وَلاَ يَقْعُدْ فِى بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
.
“Yang menjadi imam dari suatu kaum adalah ‘yang paling qori’ terhadap kitabullah (yang dimaksud dengan ‘yang paling qori’, yaiu yang paling banyak hafalan Al Qur’an nya), apabila dalam hafalan sama maka yang paling alim tentang sunnah Rosullullah shollallahu ‘alayhi wasallam, apabila mereka dalam pengetahuan sunnahnya sama maka yang paling dahulu hijrah, apabila dalam hijrahnya sama maka yang paling dahulu masuk islam, dan janganlah seseorang menjadi imam orang lain dalam kekuasaannya dan janganlah duduk dirumahnya di tempat yang menjadi kekhususan buat dia kecuali atas izinnya.” [HR Imam Muslim]
.
Hadits ini menunjukkan bahwa yang paling berhak menjadi imam adalah yang paling banyak hafalan Al Qur’annya… tentunya bukan sebatas banyaknya, tapi juga tajwidnya benar. Adapun kalau tajwidnya hancur sehingga merubah makna-makna ayat Al Qur’an maka tidak boleh ia menjadi imam. Kalau ternyata dalam hafalan sama, maka yang paling berilmu tentang sunnah.
.
⚉  Bagaimana kalau ternyata ada dua orang… yang satu lebih banyak hafalannya… si A lebih banyak hafalannya dari si B, tapi si B lebih paham tentang sunnah dari si A… mana yang didahulukan ?
.
Jawab
Tentu si B yang lebih didahulukan.
.
Mengapa demikian ? Karena didalam sholat butuh kefaqihan.
.
Sebatas banyak hafal tapi tidak faqih, yang tidak paham tentang sunnah Nabi shollallahu ‘alayhi wasallam, disaat ia melakukan kesalahan ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat.
.
Maka tentu mereka yang paham tentang sunnah, lebih didahulukan sebagaimana juga disebutkan dalam riwayat yang lain.
.
Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersabda,
.
أخاف على أمتي ﻧﺸﺌﺎ ﻳﻨﺸﺄﻭﻥ ﻳﺘﺨﺬﻭﻥ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻣﺰﺍﻣﻴﺮ
ﻳَﺘَّﺨِﺬُﻭﻥَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻣَﺰَﺍﻣِﻴﺮَ ﻳُﻘَﺪِّﻣُﻮﻥَ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻢْ ﻟِﻴُﻐَﻨِّﻴَﻬُﻢْ ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﻗَﻠُّﻬُﻢْ ﻓِﻘْﻬًﺎ
.
“Aku khawatir atas umatku 6 perkara… (yang ke 6) adanya pemuda pemuda yang menjadikan Al Qur’an sebagai seruling-seruling.”
.
Maksudnya pemuda-pemuda tersebut hanya memperhatikan kemerduan suaranya saja.
.
Kata Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam, ‘mereka menyuruh seseorang bukan yang paling faqih diantara mereka, mereka menyuruh menjadi imam hanya sebatas untuk menyanyikan Al Qur’an saja.’
.
Lihat Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam mengatakan bukan orang paling faqih yang disuruh menjadi imam.
.
⚉  Kalau ada dua orang… yang satu banyak hafalannya dan yang satu lagi lebih faqih kepada sunnah Rosullullah shollallahu ‘alayhi wasallam, maka yang lebih faqih didahulukan.
.
⚉  Tapi kalau ada orang yang hafalan Al Qur’annya banyak dan ia faqih, tentu itu yang paling didahulukan.
.
Kemudian beliau menyebutkan hadits dalam Sunan Abi Daud, kata Abu Mas’ud,
.
“Dan aku waktu kecil/pemuda banyak hafalan Al Qur’an, lalu ayahku membawaku kepada Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam bersama utusan dari kaumnya, lalu Rosullullah shollallahu ‘alayhi wasallam mengajarkan mereka sholat, hendaklah yang mengimami kalian yang paling banyak hafalannya dan aku yang paling banyak hafalannya karena aku yang banyak hafalannya aku hafalkan, maka mereka menyuruh aku maju menjadi imam.”
.
Kenapa ?
Karena mereka dalam keilmuan, semua sama tentang sunnah Rosul shollallahu ‘alayhi wasallam, tapi dalam Al Qur’an ternyata beliau yang paling banyak (hafalannya).
.
Ini semua menunjukkan bahwa hendaknya yang menjadi imam itu yang banyak hafalan Al Qur’annya, yang paham tentang sunnah Rosul shollallahu ‘alayhi wasallam dan faqih.
.
Wallahu a’lam 🌻
.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
.
.
Dari Kitab Fiqih Mausu’ah Muyassaroh, yang ditulis oleh Syaikh Hussain Al Uwaisyah, حفظه الله تعالى
.
.
ref : https://bbg-alilmu.com/archives/41608

As-Syaikh Al-‘Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu Ta’ala menjelaskan beberapa point penting untuk para da'i dan thalibul ilmi dalam berdakwah

الحَمدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللهِ وَعلَى آلهِ وَصَحْبهِ وَمَن تَبِعَهُم بِإِحسَانٍ إلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعدُ :

As-Syaikh Al-‘Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu Ta’ala menjelaskan beberapa point penting untuk para da'i dan thalibul ilmi dalam berdakwah, yaitu :

1.     Hukum berdakwah
2.     Keutamaan berdakwah
3.     Cara menyampaikan dakwah
4.     Tujuan berdakwah
5.     Akhlaq dan sifat seorang da’i

Pertama. hukum berdakwah adalah wajib, sebagaimana firman Allah Ta’ala :

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (Qs. Ali Imran : 104)

Dan firman Allah Ta’ala :

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Qs. An Nahl : 125)

Kedua. Keutamaan berdakwah, terdapat banyak keutamaan bedakwah sebagaimana dalam Al-Quran dan Hadits- hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam. Diantaranya :

Firman Allah Ta’ala :

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?.”(Qs. Fusshilat : 33)

Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa yang mengajak kepada petunujuk (kebaikan), maka baginya pahala semisal dengan orang yang melakukannya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala yang diperoleh orang yang melakukan tersebut, dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa yang semisal dengan orang yang melakukan dosa tersebut, tanpa mengurangi sedikitpun dari dosa yang diperoleh orang yang melakukan tersebut”. (HR. Muslim no. 2674 dari Abu Hurairah radiyallahu anhu)

ketiga. Cara menyampaikan dakwah, disebutkan oleh Allah dalam Al Quran, diantaranya adalah :

firmanNya :

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Qs. An Nahl : 125)

Dan firman Allah Ta’ala :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Qs. Ali Imran : 159)

Keempat. Tujuan dakwah, Syaikh menyebutkan tujuan berdakwah, diantaranya yaitu :

1. Mengeluarkan manusia dari kegelapan syirik menuju cahaya islam dan sunnah.
2. Membimbing manusia menuju Al-Haq.
3. Menyelamatkan manusia dari api neraka.
4. Mengeluarkan manusia dari kebodohan menuju ilmu pengetahuan.
5. Mengajak manusia untuk ta’at kepada Rabbnya dan mengikuti Nabinya shallallahu alaihi wasallam.

Firman Allah Ta’ala :

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّور

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)”. (Qs. Al Baqarah : 257)

Kelima. Sifat dan akhlaq yang harus dimiliki seorang da’i, diakhir pembahasan kitab Syaikh yang mulya menyebutkan tentang akhlaq dan sifat seorang da’i, diantaranya :

1. Harus ikhlas dalam berdakwah.
2. Jelas yang akan didakwahkan berdasarkan ilmu.
3. Lemah lembut dalam berdakwah.
4. Sabar dalam berdakwah dan menghadapi rintangan di medan dakwah.
5. Harus mengamalkan apa yang dia dakwahkan.
6. Mendoakan orang-orang yang didakwahi agar mereka mendapatkan hidayah dan istiqamah diatasnya.

ini merupakan ringkasan dari kitab “ad-da’wah ila Allah wa akhlaqu ad-du’at”.

Semoga bermanfaat bagi penulis, pembaca dan para da’i serta kaum muslimin. waAllahu a'lam

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Alif/Solo/03/03/2017 M