Bagaimana kita sampai derajat orang yang merasa nikmat membaca Al Qur'an hingga enggan untuk memutus bacaannya hingga selesai.
Sebagaimana sahabat Abbad bin Bisyr di sholat malamnya hingga mengabaikan tiga anak panah yang mengenainya.
Sebagian kaum muslimin mengkhawatirkan jika belajar tahsin maka konsentrasinya malah ke tajwid bukan kepada makna ayat, padahal tahapan tahsin hanyalah permulaan,
Bagaimana dia akan nikmat membaca Al Qur'an sedangkan hak tilawah tidak dia tunaikan? bagaimana mungkin dia mencintai sesuatu sedangkan dia tidak perhatian ? itulah tahapan pertama.
setelah dia mahir membaca Al Qur'an terbiasa membaca dengan tartil maka dia akan meningkat tahapan berikutnya tidak lagi fokus ke tajwid mulai sedikit demi sedikit memahami makna ayat, dan mengamalkannya.
Hingga sampai pada tahap karena terbiasa membaca maka dia akan hafal,
ketika seseorang memenuhi semua tahapan tersebut dan dia membaca Al Qur'an dengan ikhlash maka akan mendapati nikmatnya membaca Al Qur'an, dia akan bisa menangis di sholat-sholat malamnya.
Adapun orang yg membaca Al Qur'an sedang dia tidak ikhlash makaust tangisannya palsu, tidak akan merasakan lezatnya bacaan Al Qur'an.
Ustadz Indra gunawan
