Jumat, 21 Juli 2023

melihat begitu semangatnya para penuntut ilmu indonesia

Di antara hal yang membuat syaikh Ibrahim ar-Ruhailiy semangat mendatangi Indonesia, sebagaimana beliau ungkapkan di awal-awal dauroh adalah melihat begitu semangatnya para penuntut ilmu indonesia untuk tetap belajar walaupun telah menyelesaikan jenjang perkuliahan di kampus masing-masing. Beliau mengakui bhw beliau memiliki banyak agenda dan aktifitas namun tetap mengusahakan safar ke Indonesia semenjak 30 tahun yang lalu.

“Ini karena aku melihat semangat tinggi para du’at dan penuntut ilmu di negeri ini. Padahal Indonesia ini jauh sekali. Aku sudah sering diundang berkali-kali walaupun jarak tempat aku diundang satu atau dua jam -dengan pesawat- namun aku menolak. Bukan karena tentang aku memiliki banyak atau sedikit ilmu tapi aku memandang mana yang lebih baik -untuk dipenuhi yaitu Indonesia-. Di antara kelebihan daurah di Indonesia ini karena yang hadir adalah para da’i sehingga aku bisa berinteraksi dan berbagi langsung dengan mereka. Pula ketika aku berbagi dengan para du’at ini secara langsung itu artinya berbagi dengan para mad’u/objek dakwah yang mereka ajar. Yang aku dengar, peserta yang hadir ini sekitar 356 dai (pendaftaran ada 600-an dai tapi tidak semua diterima mengingat keterbatasan tempat) namun akan berpengaruh pada ribuan orang sebab mereka yang hadir adalah para pengajar, khatib dan dai. Karena itu aku menjanjikan kalian bhw program ini akan terus berlanjut selama aku masih hidup dan mampu mendatangi kalian.” Ungkap beliau di pembukaan acara.

“Sementara kitab kita kali ini, bagian sebelumnya telah dibahas -di daurah beberapa bulan lalu- yaitu tentang iman kepada Allah. Sementara di daurah kali ini kita akan mempelajari tentang perkara iman lainnya, yaitu tentang iman kepada malaikat, para rasul, hari kiamat dan iman terhadap qadha dan qadar.”

“Hal spesialnya, kalian adalah orang pertama yang mendapat dan menelaah kitab ini, selain tim editor. Kitab ini butuh waktu 8 tahun kutulis. Metode susunannya adalah dengan meluaskan penyebutan pembagian tema pada masing-masing pembahasan iman namun tidak memaparkan secara mendetail masing-masing pembagian. Untuk meneliti sejumlah bagian pembahasan yang ada, aku terkadang butuh waktu berhari-hari bahkan sebulan.”

“Tatkala telah merampung seluruh isi kitab ini dan hendak memberikan kalimat penutup sebagaimana metode penyusunan kitab ilmiah, aku mendapati kesulitan dalam meringkas. Ternyata kitab ini penuh dengan banyak maklumat/keterangan ilmiah. Bahkan aku kesulitan untuk sekedar meringkas muqaddimah. Aku berusaha meringkas muqaddimah sehingga hanya mencapai kira-kira 200 halaman (untuk muqaddimah saja). Ada banyak sekali faidah dan maklumat/keterangan ilmiah yang kuhilangkan mengingat kitab ini mencapai 2000-an halaman. Pada saat dicetak mencapai jauh lebih banyak dari itu. Aku yakin kitab ini sudah mencakup pembahasan lengkap dalam tema akidah dan kututup dengan pembahasan manhaj ahlussunnah dalam beristidlal, dan dalam tabdi’, tafsiq, takfir, dakwah, ibadah dan akhlak. Aku tidak mengatakan ini semua sebagai pujian namun mengingatkan pentingnya tema ini.”

Syaikh kemudian menyebutkan ucapan terima kasih dan mendoakan sosok yang begitu memberikan andil dalam keberlangsungan daurah ini yaitu yth. bapak Dasrul, yang dengan hartanya berinfak di jalan Allah dan membangun sejumlah masjid, termasuk masjid Abu Darda tempat diadakannya daurah ini. “Semoga Allah memberikan pak Dasrul keberkahan pada diri, harta dan keluarganya serta memberikan kebaikan berlimpah kepadanya sebab kalau bukan karena taufik Allah kemudian jasa pak Dasrul, acara ini mungkin tidak terealisasi.”

Syaikh juga berterima kasih kepada al-ustadz Murtadha Lc dan para panitia lainnya. Dan juga syaikh mengucapkan hal yang sama yaitu terima kasih kepada peserta yang menghadiri dauroh karena betapapun ilmu yang dimiliki peserta daurah, itu tak menghalangi mereka untuk tetap belajar. Beliau juga meminta sekiranya saat qari membaca kitab dan peserta mendapati kekeliruan agar bisa disampaikan kepada syaikh sebab kitab masih butuh pengeditan sebelum benar-benar dicetak resmi dan disebarluaskan. Kitab yang ada dan dibahas di daurah ini sekitar 284 halaman dan itu adalah bagian dari kitab yang beliau maksud. Alhamdulillah tuntas dibahas.

Turut hadir di daurah ini sejumlah ustadz senior: ustadz Ali Ahmad, ustadz Murtadha Lc, ustadz Dr. Aspri Rahmat, ustadz Dr. Ali Musri, ustadz Maududi Lc dan lainnya. Daurah berlangsung dari pagi hingga malam, dimulai Senin (17/07) hingga (Sabtu 22/07).
______
Kami pribadi bersyukur bisa mengikuti acara dauroh ini. Selain bisa langsung mendapat tambahan faidah ilmu langsung dari penulisnya dan juga penguatan ilmu -karena sebagian besar pembahasan yang ada sudah dipelajari oleh semua peserta daurah mengingat mereka adalah asatidzah-, ini adalah kesempatan berjumpa dengan para ikhwah dari berbagai kota sekitar, pula berjumpa dengan beberapa ikhwah yang sebelumnya hanya bertegur sapa di FB.

Ada banyak faidah dari syaikh namun panjang kiranya kalau ditampilkan di sini.

Mendengar durus syaikh Ibrahim ar-Ruhailiy dan juga jawaban-jawaban beliau ketika sesi tanya jawab, kental sekali beliau menampilkan sikap inshaf: objektif dan bijak dalam memberikan penilaian dan bersikap. Kematangan ilmu dan keteladanan yang luar biasa. Hafidzahullah.
______
Semoga Allah memberikan kebaikan berlimpah untuk syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin ‘Amir ar-Ruhailiy, para asatidzah masjid Abu Darda’ beserta panitia yang sudah memberikan pelayanan terbaik untuk peserta daurah.

Jazakumullah khairan

Ali Mustafa, Fuad Romadhon Ritonga, Madu Almumtaaz, فردوس بشير السوبايانجي, Miswal Kiram Saragih, Raja Mulia Berampu, M Hadhrami, Faqih Hamzah, Zhafran Mufadhdal, Ahmad Kamal Zulfikar Alimunir, Disky Berampu, Zainuddin Alfaroby, Eko Ibnu Zaher, Muhammad Fikri Yuda, Rudi Abu Zainab, OerangDalam, Sulaiman, Riswan Effendy Batubara, Allam Muhammad, Roby Setyawan Yunirman, Rohid,