Imam Ibnu Rojab - رحمه الله - berkata:
“Orang yang bertakwa bisa jadi jatuh pada dosa besar atau dosa kecil, akan tetapi dia tidak terus menerus mengerjakannya, bahkan ia mengingat Allah dan beristighfar kepada Allah serta bertaubat kepada-Nya, dan taubat itu adalah berhenti untuk tidak terus menerus melakukan dosa”.
(Jami’ul ‘ulum wal hikam 1/412)
—
أَنَّ الْمُتَّقِينَ قَدْ يَقَعُ مِنْهُمْ أَحْيَانًا كَبَائِرُ وَهِيَ الْفَوَاحِشُ، وَصَغَائِرُ وَهِيَ ظُلْمُ النَّفْسِ، لَكِنَّهُمْ لَا يُصِرُّونَ عَلَيْهَا، بَلْ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَقِبَ وُقُوعِهَا، فَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَيَتُوبُونَ إِلَيْهِ مِنْهَا، وَالتَّوْبَةُ: هِيَ تَرْكُ الْإِصْرَارِ
—
Allah Subhaanahu Wa Ta’aala berfirman:
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka” (Qs Ali Imran: 135)
==
t.me/pejalansunnah