Minggu, 16 Juli 2023

DIMAAFKAN ATAU TIDAK?

DIMAAFKAN ATAU TIDAK?

Ketika ada yg berbuat zalim kepada kita, maka kita boleh membalasnya, namun yg semisal saja, tidak boleh lebih.

Dipukul 1x, hanya boleh membalas 1x pula, jika lebih, maka kita telah berbuat zalim.

Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS. Asy-Syura: 40)

Dalam ayat ini, opsi memaafkan lebih baik. Namun, apa yg menjadi pertimbangan untuk memaafkan atau tidak?

Berikut rinciannya:

1. Memaafkan

Jika kita tahu, perbuatan zalim bukanlah kebiasaannya, hanya saja saat itu ia tergelincir, maka layak untuk dimaafkan.

2. Tidak dimaafkan

Jika perbuatan zalim menjadi kebiasaannya, ketika dimaafkan, malah terus berbuat zalim, sehingga berpikir "paling nanti dimaafkan", maka orang ini boleh untuk tidak dimaafkan, agar menjadi pelajaran bagi dirinya, bahkan perlu sedikit diberikan "pelajaran" supaya tidak zalim lagi, biar kapok.

Faedah kajian kitab Syarah Riyadhush Shalihin yg disampaikan oleh Ustadz Aris Munandar.