Beda banjir bandang di zaman Nabi Nuh 'alaihissalam dari banjir di zaman kita sekarang.
Banjir di zaman Nabi Nuh 'alaihissalam terjadi sebelum adanya penggundulan hutan , atau pendangkalan sungai, atau buruknya drainase atau pembuangan sampah di sembarang tempat.
Adapun banjir di zaman sekarang terjadi setelah ada berbagai carut marut dan ulah tidak bertanggung jawab di atas.
Bila demikian, manakah yang lebih buruk banjirnya?
Ya tentu banjir di zaman Nabi Nuh 'alaihissalam, karena konon sampai menenggelamkan seluruh dunia.
La kalau demikian, berarti dosa dan maksiat kita saat ini tidak berpengaruh dong terhadap terjadinya banjir dan berbagai bencana alam lainnya, bahkan dampak berbagai bencana yang terjadi masih dapat dikendalikan. Kok para penceramah mengatakan bahwa banjir dan berbagai bencana alam di negri ini disebabkan oleh merajalelanya kemaksiatan dan kekufuran?
Mereka itu ekstrim kali ya?
Kawan! coba pikirkan baik baik:
Bila di zaman Nabi Nuh 'alaihissalam terjadi banjir bandang padahal sungai dan hutan masih terjaga dengan baik, belum ada pembangunan kawasan yang kurang bertanggung jawab, maka kira kira apa yang masih menyelamatkan kita dari terjadinya banjir bandang seperti di zaman Nabi Nuh 'alaihissalam?
Hutan sudah gundul, sungai mengalami pendangkalan, sampah dibuang sembarangan, drainase buruk, pembangunan tanpa memperhatikan lingkungan, limbah pabrik dialirkan sembarangan, ditambah lagi kemaksiatan, kekufuran dan kemunafikan merajalela.
Bila dataran tinggi, hutan yang masih utuh, dan sungai masih bagus, tidak mampu mencegah terjadinya banjir bandang dari kaum Nabi Nuh 'alaihissalam yang kufur dan berbuat angkara murka kepada Allah, bagaimana halnya dengan kita yang hutannya sudah gundul, sampah dibuang sembarangan, drainase buruk, pembangunan perumahan dan pabrik yang kurang memperdulikan aspek lingkungan, sedangkan maksiat jalan terus, kekufuran dieksplorasi bagaikan tambang, dan kemunafikan subur bak jamur di musim penghujan?
Kawan, sudah waktunya kita menyingsingkan lengan baju untuk menyeru kepada agama Allah Ta'ala dan mencegah kemungkaran agar tidak terus merajalela, demi keselamatan diri kita di dunia hingga di akhirat.
Allah Ta'ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ {41} قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُم مُّشْرِكِينَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". (Ar Rum 41-42)
Semoga menggugah kesadaran anda, dan kalau belum tergugah juga, silahkan segera daftarankan diri anda di sini: https://stdiis.ac.id/
Ust Dr Muhammad Arifin Badri Ma