Jumat, 26 Februari 2021

Para ulama biasa menulis Thibaq, bisa disimak penjelasan al-Allamah Abdul Hay al-Kattani terkait thibaq ini dalam salah satu kitabnya, intinya catatan masmu'at para ulama dari guru-gurunya. Thibaq sering ditulis diakhir atau diawal kitab yang dibaca, kadang juga dipisahkan tersendiri seperti buku harian rihlah menuntut ilmu. Kadang juga naskahnya diwariskan dengan munawalah atau disalin dengan tetap mempertahankan catatan thibaq ulama sebelumnya, yang tentu saja akan memperkuat akurasi naskah tersebut.

Para ulama biasa menulis Thibaq, bisa disimak penjelasan al-Allamah Abdul Hay al-Kattani terkait thibaq ini dalam salah satu kitabnya, intinya catatan masmu'at para ulama dari guru-gurunya. Thibaq sering ditulis diakhir atau diawal kitab yang dibaca, kadang juga dipisahkan tersendiri seperti buku harian rihlah menuntut ilmu. Kadang juga naskahnya diwariskan dengan munawalah atau disalin dengan tetap mempertahankan catatan thibaq ulama sebelumnya, yang tentu saja akan memperkuat akurasi naskah tersebut. 

Nah... dari catatan/kitab thibaq inilah kita bisa analisis dan simpulkan apakah sebuah kitab itu masyhur atau tidak, atau kitab ini termasuk yang pelajari oleh para ulama di zamannya atau tidak. 

Sebagai contoh:

Gambar dibawah ini adalah thibaq dalam naskah Kitab Radd 'Ala Jahmiyyah karya Utsman ad-Darimi, didalamnya ada silsilah masmuat kitab ini sampai penulisnya, ada juga catatan masmuat para perowinya misalnya masmuat dari Ibn Taimiyyah, al-Mizzi, Ibn Muhib, Yusuf ibn Abdil Hadi dll. Hal ini menunjukan bahwa kitab Radd ala Jahmiyyah termasuk kitab yang senantiasa dibaca dari thabaqah ke thabaqah oleh para ulama. al-Hafizh Ibn Hajar juga mencatat sanad ini dalam Mu'jamnya dengan sanad melalui naskah ini pula. Dan masih diriwayatkan tersambung sampai sekarang, walhamdulillah.
Ust rikrik Aulia Rahman