Sabtu, 07 Desember 2019

perceraian itu aib yg harus ditutupi

Isu Perceraian Ustadz

Cerai tidak bisa dikatakan sebagai perbuatan tercela secara mutlak. 

Kenapa?

1. Karena itu adalah solusi dari Allah ketika rumah tangga tidak bisa dilanjutkan. Apakah Allah memberikan solusi yang tercela? Maka jawabannya adalah mustahil. 

2. Para nabi pernah cerai. Contoh, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pernah menceraikan Hafshah bintu Umar radhiyallahu anhuma. Apakah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah orang tercela karena kejadian ini? Dan apakah Hafshah juga tercela karena kejadian ini? Kan tidak. Walaupun akhirnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kembali merujuk Hafshah radhiyallahu anhuma. Dan perceraian juga pernah terjadi pada nabi Ismail alaihissalam. Apakah beliau juga orang yang tercela? Tentu tidak.

Jadi sangat salah jika seseorang muskim mencela orang lain karena perceraian yang terjadi pada dirinya. 

Kemudian yang harus diingat:

1. Perceraian adalah ranah privasi. Maka dari itu, tidak perlu seorang muslim memiliki rasa penasaran yang begitu besar (kepo) akan  sebab perceraian seseorang. 

Maka dari itu, sebagian besar para ulama tidak ingin terlalu membahas sebab perceraian yang terjadi pada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan hafshah. Karena tidak ada nash yang jelas yang menyebutkan sebab hal itu. Dan karena itu adalah ranah privasi beliau shallallahu alaihi wa sallam.

Dan perceraian itu identik dengan aib, baik aib suami ataupun aib istri. Maka para media dan juga netizen hendaknya bersikap bijak untuk tidak menggali atau mengekspos berita tersebut. Seharusnya aib muslim itu ditimbun dan bukan digali. 

2. Ustadz hanyalah seorang manusia biasa dan bukan malaikat. Jika manusia yang maksum saja (para nabi) tidak terlepas dari talak (cerai), apalagi hanya seorang ulama atau bahkan ustadz. Maka, hal itu adalah sebuah hal yang wajar, dan cukup kita mendoakan kebaikan untuk yang bersangkutan.

Saya tidak hanya berbicara tentang kasus seorang ustadz yang baru saja terjadi. Tapi ini pelajaran untuk semua orang agar tidak terlalu penasaran dengan privasi orang lain yang tidak layak untuk disebar. 

Baarakallahu fiikum. Wallahul muwaffiq. 

Abdurrahman Al-Amiry