Rabu, 11 Desember 2019

TAHDZIR SERAMPANGAN, SALAH KAPRAH DAN TIDAK TEPAT SASARAN

TAHDZIR SERAMPANGAN, SALAH KAPRAH DAN TIDAK TEPAT SASARAN

Memboikot atau menhajr ahlul bid'ah itu tidak sapu rata. Karena ahlul bid'ah itu terbagi-bagi. Ada dari kalangan para tokohnya dan ada pula dari kalangan orang awamnya.

Adapun para tokoh, pembesar atau pemimpin ahlul bid'ah yang memusuhi dakwah dan orang-orang yang menyeru kepada kebatilan baik di dalam buletin, majalah, buku, kaset, muhadhoroh, pertemuan dan website-website mereka, maka mereka inilah yang perlu dihajr, diboikot atau ditahdzir. 

Kita peringatkan ummat dari mereka, tidak bermajlis dengan mereka, tidak membaca tulisan mereka dan tidak pula mengambil faidah dari mereka.

Namun kalau dari kalangan orang awamnya, mereka adalah obyek dakwah yang mesti didakwahi dengan penuh hikmah, nasehat-nasehat yang baik dan bergaul dengan mereka.

Berkata Asy Syaikh Rabi’ Bin Hadi Al Madkhaly hafizhahullah:

(إن أهل البدع الآن كثير يملئون الأرض والعياذ بالله! فنحن لا نهجر الجميع إنما هم محل دعوتنا؛ ندعوهم إلى الله بالحكمة والموعظة الحسنة،

وأما الرءوس المدبرة والدعاة إلى الباطل في صحفهم ومجلاتهم وكتبهم وأشرطهم و محاضراتهم وندواتهم ومواقعهم، هؤلاء يحاربون ويحذر منهم ولا يجالسون ولا يقرأ لهم ولا يستفاد منهم.

وعوامهم المساكين المخدوعون هؤلاء ندعوهم إلى الله بالحكمة والموعظة الحسنة، وهذا الكلام يؤيده كلام كثير من أئمة السنة ومعاملتهم؛ أنهم يدعون العوام إلى الله -تبارك وتعالى- ولا يهجرونهم كما يهجرون أئمة السوء وأئمة الشر وأئمة الضلال

Sesungguhnya ahlul bid’ah sekarang ini jumlahnya banyak, mereka memenuhi bumi, wal ‘iyyadzu billaah! Maka kita tidak meng-hajr manusia seluruhnya karena tiada lain merekalah sasaran dakwah kita. Kita dakwahi mereka kepada Allaah dengan hikmah dan nasehat-nasehat yang baik.

Dan adapun pimpinan-pimpinan yang memusuhi dakwah dan orang-orang yang menyeru kepada kebatilan baik di dalam buletin, majalah, buku, kaset, muhadhoroh, pertemuan dan website-website mereka, maka mereka inilah yang diperangi, ditahdzir ummat dri mereka, tidak bermajlis dengan mereka, tidak membaca tulisan mereka dan tidak pula mengambil faidah dari mereka.

Sedangkan orang-orang awamnya yang masih miskin ilmunya lagi tertipu, maka kita dakwahi mereka ini dengan hikmah dan nasehat yang baik. Ucapan ini dikuatkan pula oleh ucapan dan cara bermuamalah para ulama sunnah. Mereka mendakwahi orang-orang awam ini kepada Allaah Tabaaroka wa Ta’ala. Para ulama tidak meng-hajr orang-orang awam ini sebagaimana mereka meng-hajr ulama yang jahat, jelek dan sesat. (Majmu Kutub Warasail Wafatawa  2/351-352 ).

Maka sungguh sangat mengherankan, ada sekelompok orang yang mengaku salafi sejati, justru memperlakukan ahlul bid'ah secara sapu rata dengan sikap kebencian yang sangat mendalam. Menhajr, mentahdzir atau memboikot mereka secara keseluruhan.

Bahkan yang lebih mengherankan lagi, sikap seperti ini ditujukan pula kepada para ustadz yang masyhur selama ini dalam mendakwahkan tauhid dan sunnah dan memerangi syirik dan bid'ah dalam ceramah-ceramah mereka dan tulisan-tulisan mereka. 

Mereka tuduh dan gelari para ustad tersebut sebagai SALAFI GONCANG, MUBTADI, HIZBI, SURURI dan panggilan-panggilan buruk lainnya serta memperingatkan umat untuk tidak hadir dalam majelisnya dan bergaul dengan orang-orang yang menuntut ilmu kepada para ustadz tersebut.

Inilah yang disebut tahdzir serampangan, salah kaprah dan salah sasaran. Dan alhamdulillah, tuduhan tersebut berbalik kepada mereka. Sekarang diantara mereka saling menhajr, saling menyesatkan, saling menghizbikan, saling gontok-gontokan dan berpecah belah tiada henti.

Ada perkataan yang sangat masyhur, yang menjadi kaidah dalam kehidupan.

الجزاء من جنس العمل

“Balasan sesuai dengan jenis perbuatan”

Allah Ta’ala berfirman:

هَلْ جَزَآءُ الْإِحْسٰنِ إِلَّا الْإِحْسٰنُ

“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).” (QS. Ar-Rahman Ayat 60)

Dan Allah Ta'ala berfirman :

مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ

“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu.” (QS. An-Nisa’: 123)

Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah :

وَمَنْ عَامَلَ خَلْقَهُ بِصِفَةٍ عَامَلَهُ اللهُ تَعَالَى بِتِلْكَ الصَّفَةِ بِعَيْنِهَا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ

“Barang siapa yang menyikapi makhluk Allah (orang lain) dengan suatu sikap, maka Allah akan menyikapinya dengan sikap tersebut pula di dunia dan di akhirat” (Al-Waabil As-Shoyyib hal 49).

AFM