Selasa, 04 Juli 2023

TAKHRIJ HADITS TALQIN SURAT YASIN DI SISI ORANG YG SEDANG SAKARATUL MAUT

TAKHRIJ HADITS TALQIN SURAT YASIN DI SISI ORANG YG SEDANG SAKARATUL MAUT

اقرؤوا يس على موتاكم 

"Bacakanlah surat yasin atas orang yg meninggal di antara kalian"

Hadits ini di keluarkan oleh Ahmad di dalam "Musnad" (2026 & 2027), Abu Daud di dalam "Sunan" (3119), Ibnu Majah di dalam "Sunan" (1448), Ibnu Abi Syaibah di dalam "Mushonnaf" (10958), al Hakim di dalam "Mustadrok" (2082), Abu Daud ath Thoyalisi di dalam "musnad" (293), ath Thobroni di dalam "al Mu'jamul Kabir" (510), dan al Baihaqi di dalam "as Sunanul Kubro" (6698) yg semuanya bersumber dari Abdulloh bin al Mubarok, dari Sulaiman at Taimiy, dari Abu Utsman - dan dia bukan an Nahdiy -, dari ayahnya, dari Ma'qil bin Yasar secara marfu'. Dan ini lafazh Abu Daud.

Ana katakan: Sanad hadits ini dho'if karena terdapat perawi yg tidak di ketahui namanya yakni ayahnya Abu Utsman. Sedangkan Abu Utsman sendiri, tidak ada yg mentsiqohkannya selain Ibnu Hibban. 

Ali bin Al Madini berkata: "Tidak ada yg meriwayatkan darinya selain Sulaiman at Taimiy, dan ia merupakan sanad yg majhul."

Adz Dzahabi berkata di dalam "Mizan" nya: "Dia dan ayahnya tidak di kenal"

Al Hafizh Ibnu Hajar berkata di dalam "Taqrib"nya: "Maqbul" (rowi yg memiliki sedikit riwayat dan di terima jika terdapat mutabi'nya)

Ana katakan: bahwa dalam hal ini yg lebih mendekati adalah majhul. Karena tidak ada satu imam pun yg menta'dil maupun menjarhnya. 

Adapun tautsiqnya Ibnu Hibban, maka dalam hal ini beliau terkenal mudah mentsiqohkan para perawi majhulun, sebagaimana yg telah ma'ruf di sebutkan oleh para ulama.

Kemudian di sana terdapat jalur yg serupa dengan jalur di atas. Hanya saja tidak di sebutkan ayahnya Abu Utsman, yakni dari Ibnul Mubarok, dari Sulaiman at Taimiy, dari Abu Utsman, dari Ma'qil bin Yasar. Haditsnya di keluarkan oleh an Nasa-i di dalam "as Sunanul Kubro" (10846),  Ahmad bin Muhammad Manshur di dalam "Hadits Abil Husain bin al Ali" (1), al Baghowi di dalam "Syarhus Sunnah" (1464), ibnu Rojab al Hambali di dalam "adz Dzail ala Thobaqot Hanabilah" (1/56), Ibnu Rosyid di dalam "Mil-ul 'Aibah", dan al Mizzi di dalam "Tahdzibul Kamal" (34/75).

Seluruh perawinya tsiqoh selain Abu Utsman yg majhul. Dan sanad yg seperti ini mirip dengan hadits yg di riwayatkan oleh Ibnu Hibban di dalam "Shohih" (7/269 & 270) melalui jalur Yahya al Qoththon, dari Sulaiman at Taimiy, dari Abu Utsman yg juga tidak di sebutkan ayahnya Abu Utsman.

Ana katakan: Bahwa kedua sanad di atas seluruh perawinya tsiqoh selain Abu Utsman. Namun sanad ini adalah sanad yg mursal dan terdapat keguncangan padanya. 

Kemudian di sana terdapat jalur lain selain jalur dari Sulaiman at Taimiy, yaitu dari jalur Mu'tamar bin Sulaiman, dari ayahnya, dari "seseorang", dari ayahnya, dari Ma'qil bin Yasar secara marfu' yg di keluarkan oleh an Nasa-i di dalam "as Sunanul Kubro" (10847), ath Thobroni di dalam "al Mu'jamul Kabir" (511 & 541), dan Ahmad di dalam "Musnad" (20626).

Ana katakan: Sanad hadits ini dho'if. Karena terdapat dua rowi yg mubham (tidak di sebut namanya), yakni "seseorang" dan ayahnya. Dan dua orang yg mubham tersebut tidak lain adalah Abu Utsman dan ayahnya. Hal ini dapat di ketahui dengan melihat kepada literatur nama guru²nya ayahnya Mu'tamar yg bernama Sulaiman bin Thorkhon, yg tidak lain adalah Sulaiman at Taimiy. Dan salah satu nama gurunya adalah Abu Utsman. Sehingga ada kemungkinan seseorang yg mubham itu adalah Abu Utsman. Dan Sulaiman bin Thorkhon tidaklah meriwayatkan hadits yg terkait dengan masalah itu melainkan dari Abu Utsman, sebagaimana yg di katakan oleh Imam Ali bin al Madini di atas. Lalu apakah status sanadnya berubah? Jawabnya tidak. Sanadnya tetaplah dho'if, sebagaimana yg telah di sebutkan terdahulu.

Kesimpulan:

Dari paparan jalur² periwayatan yg telah di sebutkan di atas dapat di simpulkan bahwa hadits tersebut dho'if karena beberapa cacat, di antaranya:

1. Sanadnya mudhthorib (guncang), kadang dari Abu Utsman, dari ayahnya, dari Ma'qil bin yasar. Dan kadang di riwayatkan dari Abu Utsman, dari Ma'qil bin Yasar tanpa di sebutkan ayahnya Abu Utsman.

2. Kemajhulan Abu Utsman dan ayahnya, sebagaimana yg di katakan oleh adz Dzahabi.

Kemudian jika ada yg berkata: Bukankah di sana terdapat syahid dari jalur sahabat yg lain, yaitu Ali bin Abi Tholib?

Jawab: Iya benar. Hanya saja sanadnya maudhu' (palsu).

Al Hafizh Ibnu Hajar al Asqolani di dalam "al Matholibul 'Aliyah" (3692) meriwayatkan dengan sanadnya melalui jalur Abdurrohim bin Waqid, dari Hammad bin Amr, dari Sarri bin Kholid bin Syaddad, dari Ja'far bin Muhammad, dari bapaknya, dari kakeknya, dari Ali dengan lafazh: 

"Rasulullah berkata kepadaku: "Wahai Ali..bacalah surat yasin ........sampai pada kalimat ..dan tidak surat itu di baca di sisi mayyit, melainkan akan di ringankan siksaan darinya."

Ana katakan: Hadits ini palsu. Karena terdapat pemalsu di dalam sanadnya, yaitu Hammad bin Amr. 

Asy Syaukani di dalam "al Fawa-idul Majmu'ah" (1/263) setelah menukil riwayat Ali di atas berkata:

في إسناده كذاب

"Di dalam sanadnya terdapat pendusta".

Sehingga jelas, bahwa hadits ini tidak dapat menjadi syahid atas hadita yg terdahulu.

Kemudian terkait dengan pembacaan surat yasin di sisi orang yg sakaratul maut tadi, Syaikh al Albani di dalam "Ahkamul Jana-iz" (hal. 20/15)nya juga mendho'ifkan hadits tersebut, beliau berkata:

"وأما فراءة سورة (يس) عنده ، وتوجيهه نحو القبلة فلم يصح فيه حديث ."

"Adapun membaca surat yasin di sisinya dan menghadapkanya ke arah kiblat, maka tidak ada satu pun hadits yg shohih padanya.

Dan beliau (Syaikh al Albani) juga mendho'ifkan hadits tersebut di dalam "Dho'if al jami' (770) nya.

Kesimpulannya: Hadits tersebut dho'if. Wallahu a'lam

Akhukum Abu Yahya Tomy