Rabu, 12 Juli 2023

Apakah Makmum Juga Membaca ‘Sami’allaahu li-Man Hamidah’ ?

Apakah Makmum Juga Membaca ‘Sami’allaahu li-Man Hamidah’ ?

Oleh : Ustadz Dony Arif Wibowo

Dalam hal ini, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ، فَإِذَا صَلَّى قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا، فَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا، وَإِذَا رَفَعَ فَارْفَعُوا، وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

“Imam itu dijadikan hanya untuk diikuti. Apabila ia rukuk, maka rukuklah. Apabila ia mengangkat kepala, maka angkatlah kepala kalian. Apabila ia mengucapkan : ‘sami’allaahu li-man hamidah’, maka ucapkanlah : ‘rabbanaa walakal-hamdu’.....” 
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 689].

إِذَا قَالَ الْإِمَامُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا: اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Apabila imam berkata : ‘sami’allaahu li-man hamidah’, maka ucapkanlah : ‘rabbanaa lakal-hamdu’; karena barangsiapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapan malaikat, niscaya dosanya yang telah lalu akan diampuni.” 
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 796 dan At-Tirmidziy no. 267].l

Setelah membawakan hadits di atas, At-Tirmidziy rahimahullah menjelaskan perselisihan ulama terhadap masalah yang ditanyakan:

وَالْعَمَلُ عَلَيْهِ عِنْدَ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ بَعْدَهُمْ أَنْ يَقُولَ الْإِمَامُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، وَيَقُولَ مَنْ خَلْفَ الْإِمَامِ: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، وَبِهِ يَقُولُ أَحْمَدُ، وقَالَ ابْنُ سِيرِينَ وَغَيْرُهُ يَقُولُ مَنْ خَلْفَ الْإِمَامِ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، مِثْلَ مَا يَقُولُ الْإِمَامُ، وَبِهِ يَقُولُ: الشَّافِعِيُّ، وَإِسْحَاقُ

“Hadits ini diamalkan oleh sebagian ulama dari kalangan shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang setelah mereka, yaitu ketika imam mengucapkan : ‘sami’allaahu li-man hamidah rabbanaa wa lakal-hamdu’; maka makmum yang berada di belakangnya mengucapkan : ‘rabbanaa wa lakal-hamdu’. Inilah pendapat yang dipegang Ahmad. Ibnu Siiriin[1] dan yang lainnya berkata : Makmum yang berada di belakang imam mengucapkan : ‘sami’allaahu li-man hamidah, rabbanaa wa lakal-hamdu’ – seperti yang diucapkan imam. Pendapat inilah yang dipegang Asy-Syaafi’iy dan Ishaaq.” 
[Jaami’ At-Tirmidziy, 1/306]

Zhahir hadits yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa makmum hanya membaca ‘rabbanaa lakal-hamdu’ atau ‘rabbanaa wa lakal-hamdu’ saja. Ini dikuatkan oleh riwayat berikut:

عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِيِّ، قَالَ: " كُنَّا يَوْمًا نُصَلِّي وَرَاءَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ، قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، قَالَ رَجُلٌ وَرَاءَهُ: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ، قَالَ: مَنِ الْمُتَكَلِّمُ؟ قَالَ: أَنَا، قَالَ: رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلَاثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلُ "

Dari Rifaa’ah bin Raafi’ Az-Zuraqiy, ia berkata: 
“Pada suatu hari kami pernah shalat di belakang Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau mengucapkan : ‘sami’allaahu li-man hamidah’, maka seorang laki-laki di belakang beliau mengucapkan : ‘rabbanaa wa lakal-hamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiih (Rabb kami, milik-Mu lah segala pujian yang banyak, baik dan diberkahi)’. Ketika selesai shalat, beliau bersabda : “Siapakah yang mengucapkan ucapan tadi ?”. Laki-laki itu menjawab : “Saya”. Beliau bersabda : “Aku melihat lebih dari tiga puluh malaikat berlomba siapakah yang menulisnya pertama kali.” 
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 799].

Laki-laki itu tidak mengucapkan ‘sami’allaahu li-man hamidah’; namun langsung : ‘rabbanaa lakal-hamdu....’. Seandainya ia mengucapkannya, niscaya akan disebutkan oleh perawi.

Dikuatkan oleh amalan salaf, antara lain:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: " إِذَا رَفَعَ الإِمَامُ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، فَقَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُلْ: رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ "

Dari Abu Hurairah, ia berkata : 
“Apabila imam mengangkat kepalanya dari rukuk, lalu ia mengucapkan ‘sami’allaahu li-man hamidah’, maka ucapkanlah : ‘rabbanaa lakal-hamdu.” 
[Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq 2/167 no. 2916; shahih]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: " إِذَا قَالَ الإِمَامُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَلْيَقُلْ مَنْ خَلْفَهُ: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ "

Dari ‘Abdullah (bin Mas’uud), ia berkata : 
“Apabila imam mengucapkan ‘sami’allaahu li-man hamidah’, hendaknya orang yang berada di belakangnya mengucapkan ‘rabbanaa wa lakal-hamd.” 
[Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 2/97 (2/139) no. 2620; shahih].

عَنْ نَافِع أَنَّ ابْنَ عُمَرَ، كَانَ يَقُولُ: " إِذَا كَانَ مَأْمُومًا، فَقَالَ الإِمَامُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، قَالَ ابْنُ عُمَرَ: اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ "

Dari Naafi’ : Bahwasannya Ibnu ‘Umar pernah berkata : 
“Apabila menjadi makmum, lalu ketika itu imam mengucapkan ‘sami’allaahu li-man hamidah’, Ibnu ‘Umar berkata : ‘(Makmum mengucapkan) ‘allaahumma rabbanaa lakal-hamdu” 
[Diriwayatkan oleh Ibnul-Mundzir dalam Al-Ausath 3/162 no. 1420; shahih].

عَنْ عَامِرٍ، قَالَ: " لَا يَقُولُ الْقَوْمُ خَلْفَ الْإِمَامِ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، وَلَكِنْ يَقُولُونَ: رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ "

Dari ‘Aamir (Asy-Sya’biy), ia berkata : 
“Janganlah satu kaum mengucapkan di belakang imam ‘sami’allaahu li-man hamidah’. Namun ucapkanlah ‘rabbanaa lakal-hamdu” 
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 849; dihasankan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud, 1/239].

عَنِ الأَحْوَصِ، قال: " إِذَا قَالَ الإِمَامُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَلْيَقُلْ مَنْ خَلْفَهُ: رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ "

Dari Al-Ahwash, ia berkata : 
"Apabila imam mengucapkan ‘sami’allaahu li-man hamidah, hendaknya orang yang dibelakangnya mengucapkan : ‘rabbanaa lakal-hamdu” 
[Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq 2/166-167 no. 2915; shahih].

Kesimpulan : Makmum tidak membaca sami’allaahu liman hamidah, namun langsung membaca ‘rabbanaa wa lakal-hamdu’.

Wallaahu a’lam.

Footnote :

[1] Riwayatnya :

عَنْ مُحَمَّد ابْن سِيرِينَ: " إِذَا قَالَ الإِمَامُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، قَالَ مَنْ خَلْفَهُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ "

Dari Muhammad bin Siiriin, ia berkata : 
“Apabila imam mengucapkan ‘sami’allaahu li-man hamidah’, orang yang berada di belakangnya juga mengucapkan ‘sami’allaahu li-man hamidah” 
[Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Al-Kubraa 2/96 (2/138) no. 2615; shahih].