Selasa, 08 Agustus 2023

"Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, mengapa kamu tidak menjenguknya?

Allah Sakit ?

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَبِي رَافِعٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلَانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي قَالَ يَا رَبِّ وَكَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلَانٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي قَالَ يَا رَبِّ كَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِينَ قَالَ اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلَانٌ فَلَمْ تَسْقِهِ أَمَا إِنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ وَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Haatim bin Maimuun; Telah menceritakan kepada kami Bahz; Telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Salamah, dari Tsaabit, dari Abu Raafi', dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda :

"Pada hari kiamat kelak, Allah ‘Azza wa Jalla akan berfirman, “Hai anak Adam! Aku sakit, mengapa kamu tidak menjenguk-Ku?" Jawab anak Adam, "Wahai Rabb-ku, bagaimana hamba menjenguk Engkau, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah Ta'ala berfirman, "Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sakit, mengapa kamu tidak menjenguknya? Apakah kamu tidak tahu, seandainya jikalau kamu menjenguknya, niscaya kamu akan mendapati-Ku di sisinya?" "Hai, anak Adam! Aku minta makan kepadamu, mengapa kamu tidak memberi-Ku makan?" Jawab anak Adam, "Wahai Rabb-ku, Bagaimana mungkin hamba memberi Engkau makan, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah Ta'ala berfirman, "Apakah kamu tidak tahu, bahwa hamba-Ku si Fulan minta makan kepadamu tetapi kamu tidak memberinya makan. Apakah kamu tidak tahu seandainya kamu memberinya makan, niscaya kamu dapatkan (pahala) di sisi-Ku?" "Hai, anak Adam! Aku minta minum kepadamu, mengapa kamu tidak memberi-Ku minum?" Jawab anak Adam, "Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin hamba memberi Engkau minum, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah Ta'ala menjawab, "Hamba-Ku si Fulan minta minum kepadamu, tetapi kamu tidak memberinya minum. Ketahuilah, seandainya jikalau kamu memberinya minum, niscaya kamu dapatkan (pahala) di sisi-Ku."
(HR. Muslim no. 2569. Bab : Keutamaan menjenguk orang sakit)

Dalam hadits ini apabila kita baca keseluruhan, Allah telah menerangkan kepada kita mengenai perkataanNya bahwa bukan Dia yang sakit, bukan Dia yang meminta makanan, bukan Dia yang meminta minuman tetapi yang sakit dan meminta makanan minuman itu sebenarnya adalah hamba-Nya.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah berkata :

فقوله تعالى: مرضت، واستطعمتك، واستسقيتك، بينه الله تعالى بنفسه، حيث قال: أما علمت أن عبدي فلانا مرض، وأنه استطعمك عبدي فلان، واستسقاك عبدي فلان. وهو صريح في أن المراد به مرض عبد من عباد الله، واستطعام عبد من عباد الله، واستسقاء عبد من عباد الله، 

"Allah Ta'ala berfirman: "Aku sakit, Aku meminta makan, Aku meminta minum". Allah Ta'ala menjelaskan tentang dirinya dengan berkata: "Apakah engkau tidak tahu bahwa hamba-Ku fulan sakit, hamba-Ku fulan meminta makan kepadamu, hamba-Ku fulan meminta minum kepadamu?" dan ia jelas bahwa yang dikehendaki oleh Allah adalah hamba yang sakit dari kalangan hamba-Nya, yang meminta makan adalah hamba dari kalangan hamba-Nya dan yang meminta minum adalah hamba dari kalangan hamba-Nya. 

والذي فسره بذلك هو الله المتكلم به، وهو أعلم بمراده،
فإذا فسرنا المرض المضاف إلى الله، والاستطعام المضاف إليه، والاستسقاء المضاف إليه، بمرض العبد واستطعامه واستسقائه لم يكن في ذلك صرف للكلام عن ظاهره، لأن ذلك تفسير المتكلم به،

Dan yang menjelaskan demikian itu adalah Allah yang mengatakannya, dan Dia lebih tahu tentang apa yang dikehendaki. Maka apabila telah dijelaskan kepada kita bahwa sakit yang disandarkan kepada Allah, meminta makan yang disandarkan kepada-Nya dan meminta minum yang disandarkan kepada-Nya yaitu adalah hamba-Nya yang sakit, meminta makan, meminta minum, maka tidak boleh yang demikian itu diubah kata-kata itu dari zhahirnya, kerana yang menjelaskan itu adalah yang mengatakannya." 
(Qawaid Al-Mutsla fii Sifat Allah wa Asma Al-Husna, hal. 76)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :

فَجَعَلَ جُوع عبده جُوعَه ، ومَرَضَه مَرَضَه ، لأن العبد مُوافِق لله فيما يحبه ويرضاه ويأمر به وينهى عنه ، وقد عُرِفَ أن الرب نفسه لا يجوع ولا يمرض

"Maka Dia menyebutkan lapar hamba-Nya sebagai lapar-Nya, sakit hamba-Nya sebagai sakit-Nya, karena ia adalah hamba yang menepati Allah dalam apa yang disukai-Nya, disuruh-Nya dan dilarang-Nya, dan telah diketahui bahwa Tuhan itu tidak merasai lapar dan sakit." 
(Al-Jawab Ash-Shahih li Man Baddala din Al-Masih, 1/494)

Allahu a'lam
Pengetahuan muslim