"Hendaknya seorang alim berusaha untuk terkenal dan menampakkan dirinya, agar bisa memberikan faidah (orang banyak), walaupun maqom masyhur itu maqom yg berbahaya.."
~Imam Al-Qorofi
__
Cukup berbahaya karena godaannya besar. Siap-siap harus membentengi hati dari riya, sum'ah, ujub, dan takabbur.
Tapi, mau nggak mau ia harus keluar, menyampaikan ilmu dan mencerahkan ummat.
Jika terkenal, jangkauan ilmunya semakin luas. Kebermanfaatannya semakin besar.
Imam Bukhori meriwayatkan kalam Robi'ah bin Abdurrahman dalam shohihnya,
"لَا يَنْبَغِي لأَحَدٍ عِنْدَهُ شَيْءٌ مِنَ الْعِلْمِ أَنْ يُضَيِّعَ نَفْسَهُ"
"Tidak semestinya bagi seorang yg memiliki ilmu untuk menyia-nyiakan dirinya"
Di antara penjelasan kalam tersebut, Imam Ibnu Hajar mengatakan,
"قيل مراده: أن يُشْهِر العالمُ نفسَه ويتصدى للأخذ عنه لئلا يضيع علمُه"
[فتح الباري، ١\١٧٨]
"Hendaknya seorang alim untuk menampakkan dirinya dan bersedia untuk diambil (ilmunya), agar jangan sampai ilmunya lenyap"
___
Untuk ahli ibadah dan bukan alim, jalur khumul dan tersembunyi baginya lebih aman dan selamat.
Imam Al-Qorofi menyampaikan,
(يَنْبَغِي لِلْعَابِدِ السَّعْيُ فِي الْخُمُولِ وَالْعُزْلَةِ لِأَنَّهُمَا أَقْرَبُ إِلَى السَّلامَة)
[الذخيرة للإمام القرافي]
نسأل الله السلامة
Ustadz asep