Sabtu, 26 Agustus 2023

Pembagian Tauhid Menurut Para Asy'ari

Pembagian Tauhid Menurut Para Asy'ari

Akhir-akhir ini terjadi perdebatan yang sengit antara para Asy'ari dan para Atsari tentang pembagian tauhid, para Asy'ari mengatakan bahwasanya konsep pembagian tauhid tidak pernah dilakukan oleh para Salaf tetapi konsep tersebut disusun oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (Wafat tahun 728 H), bahkan ada yang menyamakan  pembagian tauhid seperti trinitas yang diyakini oleh orang-orang Kristen (Tuhan terdiri dari Bapak, Anak dan Roh Kudus) atau trimurti (Tiga kekuatan dewa: Brahma (Pencipta), Wisnu (Pemelihara) dan Siwa (Penghancur)) yang diyakini oleh orang-orang Hindu.

Tetapi, ternyata para Asy'ari juga membagi tauhid menjadi beberapa bagian dengan tujuan mempermudah pembelajaran juga, ada yang membagi tauhid menjadi dua, ada yang menjadi tiga dan ada yang membagi menjadi empat. Silahkan perhatikan kutipan para ulama Asy'ari dibawah ini:

1) Imam Abul Qasim Al Qusyairi (Wafat tahun 465 H) berkata dalam Ar Risalatul Qusyairiyah, 

التوحيد ثلاثة: توحيد الحق للحق، وتوحيد الحق سبحانه وتعالى للخلق، وتوحيد الخلق للحق سبحانه وتعالى

"Tauhid dibagi menjadi tiga bagian: Tauhid Allah bagi Allah (Ilmu-Nya), Tauhid Allah bagi hamba-Nya (Ketentuan-Nya, bahwa hamba mentauhidkan dan menjadi ciptaan-Nya, atau disebut tauhidnya hamba) dan Tauhid makhluk kepada-Nya."

2) Syaikh Kamaluddin Bin Abi Syarif (Wafat tahun 906 H) berkata dalam Al Musamarah Syarah Al Musayarah,

التوحيد هو اعتقاد الوحدانية في الذات والصفات والأفعال، وذهب بعض المتأخرين إلى تقسيم التوحيد إلى قسمين
الأول: توحيد الربوبية :  الاعتقاد الجازم بأن الله رب كل شيئ ولا رب غيره
الثاني :  توحيد الألوهية: الاعتقاد بأن الله سبحانه وتعالى هو الإله الحق ولا إله غيره وإفراده سبحانه بالعبادة .

"Tauhid adalah keyakinan tentang keesaan Allah dalam Zat, Sifat dan Af'al. Sebagian kalangan belakangan (Muta'akhirin) membagi tauhid menjadi dua: Rububiyyah dan Uluhiyyah. Tauhid Rububiyyah adalah meyakini bahwasanya Allah adalah Tuhan bagi segala sesuatu dan Tiada Tuhan selain-Nya. Tauhid Uluhiyyah adalah meyakini bahwasanya Allah adalah Tuhan yang Benar, tidak ada Tuhan selain-Nya dan mengesakan Allah dalam beribadah."

3) As Sayyid Al Murtadha Az Zabidi (Wafat tahun 1205 H) berkata dalam Tajul Arus, 

التوحيد توحيدان: توحيد الربوبية وتوحيد الألوهية، فصاحب توحيد الربوبية يشهد قيومية الرب فوق عرشه يدبر أمر عباده وحده فلا خالق ولارازق ولا معطي ولا مانع ولا محيي ولا مميت ولا مدبر لأمر الملكة ظاهراً وباطناً غيره . وأما توحيد الإلهية فهو أن يجمع همته وقلبه وعزمه وإرادته وحركاته على أداء حقه والقيام بعبوديته 

"Tauhid terbagi menjadi dua: Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah. Orang yang mentauhidkan Allah dalam rububiyyah bersaksi atas sifat qayyumiyah Allah diatas Arsy-Nya, mengatur urusan hamba-Nya semata, tidak ada pencipta, pemberi rezeki, pemberi terhadap apa yang dicegah, pencegah apa yang diberi, menghidupkan, mematikan dan mengatur urusan kerajaan-Nya baik perkara yang zhahir maupun bathin selain-Nya.

Sedangkan Tauhid Uluhiyyah adalah menggabungkan antara keinginannya, hatinya, tekadnya, pergeragakannya untuk menunaikan hak-Nya dan menyembah-Nya."

4) Syaikh Hisyam Al Kamil Musa Hamid berkata dalam Fathul Allam Syarhu Manzhumati Aqidatil Awwam,

فائدة: التوحيد على أربعة أقسام: توحيد الألوهية، وتوحيد الأفعال، وتوحيد الصفات، وتوحيد الذات

"Faedah: Tauhid terbagi menjadi empat macam: Tauhid Uluhiyyah, Tauhid Af'al, Tauhid Shifat dan Tauhid Dzat."

5) Syaikh Nizar Hamadi, seorang pendekar ASWAJA Asy'ari asal Tunisia berkata dalam Aqsamu Tauhid wal Wahdaniyyah Inda Ahlissunnah Al Asya'irah (Sumber: https://archive.org/details/TawhidAchari/page/n2/mode/1up )

"Tauhid terbagi menjadi empat:

1) Tauhid Ibadah

Yaitu meyakini keesaan Allah dalam kerberhakan atas ibadah. Maksudnya, meyakini hanya Allah saja yang berhak disembah atau diibadahi. Ibadah sendiri artinya totalitas dalam ketundukan dan dalam kepatuhan kepada syariat yang telah digariskan oleh Allah.

2. Tauhid Uluhiyah

Yaitu meyakini keesaan Allah dalam sifat-sifat Uluhiyah, yaitu sifat-sifat yang menunjukkan ketidakbutuhan Allah pada selain-Nya. Sifat-sifat ini andaikan hilang, maka akan hilang pula sifat ketidakbutuhan tersebut dan berubah menjadi butuh pada pihak lain. Sifat-sifat Uluhiyah adalah: Wujud, Qidam, Baqa’, Mukhalafah lil Hawadis, Qiyam bin Nafs, Sama’, Bashar dan Kalam.

3. Tauhid Rububiyah

Yaitu meyakini keesaan Allah dalam sifat-sifat Rububiyah, yaitu sifat-sifat yang menunjukkan kebaharuan makhluk dan dependensi mereka kepada Allah. Sifat-sifat ini andaikan hilang, maka makhluk akan berubah menjadi independen atau tak butuh pada Allah. Sifat-sifat Rububiyah adalah Qudrah, Irodah, Ilmu, Hayat dan Wahdaniyah.

4. Tauhid Asmaul Husna

Yaitu meyakini keesaan Allah dalam keberhakan atas nama-nama dan sifat-sifat mulia yang telah Dia tetapkan secara azali (tanpa permulaan). Konsekuensinya, tak ada selain Allah yang berhak menyandang nama dan sifat tersebut secara hakiki."

Itulah pembagian tauhid menurut para ulama Asy'ari yang mungkin tidak diketahui oleh para Asy'ari sendiri, semoga bermanfaat dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Allahu A'lam
Ustadz Naufal