Dagelan
Umumnya, kaum Asya'iroh itu menolak jah (arah) bagi Allah.
lucunya,
mereka paling rajin memperingati
Malam Nuzulul Qur'an.
Mereka memperingati Al Qur'an, Kalam Allah yang disampaikan kepada Malaikat Jibril di atas langit, lalu dibawa turun Malaikat Jibril kepada Rasulullah sholallohu'alaihiwassalam di bumi
Malam Isro' dan Mi'raj Rasulullah.
Mereka memperingati mu'jizat Rasulullah sholallohu'alaihiwassalam melakukan perjalanan malam (isro') dari Makkah ke Al Quds, kemudian shalat malam dan mengimami para Nabi dan Rasul di Baitul Maqdis.
Lalu naik (mi'raj) ke atas langit untuk bertemu Allah dan menerima perintah shalat 50 waktu. Lalu terjadi diskusi antara Rasulullah dan Musa sholallhu'alaihim wassalam di langit ke enam agar Rasulullah meminta keringanan jumlah shalat, akhirnya terjadi bolak balik dari atas langit ke tujuh dan langit enam, dan hasilnya shalat menjadi 5 waktu saja.
Kalau menolak arah, lalu apa yang dirayakan?
Ingat, arah bagi Allah tidak sama arah bagi makhluk, jadi jauhkan pikiran dari tasybih dan tajsim!
Ustadz prasetyo