Rabu, 02 November 2022

Mendahulukan ittiba’ daripada ijtihad ayah sendiri ...Ibn Hajar al-Asqalani –rahimahullah- berkata:

Mendahulukan ittiba’ daripada ijtihad ayah sendiri ...

Ibn Hajar al-Asqalani –rahimahullah- berkata:

وكذا كان سالم بن عبد الله بن عمر يخالف أباه وجده في ذلك لحديث عائشة، قال ابن عيينة " أخبرنا عمرو بن دينار عن سالم أنه ذكر قول عمر في الطيب ثم قال: قالت عائشة " فذكر الحديث، قال سالم: سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم أحق أن تتبع

Demikianlah, Salim bin ‘Abdillah bin ‘Umar berbuat berbeda dari yang diperbuat oleh ayah dan kakeknya lantaran adanya hadits dari ‘Aisyah. Ibn ‘Uyainah mengatakan: telah berkabar kepada kami ‘Amr bin Dinar, dari Salim (bin ‘Abdillah bin ‘Umar) bahwasanya Salim menyebutkan ucapan ‘Umar mengenai wewangian, kemudian Salim mengatakan, “’Aisyah berkata ... -lantas menyebutkan hadits.” Salim berkata (lagi), “Sunnah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- lebih berhak untuk diikuti.” –Fath al-Bari karya Ibn Hajar ...

Syaikh al-Albani –rahimahullah- berkata:

وهكذا فليكن تحقيقُ الاتباعِ لرسولِ الله صلى الله عليه وسلم! فرحِمَ اللهُ أولئك الآباءَ الذين خلّفوا أمثالَ هؤلاء الأبناء، الذين يُقدّمون سنّةَ رسول الله صلى الله عليه وسلم على اجتهاد آبائهم، فأين منهم هؤلاء الخَلَف الذين تتضح لهم السُّنةُ الصريحة في المسألة ثم لا يتّبعونها، ويؤثرون عليها تقليَد المذهب أو الجمهور، بحجة أنهم أعلم منا بالسُّنة! أفلم يكن عمر وابنه عبد الله أعلم مِن عبد الله وسالم ابني عبد الله بن عمر بالسّنة بصورة عامة؛ فما الذي حملهما على مخالفة أبويهما؟ أهو اعتقادهما أنهما أعلم منهما؟ حاشاهما من ذلك، وإنما هو ثبوت السنة لديهما، وليس معنى ذلك عندهما أنهما أعلم من أبويهما في كلّ ما سواها، فهل للمقلّدين أن يَعتبروا بذلك، ويُفردوا رسول الله صلى الله عليه وسلم بالاتباع؟!

Demikianlah. Maka seyogianyalah bagi seseorang untuk menetapkan ittiba’ terhadap Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa salam. Maka semoga Allah menyayangi para ayah yang mewariskan anak-anak yang semisal itu. Anak-anak keturunan yang mendahulukan Sunnah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- daripada ijtihad ayah-ayah mereka. Lantas di manakah para khalaf itu menempatkan diri di antara para pendahulu mereka jika telah jelas bagi mereka Sunnah yang terang mengenai suatu persoalan tetapi kemudian mereka tak mau mengikutinya dan lebih mendahulukan sikap taklid terhadap mazhab atau orang kebanyakan dengan argumentasi bahwasanya ulama mazhab itu lebih berpengetahuan dari diri kita mengenai Sunnah. Tidakkah ‘Umar dan Ibn ‘Umar pun lebih berpengetahuan daripada kedua anak Ibn ‘Umar, yaitu ‘Abdullah dan Salim, terhadap Sunnah secara umum? Lantas apa yang mendorong ‘Abdullah dan Salim untuk menyelisihi ayah dan kakek mereka? Apakah ‘Abdullah dan Salim berpikir bahwa mereka berdua itu lebih tahu dari ayah dan kakek mereka? Sungguh jauh mereka berdua dari berpikiran seperti itu. Tak lain tak bukan, penyelisihan mereka berdua terhadap ayah dan kakeknya itu karena adanya Sunnah yang sahih di hadapan mereka berdua. Dan itu bukan berarti bahwasanya mereka berdua itu lebih tahu dari ayah dan kekek mereka dalam setiap masalah. Maka, apakah orang-orang yang taklid itu mau mengambil pelajaran dari hal tersebut dan menyendirikan Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam hal ittiba’? –Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari ...

-HW ibn tato WW-

https://tamammennah.blogspot.com/2009/07/blog-post_15.html?fbclid=IwAR0FkmlpKSoYYynbbAdzdb-qSyrmsotOx0oGY1vtmU8jYjEz_fWK_X9DcU8