Senin, 07 November 2022

sanggahan: Masuk akal ga sih, mata kaki ketutupan kain masuk neraka, pakai akal dong sayang!=====

Masuk akal ga sih, mata kaki ketutupan kain masuk neraka, pakai akal dong sayang!

=====

Sanggahan:

1. Apa yg disebutkan di atas, adalah yg disebutkan hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan sanad yg sangat shahih.

عن أبي هريرة، عن النَّبيِّ ﷺ قَالَ: مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزار فَفِي النَّار

"Sarung yg di bawah kedua mata kaki, maka dia akan berada di neraka" [HR. Bukhari 5787]

Sehingga kewajiban kita sebagai seorang mukmin adalah sami'na wa atha'na (kami dengar dan kami ta'at) .. bukan kami dengar tapi kami harus pikir-pikir dulu, masuk akal atau tidak!

2. Ajaran agama tidak harus bisa dinalar oleh akal kita .. tapi yg jelas, tidak ada ajaran agama yg shahih yg dimustahilkan akal.

Kalau yg menurut kita tidak masuk akal, hrs kita tolak, betapa banyak kabar² dari syariat yg harus ditolak.

- Apakah tasbihnya semua makhluk masuk akal? [Lihat di QS. Al-Isra' 44].
- Apakah sujudnya matahari, bulan, dan pohon itu masuk akal? [Lihat di QS Al-Hajj 18].
- Apakah nangisnya kayu pohon kurma bekas mimbar nabi itu masuk akal? [Lihat di Shahih Bukhari 918]
- Bahkan bilangan-bilangan shalat kita apa masuk akal?
- Banyak kabar tentang surga dan neraka tdk masuk akal!

3. Kabar ini masih bisa di nalar oleh akal orang yg lurus .. bukankah sangat logis bila Allah menjadikan kain yg berada di bawah mata kaki berada di neraka bersama orang yg mengenakannya .. dimana sisi tidak masuk akalnya?!

4. Para sahabat dahulu menerima hadits ini, dan tdk ada dari mereka yg mengatakan ini tidak masuk akal, kemudian menolaknya .. Lalu apakah orang ini lebih berakal daripada para sahabat Nabi?!

Begitu pula para ulama dari madzhab empat menerima hadits ini dg baik .. tidak ada yg menolaknya dg dalih tidak masuk akal. Lalu ikut siapakah dia? Mana akhlaqnya terhadap Nabi -shallallahu alaihi wasallam- dan tuntunannya? Pantaskah tuntunan Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ditertawakan?

Kepada orang yg seperti ini dan semisalnya, saya berpesan sayangilah diri Anda .. kalau benci kepada orang lain, maka jangan salahkan haditsnya yg shahih, karena itu akan berakibat kebinasaan .. wallahul mustaan.

5. Bila terlihat ada pertentangan, antara akal dan nash, maka kita harus dahulukan nashnya.

Karena akal bisa salah, sedang nash yg valid dan shahih tidak mungkin salah.

Sebagian ulama mengumpamakan, hubungan antara manusia, akal dan nash itu seperti hubungan antara seorang yang mencari obat penyakitnya, penunjuk dokter ahli, dan dokter.

Jika ada orang sakit perut, lalu ia bertanya kepada orang yg tahu dokter ahli dalam sakit perut, lalu dia mengarahkan orang yg sakit itu kepada dokter ahli, dan akhirnya dia dapat resep obat dari dokter ahli itu .. kemudian orang yang sakit tadi ketemu lagi dengan orang yang menunjukkan dokter ahli, tapi sayang dia malah menyalahkan resep obat yang diberikan oleh dokter ahli .. maka siapakah yang harus dia percaya? dokternya, ataukah orang yang menunjukkan dia kepada dokter ahli tersebut? tentunya dia harusnya lebih percaya kepada dokter ahlinya, walaupun dia tahu dokter ahli dari orang tersebut.

Begitu pula dengan manusia, bila dia memahami wahyu dengan akalnya, tapi akalnya tidak bisa menerima keterangan yang ada dalam wahyu .. maka harusnya manusia lebih percaya kepada wahyunya, bukan kepada akalnya. Karena wahyu itu dari Allah, sedangkan akalnya banyak keterbatasannya. wallahu a'lam. 

Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Ustadz Dr musyaffa ad dariny Ma