Senin, 07 November 2022

Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun kecuali di situ mereka akan mengada-ngadakan satu perbuatan bid’ah dan meninggalkan sunnah. Sampai tumbuh subur kebid’ahan dan berguguran sunnah-sunnah.”

Kita ketahui di akhir zaman ini sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam demikian terasing. Bahkan sudah merupakan ketentuan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berlakukan pada agama ini, bahwa semakin jauh zaman maka semakin banyak sunnah yang ditinggalkan, semakin banyak bid’ah yang bermunculan.

Lalu bagaimana Ahlus Sunnah bisa berpegang teguh dengan sunnah kalau tidak ada yang menjelaskan ini yang benar dan yang salah? Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhuma berkata:

ما يأتي على الناس عام إلا أحدثوا فيه بدعة، وأماتوا فيه سنة، حتى تحيا البدع وتموت السنن

“Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun kecuali di situ mereka akan mengada-ngadakan satu perbuatan bid’ah dan meninggalkan sunnah. Sampai tumbuh subur kebid’ahan dan berguguran sunnah-sunnah.”

Lalu mana konsekuensi seseorang yang mengaku sebagai Ahlus Sunnah kalau dia tidak berusaha menghidupkan sunnah dan memadamkan kebalikan dari sunnah? Bagaimana mungkin kita yang di akhir zaman bisa merasakan nikmatnya melaksanakan sunnah dalam shalat, puasa, apalagi dalam iman dan tauhid kalau seandainya bid’ah yang semakin lama semakin bermunculan tidak dipadamkan dengan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui keberkahan dakwah para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah, kemudian para ustadz-ustadz sunnah kita?

Bahkan keadaan yang lebih memprihatinkan lagi adalah apa yang digambarkan oleh sahabat yang mulia Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu. Suatu saat Hudzaifah Ibnul Yaman di depan murid-muridnya mengambil dua buah batu dan disusun. Tentu saja ketika disusun ada cahaya yang luar tapi kecil dibandingkan batu yang besar. Maka beliau berkata kepada murid-muridnya:

هل ترون مابين هذين الحجرين من النور؟

“Wahai murid-muridku, apakah kalian bisa melihat cahaya di antara celah kedua batu ini?”

Maka murid-muridnya mengatakan: “Kami hanya melihat cahaya sedikit yang keluar.” Setelah itu Hudzaifah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu berkata:

والذي نفسي بيده لتظهرنّ البدع حتى ﻻ يُرى من الحق إﻻ قدر مابين هذين الحجرين من النور، والله لتفشونّ البدع حتى إذا ترك منها شيء قالوا: تركت السنة

“Demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya, sungguh-sungguh di akhir zaman nanti akan bermunculan bid’ah-bid’ah sehingga kebenaran tidak akan terlihat lagi kecuali hanya sekadar cahaya yang terlihat di antara celah kedua batu ini. Demi Allah diakhir zaman akan tersebar bid’ah sampai jika salah satu dari bid’ah ditinggalkan, maka orang-orang mengatakan: ‘Sungguh sunnah telah ditinggalkan.'”

Antum tidak memikirkan anak-anak kita nanti bagaimana. Kaum muslimin nanti yang datang setelah kita bagaimana? Bagaimana mereka bisa dididik di atas agama yang baik? Ini semua bagian dari kebaikan yang justru terlihat pada Manhaj Salaf.

sumber: rodja.id/37m