Sabtu, 02 Oktober 2021

Pernah dengar kisah orang diculik jin?Kejadian yang sama pernah terjadi di zaman Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu.Kisah yang ajib ini terdapat di Sunan Al-Kubraa li Al-Baihaqiy 7/733 (Daar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah).

Pernah dengar kisah orang diculik jin?

Kejadian yang sama pernah terjadi di zaman Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu.

Kisah yang ajib ini terdapat di Sunan Al-Kubraa li Al-Baihaqiy 7/733 (Daar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah).

Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Bakr Al-Baihaqiy rahimahullah, beliau menuturkan:

ﺃَﺧْﺒَﺮَﻧَﺎ ﺃَﺑُﻮ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺍﻟْﺤَﺎﻓِﻆُ، ﻭَﺃَﺑُﻮ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻋُﺒَﻴْﺪُ ﺑْﻦُ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﻣُﺤَﻤَّﺪِ ﺑْﻦِ ﻣَﻬْﺪِﻱٍّ ﻟَﻔْﻈًﺎ، ﻗَﺎﻻ : ﻧﺎ ﺃَﺑُﻮ ﺍﻟْﻌَﺒَّﺎﺱِ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﻳَﻌْﻘُﻮﺏَ، ﻧﺎ ﻳَﺤْﻴَﻰ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲ ﻃَﺎﻟِﺐٍ، ﻧﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟْﻮَﻫَّﺎﺏِ ﺑْﻦُ ﻋَﻄَﺎﺀٍ، ﻧﺎ ﺳَﻌِﻴﺪٌ، ﻋَﻦْ ﻗَﺘَﺎﺩَﺓَ، ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻧَﻀْﺮَﺓَ، ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﻟَﻴْﻠَﻰ، 

” ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻼ ﻣِﻦْ ﻗَﻮْﻣِﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻷَﻧْﺼَﺎﺭِ ﺧَﺮَﺝَ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻣَﻊَ ﻗَﻮْﻣِﻪِ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀَ ﻓَﺴَﺒَﺘْﻪُ ﺍﻟْﺠِﻦُّ ﻓَﻔُﻘِﺪَ، ﻓَﺎﻧْﻄَﻠَﻘَﺖِ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻓَﻘَﺼَّﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻘِﺼَّﺔَ ﻓَﺴَﺄَﻝَ ﻋَﻨْﻪُ ﻋُﻤَﺮُ ﻗَﻮْﻣَﻪُ، ﻓَﻘَﺎﻟُﻮﺍ : ﻧَﻌَﻢْ، ﺧَﺮَﺝَ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀَ ﻓَﻔُﻘِﺪَ، ﻓَﺄَﻣَﺮَﻫَﺎ ﺃَﻥْ ﺗَﺮَﺑَّﺺَ ﺃَﺭْﺑَﻊَ ﺳِﻨِﻴﻦَ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻣَﻀَﺖِ ﺍﻷَﺭْﺑَﻊُ ﺳِﻨِﻴﻦَ ﺃَﺗَﺘْﻪُ ﻓَﺄَﺧْﺒَﺮَﺗْﻪُ ﻓَﺴَﺄَﻝَ ﻗَﻮْﻣَﻬَﺎ، ﻓَﻘَﺎﻟُﻮﺍ : ﻧَﻌَﻢْ، ﻓَﺄَﻣَﺮَﻫَﺎ ﺃَﻥْ ﺗَﺘَﺰَﻭَّﺝَ ﻓَﺘَﺰَﻭَّﺟَﺖْ .
ﻓَﺠَﺎﺀَ ﺯَﻭْﺟُﻬَﺎ ﻳُﺨَﺎﺻِﻢُ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﺇِﻟَﻰ ﻋُﻤَﺮَ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻋُﻤَﺮُ ﺑْﻦُ ﺍﻟْﺨَﻄَّﺎﺏِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ : ﻳَﻐِﻴﺐُ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢُ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥَ ﺍﻟﻄَّﻮِﻳﻞَ ﻻ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﺃَﻫْﻠُﻪُ ﺣَﻴَﺎﺗَﻪُ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ : ﺇِﻥَّ ﻟِﻲ ﻋُﺬْﺭًﺍ ﻳَﺎ ﺃَﻣِﻴﺮَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ، ﻗَﺎﻝَ : ﻭَﻣَﺎ ﻋُﺬْﺭُﻙَ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺧَﺮَﺟْﺖُ ﺃُﺻَﻠِّﻲ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀَ ﻓَﺴَﺒَﺘْﻨِﻲ ﺍﻟْﺠِﻦُّ ﻓَﻠَﺒِﺜْﺖُ ﻓِﻴﻬِﻢْ ﺯَﻣَﺎﻧًﺎ ﻃَﻮِﻳﻼ ﻓَﻐَﺰَﺍﻫُﻢْ ﺟِﻦٌّ ﻣُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ، ﺃَﻭْ ﻗَﺎﻝَ : ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮﻥَ، ﺷَﻚَّ ﺳَﻌِﻴﺪٌ ﻓَﻘَﺎﺗَﻠُﻮﻫُﻢْ ﻓَﻈَﻬَﺮُﻭﺍ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻓَﺴَﺒَﻮْﺍ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺳَﺒَﺎﻳَﺎ ﻓَﺴَﺒَﻮْﻧِﻲ ﻓِﻴﻤَﺎ ﺳَﺒَﻮْﺍ ﻣِﻨْﻬُﻢْ، ﻓَﻘَﺎﻟُﻮﺍ : ﻧَﺮَﺍﻙَ ﺭَﺟُﻼ ﻣُﺴْﻠِﻤًﺎ ﻭَﻻ ﻳَﺤِﻞُّ ﻟَﻨَﺎ ﺳَﺒْﻴُﻚَ ﻓَﺨَﻴَّﺮُﻭﻧِﻲ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻤُﻘَﺎﻡِ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟْﻘُﻔُﻮﻝِ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻫْﻠِﻲ ﻓَﺎﺧْﺘَﺮْﺕُ ﺍﻟْﻘُﻔُﻮﻝَ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻫْﻠِﻲ ﻓَﺄَﻗْﺒَﻠُﻮﺍ ﻣَﻌِﻲ ﺃَﻣَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻓَﻠَﻴْﺲَ ﻳُﺤَﺪِّﺛُﻮﻧِﻲ ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ ﻓَﻌِﺼَﺎﺭُ ﺭِﻳﺢٍ ﺃَﺗْﺒَﻌُﻬَﺎ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﻋُﻤَﺮُ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ : ﻓَﻤَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻃَﻌَﺎﻣُﻚَ ﻓِﻴﻬِﻢْ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺍﻟْﻔُﻮﻝُ ﻭَﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳُﺬْﻛَﺮِ ﺍﺳْﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻤَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺷَﺮَﺍﺑُﻚَ ﻓِﻴﻬِﻢْ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﺍﻟْﺠَﺪَﻑُ، ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺘَﺎﺩَﺓُ : ﻭَﺍﻟْﺠَﺪَﻑُ ﻣَﺎ ﻻ ﻳُﺨَﻤَّﺮُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﺮَﺍﺏِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺨَﻴَّﺮَﻩُ ﻋُﻤَﺮُ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺼَّﺪَﺍﻕِ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﺍﻣْﺮَﺃَﺗِﻪِ

Abu ‘Abdillaah Al-Haafizh dan Abu Muhammad ‘Ubaid bin Muhammad bin Muhammad bin Mahdiy telah mengkhabari kami -secara lafazh-, keduanya berkata, Abul ‘Abbaas Muhammad bin Ya’quub telah mengkhabari kami, Yahyaa bin Abi Thaalib telah mengkhabari kami, ‘Abdul Wahhaab bin ‘Athaa’ telah memberitakan kami, Sa’iid telah mengkhabari kami, dari Qataadah, dari Abu Nadhrah, dari ‘Abdurrahman bin Abi Lailaa :

“Bahwasanya ada seorang lelaki dari kaumnya Ibnu Abi Lailaa yaitu kaum Anshar yang keluar untuk shalat ‘Isya bersama mereka. Tiba-tiba jin menawan lelaki tersebut dan hilanglah ia. 

Serta merta pergilah istri si lelaki kepada ‘Umar bin Al-Khaththaab radhiyallaahu ‘anhu lalu ia menceritakan kepada ‘Umar atas kejadian yang menimpa suaminya, kemudian ‘Umar pun bertanya kepada kaum Anshar perihal lelaki tersebut. Mereka menjelaskan, “Benar, ia keluar untuk shalat ‘Isya dan ia menghilang!” 

Maka ‘Umar memerintahkan kepada istri si lelaki untuk menunggu (suaminya) selama 4 tahun.

Ketika telah berlalu masa 4 tahun, ia kembali mendatangi ‘Umar dan memberitahukan keadaannya (yang telah menunggu hingga lewat masa 4 tahun) kepada ‘Umar. Lalu ‘Umar pun bertanya kepada kaum si wanita (mengenai kebenaran perkataannya). Mereka menjawab, “Benar!” Kemudian ‘Umar memerintahkan wanita tersebut agar menikah lagi dan ia pun menikah (dengan lelaki lainnya).

Tiba-tiba datanglah suaminya yang telah menghilang selama 4 tahun tersebut (dan ia mengetahui istrinya telah menikah lagi) lantas ia mendebat ‘Umar bin Al-Khaththaab mengenai hal ini.

‘Umar berkata, “Salah seorang dari kalian raib dalam rentang waktu yang demikian lama, keluarganya pun tidak ada yang mengetahui mengenai kehidupannya.”

Sang lelaki berusaha menjelaskan kepada ‘Umar, “Sesungguhnya diriku mempunyai ‘udzur (alasan), wahai Amiirul mu’miniin!”

‘Umar bertanya, “Apa ‘udzurmu?”

Sang lelaki menceritakan kisah yang dialaminya, “Aku keluar untuk shalat ‘Isya dan tiba-tiba ada jin yang menawanku. Maka aku menetap di alam mereka selama rentang waktu yang panjang. Dan ada sekelompok jin mu’min -atau jin muslim, Sa’iid (bin Abi 'Aruubah, salah seorang perawi kisah) ragu- yang memerangi jin-jin kafir tersebut, lantas kelompok jin mu’min berhasil menaklukkan kelompok jin kafir lalu para jin mu’min menawan para tawanan dan aku termasuk ke dalam kelompok tawanan yang direbut dari mereka. 

Para jin mu’min berkata, “Kami melihatmu sebagai seorang lelaki muslim dan tidak halal bagi kami untuk menawanmu.” Kemudian mereka memberiku pilihan antara tetap tinggal (di alam jin tersebut) atau kembali ke keluargaku, aku pun memilih kembali ke keluargaku. Maka para jin mu’min pun mengantarkanku. Ketika malam hari tiba maka mereka tidak lagi berbicara denganku, adapun pada siang hari maka saat itulah ada deru angin yang aku mengikutinya (hingga aku dapat keluar dari alam mereka).”

‘Umar bertanya, “Apa makananmu ketika bersama mereka?”

Lelaki tersebut menjawab, “Sejenis kacang-kacangan dan segala sesuatu yang tidak disebut nama Allah padanya.”

‘Umar bertanya kembali, “Dan apa minumanmu ketika bersama mereka?”

Si lelaki menjawab, “Al-Jadaf.” (Imam Qataadah menjelaskan, “Al-Jadaf adalah segala jenis minuman yang tidak ditutup.”)

Akhirnya, ‘Umar pun memberi pilihan kepada lelaki tersebut antara (mendapatkan kembali) mahar atau istrinya.”

Syaikh Al-Albaniy dalam Irwa'ul Ghalil, 6/151 berkata, "Sanad-sanadnya shahih".

Pelajaran yang bisa kita petik;

1. Alam jin merupakan alam ghaib yang benar adanya. Mereka dapat melihat kita namun kita tdk dapat melihat mereka.

2. Diantara kaum jin ada yang beriman dan ada yang tetap kafir.

3. Antara jin muslim dan kafir saling berperang sebagaimana layaknya manusia.

4. Jin yang kafir akan senantiasa mengganggu manusia. Bahkan terkadang mereka menculik dan menawan manusia untuk diperbudak oleh mereka.

5. Jin yang sudah beriman mengamalkan akhlak yang baik sebagaimana yang diajarkan oleh islam.

6. Orang yang hilang tanpa kabar selama lebih dari 4 tahun, maka dihukumi layaknya orang yang sudah mati. Istrinya menjalani masa iddah selama 4 bulan 10 hari dan setelah itu boleh menikah lagi. Harta warisannya pun sudah boleh dibagikan kepada ahli waris sebagaimana fatwa para ulama.

7. Makanan jin berasal dari tumbuhan (kacang-kacangan) dan sesuatu yang tidak disebut nama Allah. Karenanya kita dianjurkan untuk membaca "bismillah" sebelum makan agar jin tidak ikut makan bersama kita.

8. Minuman jin adalah minuman yang tidak ditutup. Karenanya kita dianjurkan untuk menutup bejana dan tempat air.

Wallahu A'lam
Ustadz abu razin taufiq 
https://www.facebook.com/100002841090635/posts/4099002613537735/