Hukum Menceritakan Keburukan Ahli Bid’ah
Pada asalnya menceritakan keburukan ahli bid’ah dalam rangka memberikan peringatan kepada orang lain agar waspada terhadap bid’ah dan keburukan mereka itu diperbolehkan dalam syari’at Islam, jika terpenuhi 3 (tiga) syarat :
1. Pertama : Orang yang menceritakan tersebut harus berilmu dan dia ikhlas dalam melakukan nya.
2. Kedua : Pelaku bid’ah yang diceritakan keburukan nya adalah orang yang menampakkan bid’ah nya secara terang – terangan. Adapun jika pelaku bid’ah tersebut menyembunyikan bid’ah nya, maka tidak boleh menceritakan keburukan nya.
3. Ketiga : Pelaku bid’ah yang diceritakan nya tersebut masih hidup dan belum meninggal dunia.
Jika dia telah meninggal dunia, maka tidak boleh menceritakan keburukan nya, kecuali jika dia memiliki buku (kitab) yang mengokohkan bid’ah nya dan para pengikutnya menyebarluaskannya setelah ia wafat.
(Risalah kami, Permata Yang Berharga Dari Aqidah Islam. Kami rangkum dari Mauqif Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah min Ahlil Ahwaa’ wal Bida’ karya Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir ar-Ruhaily)
Ustadz ibnu firdaus