📖 Kesombongan Yang Besar, Tapi Dibungkus Agama
Kita sadari atau tidak, kesombongan banyak ditampakkan oleh sebagian orang kepada kita. Tapi karena dibungkus agama, ia tidak terlihat sebagai kesombongan, dan mudah menyebar di tengah² masyarakat, wallahul musta'an.
Dan berikut ini adalah sebagian contohnya:
1. Mengaku shalat jumatnya di depan Kabah, padahal tinggalnya di negara kita.
2. Mengaku bertemu Nabi shallallahu alaihi wasallam saat sadar.
3. Mengaku bertemu atau bersalaman dengan Nabi Khadhir (biasanya disebut khidir).
4. Mengaku dikasih pesan atau hadits istimewa oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam.
5. Mengaku selalu diawasi dan diperhatikan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam.
6. Mengaku didatangi atau diziarahi oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam. Mirip dengan ini, mengaku acaranya dihadiri Nabi shallallahu alaihi wasallam.
7. Mengaku dibawa naik ke Sidrotul Muntaha dan bertemu Allah.
8. Mengaku sudah sampai derajat wali, atau derajat yakin, atau derajat hakikat.
9. Mengaku gurunya sudah sampai derajat wali, sehingga dia adalah muridnya wali.
10. Mengatakan semua yang mengikutinya pasti masuk surga.
11. Mengaku yang menyelisinya pasti celaka.
12. Mengaku nanti bisa menggandeng seseorang masuk surga.
13. Mengaku mendapatkan ilham atau bisikan dari Allah.
14. Mengatakan malaikat mungkar nakir tidak sempat menanyai gurunya yang sudah meninggal, karena banyaknya peziarahnya.
15. Mengatakan ulama arab tidak ada yang seperti gurunya.
Dan masih banyak lagi yg lainnya. Sungguh kesombongan yang terlihat oleh orang awam, karena dibungkus oleh agama.
Padahal kesombongan sangatlah dimurkai oleh Allah, sampai² Nabi kita shallallahu alaihi wasallam menyabdakan: "Tidak masuk surga, orang yg di hatinya ada kesombongan, meski hanya sekecil dzarrah (semut merah yg sangat kecil)".
Saudaraku seiman, waspadalah terhadap kesombongan, semoga Allah jauhkan kita semua darinya, amin.
Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa ad-Dariny, M.A. hafizhahullahu