Senin, 31 Mei 2021

Sering mendengar: “Sudahlah, enggak usah kenceng-kenceng, masalahnya khilaf juga”Akhirnya bermudah-mudah dalam permasalahan khilaf padahal terkadang ada sangkut pautnya dengan permasalahan akidah; syirik dan tauhid, bidah dan sunnah.

Sering mendengar: “Sudahlah, enggak usah kenceng-kenceng, masalahnya khilaf juga”
Akhirnya bermudah-mudah dalam permasalahan khilaf padahal terkadang ada sangkut pautnya dengan permasalahan akidah; syirik dan tauhid, bidah dan sunnah.
Sering mendengar: “Emang ente lebih alim dari imam fulan”
Semoga penjelasan Asy Syaikh Al ‘Allamah Saleh Al Fauzan hafizhahullah bisa menguatkan kembali untuk selalu berpegang teguh dengan dalil sahih dan pemahaman yang sahih yaitu pemahaman para salaf saleh.

يترك الأدلة الشرعية بحجة: المسألة فيها خلاف أو يقول: أنت أعلم من فلان
1. ويزين للناس الإعراض عن الكتاب والسنة إلى التقليد الأعمى تقليد الأقوال أخذ الأقوال التي لا دليل عليها, الاجتهادات التي لا مستند لها.
2. إذا قلت لهم شيئأ, قالوا: المسألة فيها خلاف! صلاة الجماعة فيها خلاف؟! الحجاب فيها خلاف؟! يأخذ بما تشتهيه الأنفس!
فقل له: الله لم يتعبدنا بالخلاف والله تعبدنا بالكتاب والسنة فما وافق الكتاب والسنة من الأقوال والاجتهادات أخذنا بها و ما خالف تركناه
3. إذا قلت لهم : يترك الخطأ, فأجابوا: لا المسألة فيها خلاف؟! 
فقل له: والدليل ؟!, قالوا : ما علينا من الدليل لأن المسألة فيها  خلاف.
فقل له: إذن هذا مثل الذين {اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا} [التوبة: 31] هذا من شرك الطاعة والعياذ بالله.
{ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ } [الأنعام: 121]
4. إذا قلت لهم شيئا, سيقولون لك: أنت أعلم من قلان؟
قل: ما علينا من عالم ما علي من الدليل, العالم يزيغ ويخطئ وإن كان عالما جليلا ما هو معصوم, المعصوم هو رسول الله صلى الله عليه وسلم, العلماء يخطئون ويصيبون.

Meninggalkan dalil-dalil syariat kemudian mengatakan: “Permasalahan ini terjadi khilaf” atau berkata: “Kamu lebih Alim dari Fulan”.

1. Syetan memperindah bagi manusia untuk meninggalkan Alquran dan Assunnah kepada taklid buta, taklid pendapat-pendapat, mengambil pendapat-pendapat yang tidak ada dalil atasnya, ijtihad-ijtihad yang tidak ada sandarannya.
2. Jika kamu menasehati mereka (yang terlalu taasub dengan madzhab-pen) sesuatu kepadanya (menasehati tentang hukum-pen), maka mereka akan menjawab: “Permasalahan ini terjadi khilaf, hukum shalat berjamaah ada khilaf, hukum hijab bagi wanita ada khilaf, mengambil pendapat sesuai dengan kehendaknya.”
Maka jawablah: “Allah tidak memerintahkan kita beribadah dengan khilaf, dan Allah memerintahkan kita beribadah dengan Alquran dan Assunnah, apa saja yang sesuai dengan Alquran dan Assunnah dari pendapat dan ijtihad kita ambil dan apa saja yang menyelisihinya maka kita tinggalkan.
3. Jika kamu nasehati mereka: “Yang salah harus ditinggalkan”, 
Mereka akan menjawabmu: “Enggak bisa begitu, karena permasalahan ini ada khilaf!”
Maka jawablah: “ini dalilnya”, 
mereka akan menjawab: “Kami tidak perlu dalil karena permasalahan ini terjadi khilaf di dalamnya!”
maka jawablah: “Kalau begitu ini seperti orang-orang yang (Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa) QS. At Taubah:31. dan ini adalah termasuk dari SYIRIK KETAATAN, kita berlindung hanya kepada Allah.
(dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik) QS. Al An’am:121.
4. Jika kamu menasehati mereka, maka mereka akan menjawab: “Kamu lebih alim dari fulan?!”
Maka jawablah: “Kewajiban kita bukan mengikuti alim, tetapi kewajiban kita mengikuti dalil, seorang ahli illmu terkadang salah, meskipun seorang alim yang besar, beliau tidak maksum (terjaga dari kesalahan), yang maksum hanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, para ulama bisa salah bisa benar.
Ust Ahmad Zainuddin 
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10222050820237415&id=1168938597