* ADA YANG MENYEMBAH ALLAH DI TEPI
* ADA YANG MURTAD KARENA MISKIN
Allah Ta'ala berfirman,
﴿وَمِنَ النّاسِ مَن يَعبُدُ اللَّهَ عَلى حَرفٍ فَإِن أَصابَهُ خَيرٌ اطمَأَنَّ بِهِ وَإِن أَصابَتهُ فِتنَةٌ انقَلَبَ عَلى وَجهِهِ خَسِرَ الدُّنيا وَالآخِرَةَ ذلِكَ هُوَ الخُسرانُ المُبينُ﴾ [الحج: ١١]
"Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata." (QS. Al-Hajj: 11)
Dalam Tafsir Al-Mukhtashar ayat 11 disebutkan:
Dan di antara manusia ada orang yang gamang, dia menyembah Allah dalam keadaan ragu. Apabila ia memperoleh kebaikan berupa kesehatan dan kekayaan, ia akan terus beriman dan beribadah kepada Allah, namun apabila ia memperoleh suatu cobaan berupa penyakit atau kemiskinan, ia akan putus asa dari agamanya hingga murtad. Sungguh dia rugi di dunia, kekafirannya tidak akan menambahnya dari bagian harta dunia yang tidak ditetapkan baginya, dan ia juga rugi di Akhirat kelak karena adanya azab Allah yang akan menimpanya, hal yang demikian ini merupakan kerugian yang nyata.
Dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir disebutkan;
11. وَمِنَ النَّاسِ مَن يَعْبُدُ اللهَ عَلَىٰ حَرْفٍ ۖ (Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi) Yakni ragu dalam agamanya, tanpa keyakinan, seperti orang yang berada di tepi jurang, hatinya akan bergetar dan kakinya akan lemas. Berbeda dengan orang yang beriman yang menyembah Allah dengan penuh keyakinan dan keteguhan. فَإِنْ أَصَابَهُۥ خَيْرٌ(maka jika ia memperoleh kebajikan) Yakni kebaikan dunia berupa kelapangan dan kesehatan serta kesejahteraan dan harta yang banyak. اطْمَأَنَّ بِهِۦ ۖ( tetaplah ia dalam keadaan itu) Yakni berpegang teguh pada agamanya dan tetap dalam ibadahnya. وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ(dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana) Suatu bencana pada keluarganya, hartanya, atau dirinya. انقَلَبَ عَلَىٰ وَجْهِهِۦ (berbaliklah ia ke belakang) Menjadi murtad dan kembali pada kekafiran. خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَ ۚ (Rugilah ia di dunia dan di akhirat) Ia kehilangan dunia dan akhiratnya, sehingga ia tidak bagian di dunia berupa ghanimah dan pujian yang baik dan tidak pula bagian di akhirat berupa pahala dan apa yang telah disiapkan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang shalih. ذٰلِكَ (Yang demikian itu) Yakni kerugian di dunia dan di akhirat. هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ (adalah kerugian yang nyata) Yakni kerugian yang jelas yang tidak ada yang menandinginya.
Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
---
Catatan 19 Syawal 1442 H