Siapa Yang Lebih Paham Akidah Salaf? Ahli Hadis Ataukah Ahli Kalam?
Masalah seperti ini perlu kita jelaskan, agar kita tidak bingung akidah siapa yg benar dan akidah siapa yg asli tersambung kepada para sahabat lalu ke Nabi Muhammad shallaallahu alaihi wa sallam.
Banyak dari kalangan saudara-saudaraku yg merasa bingung dengan akidahnya, bingung antara mengambil akidah dari ulama mutakallimin(ahli kalam) ataukah dari kalangan ahli atsar dan hadis??
Toyyib kita ajukan pertanyaan kepada saudara-saudaraku...
Siapakah orang yg paling paham dengan seluk beluk para sahabat? kisah para sahabat, amalan mereka, ibadah mereka dan akidah mereka?? Apakah mereka orang-orang ahli kalam lebih paham dan mengerti amalan, akhlak, kehidupan dan akidah para sahabat ataukah ahli hadis yg pekerjaannya adalah menukil dan menghafal kisah-kisah mereka!?
Jika anda ingin berobat, apakah anda berobat kepada orang yg profesinya bertani ataukah kepada dokter/Tabib? tentunya jawaban atas pertanyaan ini adalah kepada dokter.
Begitu pula jika kalian ingin mengetahui akidah para sahabat maka kalian harus merujuk kepada ahli hadis dan sunah, merekalah orang-orang yg senantiasa menjaga hadis dan sunah-sunah Nabi Muhammad shallaallahu alaihi wa sallam.
Sedangkan hadis dan sunah itu tidak menerima qiyas dan nalar-nalaran akal sehingga dapat menyebabkan perselisihan antar umat islam dan kontradiksi di dalam pemahaman, dan maksud dari sunah disini adalah seluruh yg datang dari Nabi shallaallahu alaihi wa sallam baik ucapan, perbuatan, akhlak, manhaj, akidah, dst.
Bayangkan jikalau saja agama ini menjadikan akal, nalar dan qiyas sebagai asas utama dan satu-satunya utk berakidah?? tentunya akan menyebabkan perselisihan yg dahsyat.. akal siapa yg akan kita jadikan pedoman dan barometer kebenaran!?
Sehingga tidak ada jalan lain utk meraih akidah kecuali melalui mereka ahli hadis yg senantiasa mendokumentasi dan mengarsipkan seluruh apa yg datang dari Rasulullah shallaallahu alaihi wa sallam dan para sahabat-sahabatnya baik akidah mereka, ucapan, amalan, akhlak, manhaj dan pemahaman.
Wallahu a'lam
Ust abu musa