"Ilmu Saja Tak Cukup: Rahasia Lembutnya Hati Para Salaf"
Ibnu al-Jauzi rahimahullah berkata:
"رأيت الاشتغال بالفقه وسماع الحديث لا يكاد يكفي في صلاح القلب، إلا أن يمزج بالرقائق والنظر في سير السلف الصالح.
لأنهم تناولوا مقصود النقل، وخرجوا عن صور الأفعال المأمور بها إلى ذوق معانيها والمراد بها.
وما أخبرتك بهذا إلا بعد معالجة وذوق لأني وجدت جمهور المحدثين وطلاب الحديث همة أحدهم في الحديث العالي وتكثير الأجزاء.
وجمهور الفقهاء في علوم الجدل وما يغالب به الخصم.
وكيف يرق القلب مع هذه الأشياء ؟.
وقد كان جماعة من السلف يقصدون العبد الصالح للنظرإلى سمته وهديه. لا لاقتباس علمه.
وذلك أن ثمرة علمه هديه وسمته، فافهم هذا وامزج طلب الفقه والحديث بمطالعة سير السلف والزهاد في الدنيا ليكون سبباً لرقة قلبك"
“Aku melihat bahwa mempelajari fiqih dan mendengar hadits saja tidak cukup untuk memperbaiki hati, kecuali jika digabungkan dengan bacaan yang menyentuh hati (seperti nasihat-nasihat) dan mempelajari kisah-kisah para salafus shalih.
Sebab mereka tidak hanya memahami teks secara lahiriah, tetapi juga merasakan makna dan maksud yang terkandung di dalamnya.
Aku menyampaikan ini bukan sekadar teori, tapi setelah mengalami dan merasakan sendiri. Karena aku dapati kebanyakan ahli hadits dan penuntutnya hanya fokus mencari sanad tinggi dan memperbanyak periwayatan, sedangkan banyak ahli fiqih sibuk dengan debat dan mengalahkan lawan diskusi.
Bagaimana hati bisa menjadi lembut dengan hal-hal seperti itu?
Dulu sebagian salaf bahkan mendatangi seorang hamba saleh bukan untuk mengambil ilmunya, tapi untuk melihat akhlaknya dan petunjuk hidupnya. Karena buah dari ilmunya tampak dalam akhlaknya dan sikap hidupnya.
Pahamilah ini! Gabungkan pencarian ilmu fiqih dan hadits dengan membaca kisah-kisah para salaf dan orang-orang zuhud, agar hatimu menjadi lembut.”
" صيد الخاطر"ص(٢١٦).
Ustadz nurhadi