Ada kisah menarik yg dimuat Ibnu Katsir dalam al Bidayah wa Nihayah beliau
Suatu waktu, seorang sahabat Wail bin Hujr al-Hadhrami رضي الله عنه, seorang bangsawan keturunan raja2 Yaman, pernah datang kepada Rasulullah ﷺ untuk menyatakan keislamannya pasca fathu makkah. Bahkan sebelum kedatangannya, Nabi ﷺ sudah berkata kepada para sahabat:
“Akan datang kepada kalian sisa keturunan para raja!”
Saat Wail tiba, Nabi ﷺ menyambutnya dengan penuh hormat dan memberinya sebidang tanah sebagai ganti dari kerajaan yang ia tinggalkan sebagai seprang muallaf. Beliau bahkan mengutus Muawiyah bin Abi Sufyan رضي الله عنهما—yang waktu itu masih hidup dalam kemiskinan hingga tak punya alas kaki—untuk menunjukkan lokasi tanah tersebut.
Dalam perjalanan, Muawiyah berkata kepada Wail:
“Tolong boncengkan aku di belakangmu, cuaca saat ini panas sekali.”
Wail menjawab: “Bukan karena aku pelit, tapi engkau tidak pantas berbonceng dgn para raja.”
Muawiyah sakit hati dgn ucapannya tsb. Karena asalnyapun beliau berasal dr keluarga terhormat di kalangan Quraisy. Beliaupun berkata lagi: “Kalau begitu, pinjamkan sandalmu.”
Wail menjawab: “Bukan karena aku kikir, tapi engkau tidak pantas memakai sandal para raja. Jalanlah di bawah naungan unta.” Muawiyah pun bersabar dan meredam emosi beliau
Masya Allah, roda zamanpun berputar. Muawiyah kemudian diangkat Umar رضي الله عنه sebagai gubernur Syam, lalu dilanjutkan Utsman رضي الله عنه. Hingga akhirnya, Muawiyah sendiri naik menjadi khalifah kaum muslimin.
Beberapa dekade kemudian,Wail bin Hujr datang ke Syam dalam usia lebih dari 80 tahun. Ia masuk menemui Muawiyah yang kala itu duduk di atas singgasana. Muawiyah segera turun dari kursinya, menyambut Wail dengan penuh hormat, lalu mendudukkannya di sampingnya. Ia bahkan mengingatkan kembali kisah lama mereka, lalu memerintahkan agar Wail diberi hadiah.
Tapi Wail menolak dengan rendah hati:
“Berikan saja kepada yang lebih berhak dariku. Demi Allah, setelah melihat kelapangan hatimu hari ini, aku berharap andai waktu bisa kembali, niscaya aku akan menggendongmu di pundakku pada hari itu!”
وتلك الأيام نداولها بين الناس
Hidup itu berputar. Kadang kita di atas, kadang di bawah. Jangan pernah meremehkan siapapun.
والله ولي التوفيق
Abu Malik
Kota Nabi
2 Rabiul Awal 1447 H
Ustadz muhammad fadhil
Di universitas islam madinah