BERGAULAH YA IKHWAN
Ada sebagian orang, ketika belum mengenal sunnah dia terkenal suka bergaul dengan manusia. Ada kerja bakti di kampungnya, dia selalu hadir terdepan. Baik membersihkan lingkungan, membangun masjid atau pun kegiatan lain.
Kalau ada yang sakit, dia datang mengunjunginya. Bila ada kematian, dia hadir terdepan. Tetangganya ada hajatan pernikahan, dia membantu mendirikan tenda, menyusun bangku dan lain sebagainya.
Namun heran, ketika hidayah sunnah menyapanya, justru dia semakin tertutup, mengurung diri dan jarang hadir di kegiatan gotong royong masyarakat disekitarnya.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang bersabda :
"الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ، أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ"
Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar dalam menghadapi gangguan mereka lebih besar pahalanya daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka. (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Berkata Syeikh Al Albani : Hadits Shahih).
Bergaullah dengan manusia selama tidak ada keburukan dan membahayakan agama, manfaatkan untuk nasehat menasehati dalam kebaikan, tolong menolong dalam perkara yang makruf dan hal-hal lain yang bermanfaat, jangan mengasingkan diri.
Berkata Ibnu Utsaimin rahimahullah:
والعزلة خير إذا كان في الخلطة شر أما إذا لم يكن في الخلطة شر فالاختلاط بالناس أفضل قال النبي صلى الله عليه وسلم المؤمن الذي يخالط الناس ويصبر على أذاهم خير من المؤمن الذي لا يخالطهم ولا يصبر على أذاهم لكن إذا كانت الخلطة ضررا عليك في دينك فانج بدينك كما قال النبي صلى الله عليه وسلم يوشك أن يكون خير مال الرجل غنم يتبع بها شعف الجبال ومواقع القطر يعني يفر بدينه من الفتن .
“Dan uzlah (kesendirian) lebih baik jika di dalam bergaul terdapat keburukan, adapun jika di dalam bergaul tidak terdapat keburukan, maka bergaul dengan manusia lebih utama, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang muslim, jika ia bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih baik daripada seorang muslim yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabat atas gangguan mereka.” Akan tetapi jika bergaul terdapat bahaya atasmu di dalam agamu, maka selamatkan agamamu, sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan menjadi sebaik-baik harta seseorang adalah kambing, ia mengikutinya ke bukit-bukit pegunungan dan ke tempat-tempat subur, yaitu ia menyelamatkan agamanya dari fitnah godaan.” Lihat kitab Syarah Riyadhush Shalihin, 302.
Syeikh Al Muhaddits Abdul Muhsin Al ‘Abbad hafizhahullah berkata ketika menjawab pertanyaan;
هل يجوز البداوة في هذا الزمان باعتبار كثرة الفتن؟
“Apakah boleh berdiam di perkampungan di zaman ini dengan anggap banyaknya fitnah godaan?”
الذي يخالط الناس ويصبر على أذاهم أولى ممن يعتزلهم، والفتن التي يكون فيها اعتزال هي ما جاء في الأحاديث والمقصود بها الاقتتال، وأما وجود فتن شهوات وشبهات فيخالط الناس ويحذر من تلك الفتن، ويبين الحق ويحذر من الباطل.
“Seorang yang bergaul dengan manusia dan sabar atas gangguan mereka lebih utama daripada yang menyendiri dari mereka, dan fitnah yang terdapat di dalamnya sikap menyendiri (seperti) apa yang disebutkan di dalam hadits-hadits, maksudnya adalah perperangan, adapun jika terdapat godaan-godaan syahwat dan syubhat, maka hendaklah ia bergaul dengan manusia dan menjauhi fitnah-fitnah tersebut, menjelaskan kebenaran dan memperingatkan yang batil.” Lihat Syarah Abu Daud, Syeikh Al Muhaddits Abdul Muhsin Al ‘Abbad, 24/33. (Asy Syamela).
AFM
Copas dari berbagai sumber
https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2018/10/bergaul-dengan-manusia.html