Reposted from Ustadz Abu Yahya Badru Salam Hafidzahullah.
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
فَإِن بركَة الرجل تَعْلِيمه للخير حَيْثُ حل ونصحه لكل من اجْتمع بِهِ قَالَ الله تَعَالَى إِخْبَارًا عَن الْمَسِيح {وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْن مَا كنت} أَي معلما للخير دَاعيا إِلَى الله مذكرا بِهِ مرغبا فِي طَاعَته فَهَذَا من بركَة الرجل وَمن خلا من هَذَا فقد خلا من الْبركَة ومحقت بركَة لِقَائِه والاجتماع بِهِ بل تمحق بركَة من لقِيه وَاجْتمعَ بِهِ فَإِنَّهُ يضيع الْوَقْت فِي الماجريات وَيفْسد الْقلب
“Sesungguhnya keberkahan seseorang itu adalah mengajarkan kebaikan di mana saja ia berada dan memberikan faidah kepada siapapun yang berkumpul dengannya. Allah Ta’a mengabarkan tentang nabi Isa Al Masih:
“Dan Dia menjadikanku diberkahi di mana saja aku berada.” (Maryam: 31)
Artinya mengajarkan kebaikan, berdakwah kepada Allah, dan menganjurkan untuk menaati-Nya. Ini adalah keberkahan seseorang.
Siapa yang kosong dari ini berarti ia telah kosong dari barokah. Dan dicabut keberkahan bertemu dan berkumpul dengannya. Bahkan orang yang bertemu dan berkumpul dengannya pun tidak mendapat keberkahan. Maka sia-sia waktu bersamanya dan merusak hati.”
(Risalah ibnu qayyim hal. 5)
https://www.facebook.com/100005503590633/posts/1663225430537561/