Kamis, 29 April 2021

BOLEHKAH KITA TIDAK BERAMAL DAN BERSERAH DIRI PADA TAKDIR?*

*BOLEHKAH KITA TIDAK BERAMAL DAN BERSERAH DIRI PADA TAKDIR?*


Kita meyakini bahwa beriman dengan takdir yang sudah ditetapkan di masa lalu tidak membuat seseorang tercegah dari beramal. Sebagaimana tidak boleh seseorang berpasrah diri. 

Karena itulah ketika Rasulullah  shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepada para shahabatnya tentang telah ditetapkannya takdir. Takdir itu pasti terjadi dan telah keringnya tinta catatan (sehingga tidak mungkin lagi berubah), maka ada sahabat yang bertanya kepadanya: "Wahai Rasulullah (jika  demikian  adanya), bolehkah kita berpangku tangan (berpasrah diri) terhadap apa  yang telah ditulis untuk kita dan tidak perlu lagi beramal. 

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لا، اعملوا  فكل  ميسر
"Jangan (seperti itu). Beramallah, karena setiap orang pasti akan dimudahkan baginya (apabila itu sudah ditakdirkan untuknya)." 

Kemudian beliau membacakan firman Allah  ta'ala:
"Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (Surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan), dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya  jalan menuju kesukaran (kesengsaraan)."
(QS.  Al-Lail  :  5-10) 

Takdir-takdir memiliki sebab-sebab yang membuatnya terjadi. Sebagaimana nikah menjadi sebab mendapatkan anak, menanam menjadi sebab adanya tanaman, demikian pula amal shalih akan menjadi sebab masuk ke Surga dan amalan yang jelek menjadi sebab masuk ke dalam Neraka.


[Syaikh Abdussalam Barjas Alu Abdul Karim, Al Mu'taqad Ash-Shahih hal. 40-41 Dar Hadyu Muhammady]


🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃 

✓ Boleh di share seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan. 

Dibagikan oleh : 
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & Kampus dakwah Utsman di bawah bimbingan Ustadz Anton Abdillah Al Atsary