Selasa, 27 April 2021

Imam Syafi'i -rohimahulloh- mengatakan:"... akan tetapi Allah telah menyuruh Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dan semua makluk-Nya dengan perintah apapun yg Dia kehendaki melalui lisannya Nabi-Nya.Maka, tidak boleh baginya -siapapun orangnya-, untuk memasukkan kata "kenapa" dan "bagaimana" serta pendapat apapun ke dalam hadits yg datang dari Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-.

Jangan katakan "kenapa" dan "bagaimana", bila Nabi -shollallohu alaihi wasallam- memerintahkannya atau melarangnya...

======

Imam Syafi'i -rohimahulloh- mengatakan:

"... akan tetapi Allah telah menyuruh Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dan semua makluk-Nya dengan perintah apapun yg Dia kehendaki melalui lisannya Nabi-Nya.

Maka, tidak boleh baginya -siapapun orangnya-, untuk memasukkan kata "kenapa" dan "bagaimana" serta pendapat apapun ke dalam hadits yg datang dari Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-.

Begitu pula tidak boleh baginya untuk menolak hadits tersebut, bila datang dari orang yg terpercaya menurutnya, walaupun dia hanya satu orang".

[Kitab: Ikhtilaful Hadits, hal: 16].

---------

Sayangnya seringkali sebagian orang di zaman ini, ketika datang kepadanya Sunnah Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, baik itu perintah atau larangan, dengan mudahnya dia mengatakan: "kenapa perintahnya seperti itu", "kenapa dilarang"?!

Semoga perkataan Imam Syafi'i di atas, dapat menjadi masukan bagi mereka... dan itulah yg pantas bagi kita sebagai umatnya yg mengaku mencintai beliau. 

Cobalah bayangkan bila beliau masih hidup di depan kita, dan menyuruh atau melarang sesuatu kepada kita, pantaskah kita mengatakan "kenapa" atau "bagaimana", atau bahkan menolaknya mentah-mentah...?

Semoga bermanfaat....

Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny MA