🌐 *WAG Dirosah Islamiyah*
Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
▪🗓 _JUM’AT_
| 04 Ramadhan 1442 H
| 16 April 2021 M
🎙 *Oleh: Ustadz Nizar Sa'ad Jabal, Lc., M.Pd. حفظه الله تعالى*
📕 _Kajian Tematik Ramadhan 1442H_
🔈 *Audio ke-05*
📖 _Tadabbur Ayat Al-Quran Al-Baqarah: 274 Bagian Pertama_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه، وبعد
Saudaraku sekalian para jama’ah keluarga muslim yang dimuliakan oleh Allāh. Kita hari ini akan mengkaji merenungkan firman Allāh di dalam Al Qurān pada surat Al-Baqarah ayat 274.
Kita coba merenung ayat ini, kandungan-kandungan yang indah dengan harapan kita menjadi hamba Allāh, menjadi umat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang terbaik
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
Orang yang paling mulia adalah orang yang mempelajari Al Qurān dan mengajarkan Al Qurān.
Agar Al Qurān bisa memberikan hidayah kepada kita di jalan yang lurus, agar Al Qurān memberikan keberkahan dan harapan besar.
Kita menjadi ashabul Qurān, teman-temannya Al-Qurān, ahlul Qurān, keluarganya Al-Qurān, semoga Qurān bisa menjadi syafa’at buat kita kelak di akhirat dan menjadi penunjuk kita di jalan menuju surga Allāh.
Ayat ini ayat mulia dari firman Allāh Subhanahu wa Ta'ala yang ada dalam surat Al-Baqarah pada ayat 274 Allāh berfirman,
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Subhanallah. Kita lihat dulu terjemahnya, Allāh berfirman,
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ
Mereka-mereka yang berinfaq.
اَمْوَالَهُمْ
Harta-harta mereka.
بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ
Malam maupun siang.
Mereka yang berinfaq, hartanya diinfaqkan di malam hari maupun di siang hari
سِرًّا وَّعَلَانِيَةً
Sembunyi dia infaqkan. Dia berinfaq sembunyi-sembunyi.
عَلَانِيَةً
Atau dia berinfaq di keramaian, di tengah keramaian ada orang banyak, dilihat oleh orang-orang.
فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ
Orang seperti ini akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allāh.
Lihat timbal balik yang pertama.
Yang kedua,
وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
Mereka tidak akan punya rasa takut atas adzab Allāh.
وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Dan tidak akan sedih atas apa yang sudah mereka perbuat dari kelemahan-kelemahan (kekurangan).
Apa kaitan ayat ini jama'ah sekalian? Sebelum kita jelaskan makna ada beberapa versi penjelasan para ulama tentang sebab turunnya ayat ini:
(1) Para ulama tafsir mengatakan, ayat ini berkaitan turunnya dengan علف الخيل (‘alaful khaili = makanan kuda) yang disiapkan dan ditaruh, untuk kuda-kuda yang lagi fiisabilillah (jihad). Jadi makanan ini disiapkan untuk makanan kuda-kuda yang dipakai untuk jihad fiisabilillah.
Tentu akan dimakan siang, malam, maka pelakunya orang yang memberikan makanan itu maka dia akan mendapatkan pahala yang disebutkan.
Ada lagi yang menyebutkan riwayat yang kedua bahwa,
(2) Berkaitan dengan Ali Bin Abi Thalib. Ini riwayat Abdullah Ibnu Abbas yang disebutkan oleh Imam Al-Qurthubi dan Imam Al-Baghawi, bahwa ini berkaitan dengan Abi bin Abi Thalib radhiyallahu ta'ala anhu dimana, Ali bin Abi Thallib memiliki uang 4 dirham.
Satu dirham beliau sedekahkan di malam hari, satu dirham disedekahkan di siang hari, satu dirham disedekahkan sembunyi-sembunyi, satu dirham disedekahkan ketika berada di keramaian.
(3) Ini berkaitan dengan kisah Ali bin Abi Thalib pula dengan Abdurrahman bin Auf, di mana Abdurrahman bin Auf bersedekah di siang hari, dilihat oleh orang banyak dalam jumlah dananir (jumlah dinar-dinar, keping-keping emas yang banyak).
Sedangkan Ali bin Abi Thallib bersedekah di malam hari dalam jumlah yang sesuai dengan kemampuan, ala kulli hal versi yang mana dari sebab turunnya ayat ini, yang jelas ayat ini, para jama’ah dan saudara sekalian tentu kaitan utamanya bicara tentang sedekah (shadaqah).
Bukankah pada ayat-ayat di atasnya juga berkaitan dengan shadaqah, ayat 272 tentang sedekah, 273 itu sedekah. Sebagian para ulama mengaitkan ayat yang di atas itu dengan masalah keikhlasan.
Ketika kita ikhlas maka pasti kita akan mendapatkan pahala dari shadaqah yang kita keluarkan. Terlepas yang menerima itu siapa, itu tidak ada masalah, baik yang menerima orang beriman atau tidak beriman, baik yang menerima itu muslim sampai non muslim pun tidak apa-apa.
Dan ini dikuatkan dalam hal penjelasan para ulama terhadap ayat itu dan beberapa hadits yang ada dalam Bukhari dan Muslim.
Lalu muncul ayat yang berikutnya yaitu berkaitan dengan shadaqah kepada orang beriman yaitu orang-orang beriman yang tak mampu, di mana di situ diceritakan tentang ashabus suffah yaitu para sahabat yang miskin di mana mereka tinggal di Masjid Nabawi. Mereka tidak punya sanak keluarga, di sinilah bicara ayat itu.
Lalu muncul ayat yang sekarang 274, ibarat seseorang yang ingin bertanya. Kapan waktu yang afdhol untuk bershadaqah? Di sinilah bicaranya, makanya Allāh mengatakan di ayat ini,
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ
Mereka yang berinfaq baik di malam maupun siang hari.
Lalu dalam kondisi apa dia berinfaq itu? Di jawab pula pertanyaan kedua, “Dia berinfaq itu baik di waktu malam maupun di waktu siang, baik dia kondisinya saat itu sembunyi-sembunyi (tidak ada orang yang tahu), ataupun dia ketika bershadaqah itu di tengah keramaian”, tetap semuanya akan mendapatkan pahala yang dijanjikan oleh Allāh.
Tentu dengan catatan,
وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ ٱللَّهِ ۚ
"Yang kalian infaqkan itu adalah dengan syarat mengharapkan wajah Allāh (ikhlas)" (QS Al Baqarah: 272)
Dan sebelumnya ayat apa?
لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
"Jangan diungkit-ungkit sedekah yang telah kamu keluarkan." (QS Baqarah: 264)
Ini kriteria diterimanya (sedekah). Dan ayat ini bicara tentang waktunya dan yang kedua kondisi di mana seseorang itu berinfaq.
Ini renungan Surat Al Baqarah pada ayat 274, semoga bermanfaat buat saya dan kita semuanya.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُك وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•