Selasa, 07 Januari 2025

Pembela Kebenaran Akan Terus Ada

*Pembela Kebenaran Akan Terus Ada*

Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi

Kemarin ada seorang Sufi tulen dan ahli filsafat dengan lantang berkata: "Insya Allah saya akan membuat video kritik Wahabi sebanyak mungkin. Kalau perlu sampai akhir tahun".

Saya berkata: Silahkan saja anda dengan rencana anda, tapi ingat semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Dan kumpulkan data-data ilmiah, jangan ada dusta dan tuduhan tak berdasar atau referensi lelucon.

Kemudian jika anda merasa di atas kebenaran, tak perlu baper dengan kritikan dan bantahan orang lain atas tulisan anda.  Anda harus bisa mempertahankannya dengan argumen-argumen yang kuat, karena ketika anda siap menulis maka harus siap mempertanggungjawabkan di hadapan Allah dan siap diuji oleh para penguji dari pembaca tulisan anda. Itu sebuah resiko dan konsekwensi yang harus ditanggung seorang penulis. Tak perlu baperan dengan komentar netizen.

Sejujurnya, kami amat yakin bahwa kemunculan anda dengan menebar pemikiran-pemikiran sesat dari ahli tasawuf dan ahli kalam adalah cara Allah untuk menampakkan kebenaran dan menghancurkan kebathilan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: "Termasuk sunnatullah, apabila Dia ingin menampakkan agamaNya, maka dia membangkitkan para penentang agama, sehingga Dia akan memenangkan kebenaran dan melenyapkan kebatilan, karena kebatilan itu pasti akan hancur binasa”.  (Majmu Fatawa 28/57, Al-Uqud Ad-Durriyyah Ibnu Abdil Hadi hal. 364).

Setiap kali ada yang menyebarkan kesesatan dan penyimpangan, maka akan bangkit para prajurit yang menghadang dan membantahnya dengan ilmu dan hujjah demi penjagaan akan kemurnian agama, bahkan ini termasuk jihad yang mulia. Mereka tidak akan diam saja melihat kesesatan disebarkan.

Muhammad bin Bundar pernah berkata kepada Imam Ahmad: “Wahai Abu Abdillah, sesungguhnya saya merasa berat hati untuk mengatakan: Si fulan pendusta!! Ahmad menjawab: Seandainya kamu diam dan saya juga diam, lantas kapan orang yang jahil mengetahui mana yang benar dan mana yang salah?!!.(Al-Kifayah fi Ilmi Riwayah al-Baghdadi hal. 63 , Al-Abathil wal Manakir al-Jauzaqani 1/133, Al-Maudhuat Ibnul Jauzi 1/43, Syarh Ilal Tirmidzi Ibnu Rajab hal. 88).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata menjelaskan pentingnya membantah mereka dan membongkar kesesatan mereka ahli tasawwuf: “Bangkit membantah mereka (ahli wahdatul wujud) merupakan kewajiban yang sangat utama, sebab mereka adalah perusak akal dan agama manusia, mereka membuat kerusakan di muka bumi, dan menghalangi dari jalan Allah. Bahaya mereka terhadap agama melebihi bahaya para penjajah dunia seperti perampok dan pasukan Tatar yang hanya merampas harta tanpa merusak agama.”(Majmu' Fatawa 2/132)

Beliau juga berkata: "Sesungguhnya membela kemurnian agama dan membantah para ahli bidah dengan argumen dan hujjah merupakan kewajiban yang amat mulia dan landasan utama dalam agama. Oleh karenanya, para ulama salafush shalih lebih mengutamakannya daripada ibadah sunnah, bahkan mereka menilai bahwa hal tersebut merupakan jihad dan ketaatan yang sangat utama. 
Imam Ahmad pernah ditanya: Manakah yang lebih engkau sukai, antara seorang yang berpuasa (sunnah), shalat (sunnah), dan itikaf dengan seorang yang membantah ahli bidah? Beliau menjawab: Kalau dia shalat dan itikaf maka maslahatnya untuk dirinya pribadi, tetapi kalau dia membantah ahli bidah maka maslahatnya untuk kaum muslimin, ini lebih utama". (Majmu Fatawa 28/131)

Dan sebagai nasehat untuk saudara-saudaraku, kami katakan: Membantah ahli bid'ah dan ahli syubhat merupakan jihad yang utama. Namun harus dengan ilmu dan adab mulia. Biarlah para asatidzah yang memiliki ilmu mapan yang mengambil tugas itu. Adapun para awam dan penuntut ilmu pemula, maka cukup menshare saja, jangan ikut larut dalam perdebatan dengan kata-kata yang tidak beradab.