Dahulu keilmuan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah-, selain diakui oleh para ulama yang sejalan dengannya, juga diakui oleh sebagian ulama yang pernah berseberangan dengannya.
Misalkan, di antara golongan yang kedua adalah Imam Ibnu Daqiq Al-'Id -rahimahullah- (w.702H). Ia pernah berkata:
لَمَّا اجْتَمَعْتُ بِابْنِ تَيْمِيَّةَ رَأَيْتُ رَجُلًا الْعُلُومُ كُلُّهَا بَيْنَ عَيْنَيْهِ، يَأْخُذُ مِنْهَا مَا يُرِيدُ، وَيَدَعُ مَا يُرِيدُ
"Ketika aku berkumpul dengan Ibnu Taimiyyah, maka yang aku lihat adalah seorang laki-laki yang semua ilmu berada di depan kedua matanya, sehingga ia bisa mengambil dari ilmu itu apa pun yang ia inginkan, dan meninggalkan apa pun yang ia inginkan." (Kitab Ar-Radd Al-Wafir karya Ibnu Nasiruddin, halaman 111)
Bahkan setelah mendengar penjabaran ilmu dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Imam Ibnu Daqiq Al-'Id berkata:
مَا كُنْتُ أَظُنُّ أنَّ اللَّهَ بَقِيَ يَخْلُقُ مِثْلَكَ
"Aku tidak pernah menyangka bahwa Allah masih menciptakan orang seperti Anda." (Kitab Ar-Radd Al-Wafir, halaman 111)
Begitu pula, Imam Ibnu Az-Zamlakani -rahimahullah- (w.727H), meski pernah berseberangan dengan Ibnu Taimiyyah, tapi dengan penuh kejujuran ia berkata tentang Ibnu Taimiyyah:
هُوَ بَارِعٌ فِي فُنُونٍ عَدِيدَةٍ، مِنَ الفِقْهِ وَالنَّحْوِ وَالأُصُولِ، مُلَازِمٌ لِأَنْوَاعِ الخَيْرِ وَتَعْلِيمِ العِلْمِ، حَسَنُ العِبَارَةِ، قَوِيٌّ فِي دِينِهِ، صَحِيحُ الذِّهْنِ، قَوِيُّ الفَهْمِ
"Dia sangat menonjol dalam berbagai bidang ilmu, seperti fiqh, nahwu, dan ushul. Dia konsisten melakukan berbagai kebaikan dan konsisten dalam mengajarkan ilmu. Sangat bagus kalimat-kalimatnya, kuat dalam agamanya, benar pemikirannya, dan kuat daya pahamnya." (kitab Ar-Radd Al-Wafir, halaman 109)
Di antara yang juga pernah berseberangan dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah adalah Imam Taqiyyuddin As-Subki -rahimahullah- (w.756H). Namun meski demikian, As-Subki tetap mengakui keilmuan Ibnu Taimiyyah. Ia berkata:
المَمْلُوكُ يَتَحَقَّقُ كِبَرَ قَدْرِهِ، وَزَخَارَةَ بَحْرِهِ، وَتَوَسُّعَهُ فِي العُلُومِ الشَّرْعِيَّةِ وَالعَقْلِيَّةِ، وَفَرَطَ ذَكَائِهِ، وَاجْتِهَادِهِ، وَبُلُوغَهُ فِي كُلِّ ذَلِكَ المَبْلَغَ الَّذِي يَتَجَاوَزُ الوَصْفَ، وَالمَمْلُوكَ يَقُولُ ذَلِكَ دَائِمًا، وَقَدْرُهُ فِي نَفْسِي أَعْظَمُ مِنْ ذَلِكَ وَأَجَلُّ، مَعَ مَا جَمَعَ اللَّهُ لَهُ مِنَ الزَّهَادَةِ وَالوَرَعِ وَالدِّيَانَةِ، وَنُصْرَةِ الحَقِّ، والقِيَامِ فِيهِ لَا لِغَرَضٍ سِوَاهُ، وَجَرْيِهِ عَلَى سُنَنِ السَّلَفِ
"Hamba meyakini betapa besar kadar dirinya, mengakui keluasan ilmunya baik dalam ilmu-ilmu syar'i maupun logika, kejeniusannya dan kehebatan ijtihadnya, serta mengakui bahwa di dalam semua itu ia telah mencapai tingkatan yang sulit untuk digambarkan. Hamba selalu mengatakan seperti itu. Bahkan bagiku, kadar dirinya lebih agung dan lebih mulia dari semua (yang telah disebutkan) itu. Terlebih lagi Allah telah mengumpulkan pada dirinya sifat zuhud, wara', agamis, menolong kebenaran, dan tegak di dalam kebenaran semata-mata karenaNya (Allah), serta ia selalu berjalan di atas sunnah-sunnah para Salaf." (Kitab Dzail Thabaqat Al-Hanabilah, karya Imam Ibnu Rajab, jilid 2 halaman 392-393)
Daaan masih banyak lagi pengakuan-pengakuan lainnya dari sebagian ulama yang pernah berseberangan dengannya.
Seorang penyair Arab pernah berkata,
وَالفَضْلُ مَا شَهِدَتْ بِهِ الأَعْدَاءُ
"Dan keutamaan (yang sesungguhnya) adalah yang dipersaksikan oleh para musuh."
Lalu setelah itu Anda --entah siapa-- pun datang merendahkan Ibnu Taimiyyah -rahimahullah-. Terlepas dari apa pun motif Anda, tapi dahulu pepatah Arab pernah berkata;
بُلْ زَمْزَمَ تَشْتَهِرْ
"Kencingi sumur Zamzam maka engkau akan viral."
Anda --sekali lagi entah siapa-- layak untuk merenungkan wejangan yang dahulu pernah disampaikan oleh Al-Husain bin Humaid -rahimahullah- dalam salah satu bait syairnya;
يَا نَاطِحَ الجَبَلِ العَالِي لِيُوهِنَهُ
أَشْفِقْ عَلَى الرَّأْسِ، لَا تُشْفِقْ عَلَى الجَبَلِ !!
"Duhai engkau yang ingin menanduk gunung tinggi untuk merobohkannya,
Kasihanilah kepala(mu), tak perlu kau kasihani gunungnya!!"
https://www.facebook.com/share/1E27YT5hsP/
Ustadz zainul arifin