Minggu, 05 Januari 2025

Asy-Syathibi -rahimahullah- berkata:

Asy-Syathibi -rahimahullah- berkata:

“… فَإِنَّ الإِثْمَ فِي المُحَرَّمَةِ هُوَ الظَّاهِرُ، وَأَمَّا المَكْرُوهَةُ؛ فَلَا إِثْمَ فِيهَا فِي الجُمْلَةِ؛ مَا لَمْ يَقْتَرِنْ بِهَا مَا يُوجِبُهَا، كَالإِصْرَارِ عَلَيْهَا، إِذْ الإِصْرَارُ عَلَى الصَّغِيرَةِ يُصَيِّرُهَا كَبِيرَةً، فَكَذَلِكَ الإِصْرَارُ عَلَى المَكْرُوهِ، فَقَدْ يُصَيِّرُهُ صَغِيرَةً…”

“… Sesungguhnya dosa pada hal yang diharamkan adalah hal yang jelas, sedangkan perkara yang makruh, secara umum tidak ada dosa padanya, selama tidak disertai sesuatu yang menjadikannya berdosa, seperti terus-menerus melakukannya. Karena terus-menerus melakukan dosa kecil dapat menjadikannya dosa besar, demikian pula terus-menerus melakukan perkara makruh, bisa menjadikannya dosa kecil…”
*****
al-I’tisham, (1/296)
Ustadz didik suyadi