Minggu, 05 Januari 2025

Diantara tanda kenabian Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah ketika beliau mendengar kabar tertinggalnya Abu Dzarr karena untanya yang lamban, beliau pun bersabda,رَحِمَ اللهُ أَبَا ذَرٍّ يَمْشِي وَحْدَهُ، وَيَمُوتُ وَحْدَهُ، وَيُبْعَثُ وَحْدَهُ“Semoga Allah merahmati Abu Dzarr Al-Ghifari. Ia berjalan sendiri, meninggal sendiri, serta akan dibangkitkan sendiri.”

Diantara tanda kenabian Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah ketika beliau mendengar kabar tertinggalnya Abu Dzarr karena untanya yang lamban, beliau pun bersabda,
رَحِمَ اللهُ أَبَا ذَرٍّ يَمْشِي وَحْدَهُ، وَيَمُوتُ وَحْدَهُ، وَيُبْعَثُ وَحْدَهُ
“Semoga Allah merahmati Abu Dzarr Al-Ghifari. Ia berjalan sendiri, meninggal sendiri, serta akan dibangkitkan sendiri.”
Ternyata yang demikian benar terjadi, ketika Abu Dzarr melanjutkan perjalanan untuk menyusul Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ke daerah Tabuk, kematian pun menghampirinya.
Ia memberikan wasiat agar istri dan budaknya lah yang memandikan dan mengkafani jenazahnya, kemudian dikuburkan di dekat jalan orang berlalu-lalang. Apabila ada rombongan yang melewati keduanya, maka hendaklah mereka menyampaikan bahwa ini adalah jenazah Abu Dzarr.
Tatkala ada rombongan yang melewati keduanya, sontak mereka pun menyampaikannya bahwa yang mereka lihat adalah Jenazah Abu Dzarr Al-Ghifari. Ternyata rombongan yang lewat adalah Abdullah bin Mas’ud. Sontak beliau pun menangis, dan membenarkan ucapan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
[Dinukil dari al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihain li Abi Abdillah al-Hakim no. 4419 (5/447)]
Wallahu A’lam.
Ustadz Dr muhsan sarafudin