Jumat, 04 November 2022

Jangan Cemooh, Jangan Cela, Jangan Hina Orang Yang Melakukan Kesyirikan, Kebid'ahan, Kemaksiatan dan Dosa lainnya. Jika ingin merubahnya, maka dakwahilah dengan hikmah tanpa celaan.

Jangan Cemooh, Jangan Cela, Jangan Hina Orang Yang Melakukan Kesyirikan, Kebid'ahan, Kemaksiatan dan Dosa lainnya. Jika ingin merubahnya, maka dakwahilah dengan hikmah tanpa celaan.

==================

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:

لو سخرت من كلب، لخشيت أن أكون كلبًا، وإني لأكره أن أرى الرجل فارغًا؛ ليس في عمل آخرة ولا دنيا

“Jika aku mencemooh anjing, tentu aku takut jika (Allah) mengubahku menjadi anjing. Sungguh! Sebenarnya aku tidak suka melihat orang menganggur yang tidak menyibukkan diri dengan pekerjaan akhirat begitu juga tidak menyibukkan diri dengan pekerjaan dunia.” (Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah no. 25546 dan Tarikh Dimasyq 33/170-171)

Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata:

لو رأيت رجلًا يرضع شاة في الطريق فسخرت منه، خفت أن لا أموت حتى أرضعها

“Jika aku mencemooh seorang laki-laki yang ku lihat menyusu pada kambing di jalan, tentu aku akan takut (untuk dihukum dengan) tidak akan mati sampai menyusu kepada kambing di jalan juga.” (Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah no. 25544)

Ibrahim an-Nakho’i rahimahullah berkata,

إني لأرى الشيء أكرهه؛ فما يمنعني أن أتكلم فيه إلا مخافة أن أبتلى بمثله

“Ketika aku melihat hal yang tidak ku sukai maka tidak ada yang menghalangiku untuk mencemoohnya kecuali ketidaksukaanku apabila hal itu ditimpakan kepadaku.” (Syu’abul Iman no. 6353)

Umar bin Syarahbil rahimahullah berkata,

لَوْ رَأَيْتُ رَجُلًا يُرْضِعُ عَنْزًا فَسَخِرْتُ مِنْهُ خَشِيتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَهُ

“Jika aku melihat seorang laki-laki menyusu pada kambing, lalu aku mencemoohnya, tentu aku takut jika aku akan menjadi sepertinya.” (Az-Zuhd Imam Waki’ no. 314)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, 

لَا تُظْهِرِ الشَّمَاتَةَ لِأَخِيكَ فَيَرْحَمَهُ اللَّهُ وَيَبْتَلِيكَ

“Jangan cemooh saudara kalian atas kesalahan atau dosa yang dilakukan! Bisa jadi Allah menyelamatkan dia dan mengujimu dengannya!” (HR. At-Tirmidzi no. 2506 dan beliau menghasankannya)
Ustadz ratno abu muhammad