Bertabarruk (ngalap berkah) kepada guru atau orang-orang shalih..
Ngalap berkah biasa juga dilakukan oleh seorang murid kepada gurunya dengan jasad atau fisik dari sang guru, benda-benda yang dimiliki gurunya atau sisa-sisa makanan dan minumannya berdalih dengan mengqiyaskan (menganalogikan) kedudukan guru spt halnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang para sahabat radhiyallahu anhum bertabarruk kepada beliau dg hal2 seperti diatas.
Sungguh itu adalah qiyas ma'al faariq, 2 perkara yg tidak bisa disamakan, karena :
- Nabi adalah maksum (dijaga dari kesalahan), sedangkan selainnya tidak.
- Kedudukan nubuwwah (kenabian) semata-mata anugerah dari Allah, tidak dapat diusahakan. Berbeda dengan kedudukan guru.
- Para sahabat tidak melakukan itu kepada selain Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Tentunya
لو كان خيرا لسبقونا إليه
"Jika seandainya perbuatan tersebut baik, niscaya mereka telah mendahului kita dalam melakukannya."
Dan cara terbaik bertabarruk kepada guru adalah dengan menghormatinya, mengajarkan dan mengamalkan ilmu yg diambil darinya serta senatiasa mendoakan kebaikan untuknya.
Ali Ath-Thayalisi rahimahullah berkata :
"Aku mengusapkan tanganku kepada Imam Ahmad Bin Hambal rahimahullah kemudian aku usapkan tanganku ke badanku sedangkan beliau melihat hal tsb. Beliaupun marah besar dan mulai mengibaskan tangannya dan berkata,
"Dari siapakah engkau mengambil ini?"
Dan beliau pun mengingkari dengan keras."
(Thabaqat Hanabilah, 2/138)
Ustadz ridwan abu raihana