Selasa, 21 September 2021

Berapa banyak orang yang berdebat dengan kebatilan namun ia mengalahkan orang yang membawa kebenaran. Kita tidak mengatakan ‘ia mengalahkan kebenaran’, melainkan ‘ia mengalahkan orang yang membawa kebenaran’, disebabkan kekurangmampuan pembawa kebenaran tersebut dalam mendebat.” [Ref.: Syarh Hilyah Thalib al-‘Ilm, hlm. 243.]

Masih ada relevansi dengan status sebelumnya… 

DEBAT

Di antara hal yang patut saya syukuri adalah semakin berkurangnya nafsu untuk berdebat, seiring dengan semakin bertambahnya umur saya. Tentunya saya tidak mengklaim bahwa saya sudah mencapai level ideal dalam hal ini, tapi yang jelas hasrat saya untuk terlibat dalam perdebatan sudah turun drastis dibandingkan waktu dulu. Dalam banyak kesempatan, saya semakin cenderung untuk menghindari perdebatan, dibandingkan larut di dalamnya. 

ألق كلمتك وامش 

“Sampaikan (saja) pandanganmu dan beranjaklah.” Demikianlah di antara yang saya ingat dari kutipan nasihat yang dipopulerkan oleh Syaikh al-Albany—rahimahullah. Saat ini saya merasakan nasihat itu semakin cocok dengan kondisi saya. 

Saya semakin sadar bahwa berdebat bukanlah hal yang mudah dan ringan, serta juga bukan untuk sembarang orang. Betapa banyak kekacauan dan fitnah diakibatkan oleh orang-orang yang terlalu “pede” dengan menceburkan diri dalam perdebatan, sedangkan mereka belum layak dan bukan merupakan ahli di bidang yang diperdebatkan tersebut. 

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin—rahimahullah—mengingatkan, 

وكم من إنسان جادل بالباطل، فغلب صاحب الحق، ولا نقول غبل الحق، بل غلب صاحب الحق، لعدم قدرته على المجادلة

“Berapa banyak orang yang berdebat dengan kebatilan namun ia mengalahkan orang yang membawa kebenaran. Kita tidak mengatakan ‘ia mengalahkan kebenaran’, melainkan ‘ia mengalahkan orang yang membawa kebenaran’, disebabkan kekurangmampuan pembawa kebenaran tersebut dalam mendebat.” [Ref.: Syarh Hilyah Thalib al-‘Ilm, hlm. 243.] 

Demikian, semoga ada manfaatnya. Allahu a’lam. 

21/09/2021 
AdniKu