Apa udzurmu di sisi Allah kelak???
Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Si’di rahimahullah;
Wahai orang yang berpaling dari ilmu!
Apa udzurmu kelak di sisi Allah,
padahal kamu sedang dalam kondisi sehat wal afiyat!?
Apa yang menghalangimu dari menuntut ilmu,
padahal rizki- rizki Allah sedang kamu nikmati!?
Apa kau ridha menjadi seperti binatang yang digembalakan!?
Apa kau lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsu daripada mengikuti petunjuk dan hatimu lalai tanpa tujuan!?
Apakah kau tempuh jalan kebodohan, padahal itu adalah jalan kehinaan,
dan kau tinggalkan jalan-jalan petunjuk, padahal jalan-jalan petunjuk adalah demikian terang dan penuh kebaikan!?
Apakah kamu ridha, bila kelak ditanyakan kepadamu, siapakah Rabb-mu, apa Agama-mu, siapakah Nabi-mu dan kau tak tahu jawabnya?
Bila dikatakan kepadamu: bagaimana kamu shalat, beribadah, kau pun tak bisa menjawab dengan benar!?
Bagaimana kau berjual beli, bermuamalah, padahal kau tak tahu mana yang halal, dan mana yang haram!?
Demi Allah, ini adalah kondisi yang tidak diridhai kecuali oleh yang menyerupai binatang.
Belajarlah -semoga Allah merahmatimu-, hadirilah majelis-majelis ilmu, dengarkan dan ambil faidahnya!. Bertanyalah kepada ahli ilmu,
mintalah bimbingan dan wejangan!
Bila kau tak kerjakan hal itu, dan kau pun berpaling dari ilmu secara total maka kau telah binasa dan kau termasuk orang-orang yang merugi.
Tidakkah kamu tahu bahwa menyibukkan diri dengan ilmu adalah termasuk amal ibadah yang paling mulia, seutama-utamanya ketaatan dan taqarrub kepada Allah. Dan akan mendatangkan keridhaan Allah, Rabbus samaawaat wal ardh!?
Majelis ilmu yang kamu duduk di dalamnya adalah lebih baik dari dunia dan seisinya. Dan faidah yang kau dapatkan dan ambil manfaatnya itu tidaklah ada sesuatu yang menyamai dan menandinginya.
Bertakwalah kepada Allah, wahai hamba Allah, sibukkanlah diri dengan maksud, tujuan diciptakannya kalian, dari mengenal Allah dan beribadah hanya kepada-Nya.
Mintalah kepada Allah taufik, kelembutan, dan inayah-Nya!
Allah Ta’ala berfirman:
أَمَّنْ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ ٱلْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb-nya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
[Al-Fawakih asy-Syahiyah fil Khuthab al-Miimbariyyah no. 66]