Ustadz muhammad teguh azhar al atsary
blog ini berisikan kumpulan faedah faedah ilmu yang sangat bermanfaat kepada diri saya pribadi
Selasa, 28 September 2021
orang yang belajar tajwid saja tanpa tadabbur, belajar tafsir, dsb, adalah bentuk takalluf
Kata Ibnu Taimiyyah: orang yang belajar tajwid saja tanpa tadabbur, belajar tafsir, dsb, adalah bentuk takalluf. Bukan hanya untuk itu Quran diturunkan. [Majmu' Fatawa]
Meremehkan Ta'lim dan Ta'allum (belajar) adalah bentuk kejahatan sosial dan layak diberi Ta'zir (hukuman) oleh penguasa.
Meremehkan Ta'lim dan Ta'allum (belajar) adalah bentuk kejahatan sosial dan layak diberi Ta'zir (hukuman) oleh penguasa. [Syaikh Mushthafa Az-Zarqa]
Diringkas secara makna dari kitab Al-Madkhal Al-Fiqhiy Al-'Aam.
Dinukil pula oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam Muqaddimah kitab Ar-Rasûl Al-Mu'allim.
Mengapa demikian? Karena ia telah meremehkan kewajiban agama.
Ustadz muhammad teguh azhar
Senin, 27 September 2021
Belajar itu ada 3 tahapan ya akhi.., 𝘗𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢, 𝐀𝐥-𝐇𝐢𝐟𝐝𝐳𝐮 artinya hafal𝘒𝘦𝘥𝘶𝘢, 𝐀𝐥-𝐅𝐚𝐡𝐦𝐮 artinya paham𝘒𝘦𝘵𝘪𝘨𝘢, 𝐀𝐥-𝐈𝐬𝐭𝐢𝐡𝐝𝐡𝐨𝐫 artinya bisa mengungkapkan kembali apa yg telah dipelajari
𝙂𝙖𝙝𝙬𝙖𝙝 𝙎𝙞𝙠 𝙇𝙪𝙧..
(Di ajak ngopi al-Walid Ustadz Muhammad Wujud)
Beliau mengawali cerita dengan seorang ustadz yang pulang dari Sudan menceritakan tentang Ma'had d Sudan, Seorang disebut Haafidz itu ketika ia sudah merampungkan hafalannya plus muraja'ah 30 juz per hari selama setahun sampai sulit lupa.. Bayangkan.. SULIT LUPA..
Bedanya dengan kita ya.., sulit ingat..
Belajar itu ada 3 tahapan ya akhi..,
𝘗𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢, 𝐀𝐥-𝐇𝐢𝐟𝐝𝐳𝐮 artinya hafal
𝘒𝘦𝘥𝘶𝘢, 𝐀𝐥-𝐅𝐚𝐡𝐦𝐮 artinya paham
𝘒𝘦𝘵𝘪𝘨𝘢, 𝐀𝐥-𝐈𝐬𝐭𝐢𝐡𝐝𝐡𝐨𝐫 artinya bisa mengungkapkan kembali apa yg telah dipelajari
Ustadz fachrudin khusna
Milyader yang Dermawan dan Meletakkan Harta di Tangannya, bukan di Hati
Milyader yang Dermawan dan Meletakkan Harta di Tangannya, bukan di Hati
Kita sangat familiar dengan Abdurrahman bin Auf radhiyallahu 'anhu. Ketika beliau baru saja hijrah ke Madinah, beliau meninggalkan seluruh hartanya di Makkah.
Sesampai di Madinah, beliau dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan Sa'ad bin Rabi'. Sa'ad pada saat itu memiliki dua istri dan menawarkan kepada Abdurrahman untuk memilih salah satu dari dua istrinya yang ia sukai untuk kemudian akan diceraikan dan dinikahkan kepada Abdurrahman. Saad juga akan membagi dua hartanya untuk Abdurrahman.
Namun Abdurrahman dengan halus menolak tawaran Saad dan mengatakan, "Tunjukkan padaku di mana pasar Madinah."
Beliaupun mulai berdagang di pasar dan ketika sudah memiliki sedikit harta, beliau menikahi salah seorang wanita Anshar dengan mahar emas seberat biji kurma. Mahar yang sangat murah dan menyesuaikan kemampuan beliau pada saat itu.
Namun seiring berjalannya waktu, dengan keuletan dan kerja keras beliau, Allah berkahi perniagaan beliau.
Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang paling kaya. Dia juga termasuk dalam delapan orang pertama yang masuk Islam dan juga dijamin masuk surga.
Abdurrahman bin Auf adalah seorang pedagang sukses. Kerja kerasnya dalam berdagang membuat Abdurrahman menjadi konglomerat dengan harta yang berlimpah di masa Nabi.
Kala itu, dia dekat dengan Abu Bakar ash-Shiddiq. Saat Abu Bakar memeluk Islam, khalifah pertama itu memperkenalkan Islam kepada Abdurrahman, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Thalhan bin Ubaidillah, dan Sa'ad bin Abi Waqqash.
Tanpa keraguan, mereka langsung menghadap Rasulullah dan menyatakan keimanannya. Sejak saat itu, Abdurrahman selalu setia di sisi Rasulullah. Jika tidak sedang salat di masjid, berjihad dalam perang, Abdurrahman bakal berdagang.
Rahasia sukses Abdurrahman bin Auf dalam berdagang adalah menghindari yang haram dan syubhat atau yang tidak jelas kehalalan dan keharamannya.
Selain itu, dia juga selalu membagikan hartanya dengan keluarga, saudara dan perjuangan agama Allah. Abdurrahman semakin giat bersedekah sejak mendapat nasihat dari Rasulullah.
"Wahai Ibnu Auf, sesungguhnya engkau adalah kelompok orang-orang kaya dan engkau akan masuk surga dengan merangkak. Karena itu berilah pinjaman kepada Allah, niscaya dia lepaskan kedua kakimu." sabda Rasulullah.
Abdurrahman pernah menjual tanah seharga 1000 dinar, menurut yang saya dengar dari Syaikh Utsman hafizhahullah bahkan 40.000 dinar (atau senilai Rp 136 Milyar jika harga emas 800.000 /gram) dan membagikan seluruh dinar itu kepada keluarganya Bani Zuhrah, istri-istri Nabi, dan kaum muslimin yang miskin.
Dia juga pernah memberikan 500 kuda untuk pasukan Muslimin yang hendak berperang dan juga menyumbangkan 1500 unta.
Kekayaan tak membuat Abdurrahman kufur dan tamak. Beliau meletakkan dunia di tangannya, bukan di hati. Dia tetap hidup dengan dermawan. Tak hanya harta, dia bahkan rela mempertaruhkan nyawanya dalam medan perang.
Dalam Perang Uhud, Abdurrahman mendapatkan 20 luka yang salah satunya membuat kakinya cacat permanen. Dia bahkan sulit berbicara karena giginya patah dalam Perang Uhud.
Abdurrahman bin Auf juga sempat menolak untuk menjadi khalifah atau pemimpin umat Islam sepeninggal Umar bin Khattab. Saat itu enam orang sahabat sedang berunding menentukan khalifah baru. Semua sepakat menunjuk Abdurrahman. Tapi, dia menolak dan meminta Utsman bin Affan untuk menjadi khalifah.
"Demi Allah, andai dibuat sebilah pisau lalu diletakkan pada tenggorokanku dan ditancapkan hingga tembus ke sisi lain adalah lebih aku sukai daripada menjadi khalifah," kata Abdurrahman, dikutip dari Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid.
Sesaat sebelum meninggal dunia bahkan Abdurrahman takut hartanya justru menjadi penghalangnya ke surga.
"Sungguh aku takut jika aku tidak bisa bertemu dengan para sahabatku karena banyaknya harta yang kumiliki," kata Abdurrahman.
Abdurrahman bin Auf sahabat nabi yang paling kaya dan dijamin masuk surga (termasuk 10 sahabat yang diberikan kabar gembira untuk masuk surga) ini mewasiatkan 500.000 dinar atau Rp 1,7 T untuk perjuangan di jalan Allah dan 400 dinar untuk setiap orang yang terlibat dalam Perang Badar.
Semoga Allah meridhai beliau
Ustadz abu razin taufiq
Minggu, 26 September 2021
Jika Anda punya anak yang saleh, juara, dan berprestasi...
Jika Anda punya anak yang saleh, juara, dan berprestasi...
atau Anda punya istri yang berbakti, berakhlak mulia dan di-iri-i para lelaki....
maka jangan besar kepala dan merasa cara mendidik Anda sangat hebat nan inspiratif.
Yang benar itu semata-mata anugerah, karunia dan nikmat dari Allah, maka bersyukurlah sekuat tenaga Anda.
Sebab cara mendidik Anda TIDAKLAH LEBIH HEBAT daripada Nabi Nuh saat mendidik keluarganya.
Walau demikian, Nabi Nuh masih diuji dengan anak dan istri yang kafir.
Ustadz muafa
Sungguh setiap pendoa pasti diijabah, hanya saja jawaban dari doa bermacam-macam, terkadang diberi sesuai apa yang ia minta, terkadang datang dengan pengganti (yang lebih baik)..
Sungguh setiap pendoa pasti diijabah, hanya saja jawaban dari doa bermacam-macam, terkadang diberi sesuai apa yang ia minta, terkadang datang dengan pengganti (yang lebih baik)..
Ibnu Hajar
Ustadz yuspian
3 sifat yang jika semuanya terkumpul pada seseorang, ia akan menjadi pribadi yang sempurna;
3 sifat yang jika semuanya terkumpul pada seseorang, ia akan menjadi pribadi yang sempurna;
1. Jika ia marah, amarahnya tidak sampai mengeluarkannya dari kebenaran
2. Jika ia senang, kesenangannya tidak sampai menjerumuskannya ke dalam kebatilan
3. Jika ia sedang dalam keadaan sempit, dia menjaga kehormatan (dari meminta-minta, pent.) dan merasa cukup
(Umar bin Khatthab)
Repost 2016
Ustadz abu razin taufiq
Sabtu, 25 September 2021
Termasuk manfaat mempelajari dan mendalami ilmu fiqih melalui salah satu madzhab adalah :
بسم الله
Termasuk manfaat mempelajari dan mendalami ilmu fiqih melalui salah satu madzhab adalah :
1). Mengajarkan adab, diantara nya : menyadari kapasitas diri sehingga menempatkan nya pada porsi nya dan agar kita tidak mendahului ulama dlm berfatwa dan merojihkan.
2). Menyadarkan kita agar tidak tergesa gesa menyalahkan atau melemahkan pendapat ulama.
3). Menyadari bahwa terbentuknya madzhab menjadi suatu metode mendalami ilmu fiqih dan sajian untuk di amalkan oleh umat yg blm mampu berijtihad adalah melalui tahapan dan proses penelitian, penyusunan dan pembenahan yg sangat panjang, oleh para ulama kita dari generasi ke generasi hingga di jaman kita ini.
4). Agar tidak bingung dgn banyak nya perbedaan pendapat di kalangan ulama.
5). Agar tidak terjatuh ke dalam perkara yg terlarang dlm mengikuti fatwa berupa talfiq dan tatabbu' rukhsoh ( mencari cari fatwa yg sesuai hawa nafsu )
6). Menyadarkan kita bahwa dlm menuntut ilmu memiliki proses dan tahapan tahapan yg tdk boleh di lewati.
7). Menyadarkan kpd kita bahwa para ulama tidaklah berfatwa sembarangan dan juga kecuali diatas dalil.
8). Mengikuti perintah Allah عز و جل dalam Al qur'an agar bertanya kpd Ahli ilmu dalam status hukum yg kita tidak tau atau dlm perkara yg kita tidak punya keahlian di dlm nya.
Krn kita senantiasa mengikat diri dgn fatwa dan hasil tarjih para ulama yg mrk adlh Ahli nya.
9). Mengamalkan perintah Allah تعالى dlm Al qur'an :
و لكن كونوا ربانيين...
" Menjadilah kalian hamba yg robbaniy..."
Yakni orang yg mengajarkan ilmu secara bertahap mulai dari ilmu yg kecil sebelum ilmu yg besar.
10). Meneladani para ulama dlm tafaqquh/ mendalami fiqih.
11). Sebagai sarana menjadi Ahli ijtihad.
Demikian semoga bermanfaat.
Wallohu a'lam.
Ust. Ilham Kaning Gorontalo
Grup wa fiqih hambali
Imam Kisa'i dahulu adalah penggembala kambing sampai usia 40 tahun
Imam Kisa'i dahulu adalah penggembala kambing sampai usia 40 tahun
Suatu hari beliau berjalan lalu melihat seorang ibu serius menyemangati anaknya untuk pergi ke halaqoh tahfidz Qur'an, namun sang anak g mau pergi
Maka sang ibu berkata: wahai anak ku, pergilah ke halaqoh belajar di sana, supaya kamu kalau besar g jadi seperti penggembala kambing ini
Imam Kisa'i berkata: saya dipakai peribahasa kebodohan?!!!
Maka imam Kisa'i menjual kambing nya dan pergi belajar, maka akhirnya beliau menjadi:
1. Imam besar dalam bahasa Arab
2. Imam besar dalam ilmu qiroat Al QUR'AN
3. Dijadikan sebagai peribahasa dalam ilmu dan semangatnya yang sangat besar
Sumber jauhar wa duror karya Ibnu hajar
Nukilan dari twit nya syekh Abdul Aziz Kholifah
Sidayu, Sabtu 18 Shofar 1443 H / 25 September 2021 M
كان الإمام الكسائي رحمه الله راعياً للغنم حتى بلغ 40 عاماً، وفي يوم من الأيام وهو يسير رأى أمّاً تحث ابنها على الذهاب إلى الحلقة لحفظ القرآن والولد لا يريد الذهاب..
فقالت لابنها : يا بني اذهب إلى الحلقة لتتعلم حتى إذا كبرت لا تكون مثل هذا الراعي !!
قال الكسائي: "أنا يضرب بي المثل في الجهل؟!!" .
فذهب، فباع غنماته، وانطلق إلى التعلم وتحصيله، فأصبح :
- إماماً في اللغة
- إماما في القراءات
- ويضرب به المثل في العلم وكبر الهمة
المصدر:
(الجواهر و الدرر - لابن حجر.)
Ustadz muhammad yusuf rustam
6 Penutup Pintu Hidayah Taufiq
6 Penutup Pintu Hidayah Taufiq
Syaqiq bin Ibrahim rahimahullah berkata, "Pintu Taufiq akan tertutup dari makhluk dalam 6 keadaan :
1. Mereka sibuk dalam kenikmatan namun lupa bersyukur.
2. Bersemangat menuntut ilmu agama namun meninggalkan amal.
3. Bersegera dalam perbuatan dosa namun menunda-nunda taubat.
4. Tertipu dengan persahabatan mereka dengan orang-orang Sholih, mereka tidak mencontoh Sahabat-Sahabatnya itu dalam kesholihan.
5. Dunia berpaling dari mereka namun mereka malah mengikutinya.
6. Akhirat mendatangi mereka namun mereka berpaling darinya."
(Fawaidul Fawaid Ibn Qayyim Al Jauziyyah H. 340)
Ustadz abdurahman zahier.
Bertabarruk (ngalap berkah) kepada guru atau orang-orang shalih..
Bertabarruk (ngalap berkah) kepada guru atau orang-orang shalih..
Ngalap berkah biasa juga dilakukan oleh seorang murid kepada gurunya dengan jasad atau fisik dari sang guru, benda-benda yang dimiliki gurunya atau sisa-sisa makanan dan minumannya berdalih dengan mengqiyaskan (menganalogikan) kedudukan guru spt halnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang para sahabat radhiyallahu anhum bertabarruk kepada beliau dg hal2 seperti diatas.
Sungguh itu adalah qiyas ma'al faariq, 2 perkara yg tidak bisa disamakan, karena :
- Nabi adalah maksum (dijaga dari kesalahan), sedangkan selainnya tidak.
- Kedudukan nubuwwah (kenabian) semata-mata anugerah dari Allah, tidak dapat diusahakan. Berbeda dengan kedudukan guru.
- Para sahabat tidak melakukan itu kepada selain Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Tentunya
لو كان خيرا لسبقونا إليه
"Jika seandainya perbuatan tersebut baik, niscaya mereka telah mendahului kita dalam melakukannya."
Dan cara terbaik bertabarruk kepada guru adalah dengan menghormatinya, mengajarkan dan mengamalkan ilmu yg diambil darinya serta senatiasa mendoakan kebaikan untuknya.
Ali Ath-Thayalisi rahimahullah berkata :
"Aku mengusapkan tanganku kepada Imam Ahmad Bin Hambal rahimahullah kemudian aku usapkan tanganku ke badanku sedangkan beliau melihat hal tsb. Beliaupun marah besar dan mulai mengibaskan tangannya dan berkata,
"Dari siapakah engkau mengambil ini?"
Dan beliau pun mengingkari dengan keras."
(Thabaqat Hanabilah, 2/138)
Ustadz ridwan abu raihana
Jiwa yang berani dan akal yang cerdas adalah dua modal utama untuk meraih cita-cita
Jiwa yang berani dan akal yang cerdas adalah dua modal utama untuk meraih cita-cita. Karena sesungguhnya jiwa yang pengecut dan akal yang lemah akan mencegah seseorang dari meraih apa yang dia impikan. Keberanian jiwa dan akal yang cerdas akan diperoleh niat yang baik dan ilmu yang benar.
Twit Syaikh Al Ushaimi, terjemah WMB.
BALASAN KESOMBONGAN
BALASAN KESOMBONGAN
Al Hafizh Ibnu Hibban rahimahullah berkata :
" Tidaklah aku melihat seorangpun yang dia menyombongkan diri di hadapan orang yang (kedudukannya) dibawahnya melainkan Alloh menimpakan kepadanya kehinaan di hadapan orang yang (kedudukannya) di atasnya. "
(Roudhotul Uqala' 93)
DALIL-DALIL TENTANG ADANYA ALLAH
DALIL-DALIL TENTANG ADANYA ALLAH
Pembahasan tentang dalil-dalil wujudullah (adanya Allah) telah banyak dibahas dalam kitab-kitab akidah Ahlussunnah. Bukan pembahasan baru bagi para penuntut ilmu.
Namun di tengah berkembangnya keyakinan agnostik dan liberalisme agama, perlu kita ulang-ulang kembali dan kita dakwahkan kembali masalah ini.
A. DALIL AQLI (LOGIKA)
Secara logika, alam semesta beserta semua makhluk yang ada di dalamnya yang begitu kompleks ini tidak mungkin menciptakan dirinya sendiri dan tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Pasti ada penciptanya dan pengaturnya, yaitu Allah, Rabb semesta alam. Ini disebut juga dengan dalil as-Sababiyyah.
Oleh karena itu Abu Hanifah rahimahullah dahulu ketika berdebat dengan kaum Dahriyyun (salah satu sekte Atheis), beliau berkata: "Saya membayangkan ada perahu yang dia berlayar sendiri, lalu merapat ke pelabuhan sendiri, menurunkan jangkarnya sendiri, lalu menurunkan barang-barangnya sendiri, lalu perahu tersebut pergi, dan itu semua tidak dikendalikan oleh seorang pun. Bagaimana menurut kalian?".
Orang-orang Dahriyyun mengatakan, "Tentu saja itu tidak mungkin!". Abu Hanifah menyergah, "Kalau seperti itu saja kalian katakan tidak mungkin, lalu mungkinkah matahari, bulan, bintang, langit, bumi dan alam semesta lainnya kalian katakan mereka terjadi sendiri tanpa ada yang mencipta??".
Pendalilan logika ini juga diisyaratkan dalam Al Qur'an, ketika Allah ta'ala berfirman:
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ
"Apakah mereka (makhluk) diciptakan oleh sesuatu, ataukah mereka menciptakan diri mereka sendiri?" (QS. Ath Thur: 35).
B. DALIL HISSI
Dalil hissi maksudnya adalah bukti-bukti adanya Allah yang kita rasakan dengan panca indera kita.
Dalil hissi dalam hal ini di antaranya adalah:
1. Dikabulkannya doa-doa
Secara inderawi kita melihat, mendengar bahkan mengalami sendiri, ada orang yang doa-doanya dikabulkan. Maka ini bukti adanya Rabb semesta alam yang mengabulkan doa.
2. Adanya mukjizat para Nabi
Secara inderawi kita melihat peninggalan-peninggalan dan juga mendengar kisah-kisah dari orang terdahulu tentang mukjizat para Nabi. Padahal mukjizat-mukjizat tersebut adalah perkara-perkara yang luar biasa dan di luar nalar. Ini menunjukkan adanya Rabb semesta alam yang Maha Kuasa untuk menjadikan mukjizat-mukjizat tersebut.
Dan dua contoh dalil hissi ini diisyaratkan dalam firman Allah:
وَنُوحًا إِذْ نَادَىٰ مِن قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ
"Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu, ketika dia berdoa. Kami perkenankan (doa)nya, lalu Kami selamatkan dia bersama pengikutnya dari bencana yang besar" (QS. Al Anbiya: 76).
Dalam ayat ini disebutkan tentang adanya pengabulan doa dan dan juga adanya mukjizat, yang keduanya merupakan bukti adanya Rabb semesta alam.
C. DALIL FITRI (FITRAH)
Orang yang fitrahnya lurus, walaupun ia tidak belajar, akan meyakini adanya Rabb semesta alam. Terutama ketika dalam kondisi terjepit dan darurat, nalurinya mengajak ia untuk meminta pertolongan kepada Rabb semesta alam.
Dalil fitriy ini diisyaratkan dalam firman Allah ta'ala:
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi” (QS. Al A'raf: 172).
Ayat ini mengisyaratkan bahwa seluruh manusia dari awal sampai akhir dalam hatinya mengakui adanya Rabb semesta alam.
Dan semua manusia dalam hati mereka sebenarnya meyakini adanya Rabb semesta alam, bahkan orang-orang atheis sekalipun! Namun mereka tidak mau mengakui dengan lisan mereka. Sebagaimana Allah ta'ala berfirman:
وَجَحَدُوْا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَآ اَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَّعُلُوًّاۗ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِيْنَ
"Dan mereka mengingkarinya (Rabb semesta alam) karena kezaliman dan kesombongan mereka. Padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan" (QS. An Naml: 14)
D. DALIL SYAR'I
Dalil syar'i yang menunjukkan adanya Rabb semesta alam ada beberapa jenis:
1. Sepakatnya seluruh kitab Samawi
Seluruh kitab Samawi, yaitu kitab-kitab terdahulu yang diklaim sebagai wahyu, baik itu Taurat, Injil, Zabur dan kitab-kitab lainnya. Semuanya sepakat meyakini tentang adanya Rabb semesta alam. Bahkan dengan sifat-sifat Rabb yang sama. Padahal kitab-kitab tersebut ada di zaman yang berbeda dan tempat yang berbeda. Yang ini membuat tidak mungkin dikatakan bahwa kitab-kitab tersebut ditulis oleh sekelompok orang dan orangnya sama, atau kebetulan memiliki ide yang sama.
2. Keajaiban Al Qur'an
Kitab yang berisi wahyu Allah ta'ala yang turun 1400 tahun yang lalu namun memuat banyak keajaiban-keajaiban:
* Tata bahasanya tinggi tidak ada penyair Arab yang mampu membuat semisalnya
* Disampaikan oleh Nabi yang ummi (tidak biasa baca-tulis) dan bersastra tinggi
* Mengabarkan kejadian-kejadian yang belum terjadi dan ternyata terjadi secara persis (seperti: matinya Abu Lahab dalam keadaan kafir, jatuhnya Romawi, dll)
* Senantiasa terjaga dari pemalsuan
* Mengabarkan fenomena-fenomena fisika, biologi, medis, geologi, geografi yang sesuai dengan faktanya sejak 1400 tahun lalu.
dan keajaiban-keajaiban lainnya.
Ini semua menunjukkan bahwa Al Qur'an itu bukan buatan manusia namun ada Rabb semesta alam yang menurunkannya.
Dalil ini diisyaratkan dalam firman Allah ta'ala:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
"Maka tidakkah mereka mentadabburi Al-Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya" (QS. An Nisa: 82).
3. Dalil-dalil Al Qur'an tentang adanya Allah
Kaum Mukminin mengimani benarnya Al Qur'an Al Karim. Dan dalam Al Qur'an disebutkan banyak ayat tentang adanya Rabb semesta alam, di antaranya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa" (QS. Al Baqarah: 21).
Wallahu a'lam.
Diringkas dari:
* Syarah Hadits Jibril 'alaihissalam, karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
* Nubdzatun fil Aqidah Islamiyyah, karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
* Kitab at Tauhid, Syaikh Dr. Shalih Al Fauzan
* Al Madkhal fi Dirasatil Aqidah, karya Syaikh Dr. Umar Al Asyqar
Join channel telegram @fawaid_kangaswad
Jumat, 24 September 2021
Tafsir kalimat Istirja' (إنا لله وإنا إليه راجعون)
Tafsir kalimat Istirja' (إنا لله وإنا إليه راجعون)
Fudhail Bin Iyadh rahimahullah berkata :
فمن عرف أنه لله عبد وأنه إليه راجع فليعلم أنه موقوف ومن علم أنه موقوف فليعلم أنه مسؤول ومن علم أنه مسؤول فليعد للسؤال جوابا..
"Siapa yang mengetahui bahwa dia adalah hamba milik Allah, dan dia mengetahui bahwa dia akan kembali kepada-Nya, maka hendaknya ia mengetahui bahwa dia pasti akan berdiri di hadapan-Nya.
Siapa yang mengetahui bahwa dia akan berdiri di hadapan-Nya, maka hendaknya ia mengetahui bahwa dia akan ditanya.
Dan siapa yang mengetahui bahwa dia akan ditanya, maka dia hendaknya ia menyiapkan jawaban untuknya."
Lalu ada yang bertanya :
فما الحيلة؟
“Lalu apa solusinya?”
قال : يسيرة
“Mudah,” Jawab Fudhail Bin Iyadh.
قال الرجل: ما هي
“Apa itu?” : Tanya orang tersebut.
Beliau berkata :
تحسن فيما بقي يغفر لك ما مضي. فإنك إن أسأت فيما بقي أخذت بما مضي وما بقي..
“Engkau berbuat baik di waktu yang tersisa, niscaya yang telah lewat akan diampuni. Dan jika engkau berbuat jelek di waktu yang masih tersisa, niscaya engkau akan dihukum atas apa yang telah berlalu dan yang tersisa.”
(Sumber : Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al-Hambali)
Ustadz Ridwan abu raihana
Kamis, 23 September 2021
"Tiga sifat manusia yang tidak diketahuj kecuali saat tiga keadaan. 1. Tidak diketahui orang yang lembut kecuali ketika marah, 2. Tidak juga orang yang pemberani kecuali ketika perang,3. Dan tidak pula saudara kecuali ketika dibutuhkan."
Lukman Al-Hakim berkata kepada anaknya :
"Tiga sifat manusia yang tidak diketahuj kecuali saat tiga keadaan.
1. Tidak diketahui orang yang lembut kecuali ketika marah,
2. Tidak juga orang yang pemberani kecuali ketika perang,
3. Dan tidak pula saudara kecuali ketika dibutuhkan."
(Al-Adaab Asy-Syar'iyyah, 562)
Jangan menjadikan hari-harimu penuh dengan kecemasan atau kekhawatiran apa yang akan datang. Boleh jadi apa yang kamu khawatirkan tentang hari esok tidak pernah terjadi, sementara kebahagiaanmu hari ini turut sirna.
Jangan menjadikan hari-harimu penuh dengan kecemasan atau kekhawatiran apa yang akan datang. Boleh jadi apa yang kamu khawatirkan tentang hari esok tidak pernah terjadi, sementara kebahagiaanmu hari ini turut sirna.
Ustadz muhammad nur faqih
Salah satu sudut Takfirinya ulama2 Asyariyyah kepada orang yang di anggap mujassimah.
Salah satu sudut Takfirinya ulama2 Asyariyyah kepada orang yang di anggap mujassimah.
Sebagian mereka tidak ada ragu dan bimbang lagi mengkafirkan syaik islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله .
Padahal sekelas ibnu hajar al asqolani, Jalaluddin Assuyuti dllnya saja memuji2 syaik islam ibnu taimiyyah
Ustadz atori husen
https://www.facebook.com/100002900261489/posts/4026573534115949/
Tidak dikatakan membaca Al Quran, orang yang tidak mengenal waqof ibtida'. "#Syekh Abdurrazzaq Lumbarki Al-Jazairiy
"Tidak dikatakan membaca Al Quran, orang yang tidak mengenal waqof ibtida'. "
#Syekh Abdurrazzaq Lumbarki Al-Jazairiy
Masih banyak kami temui beberapa qori al quran yg bisa membaca dengan fasih tiap huruf al quran.
Makhroj dan shifatnya jelas..
Tapi waqof ibtida'nya banyak salah tempat, bahkan terkadang waqof atau ibtida' yang merusak makna menjadi mungkar maknanya.
Seperti bacaan salah seorang ketika menjadi Imam sholat.
Beliau membaca..
إِنَّ اللَّهَ لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَيْءٌ
Kemudian beliau waqof di شيء
Tidak masalah memang jika memang habis nafas disana,
Namun beliau ibtida' dari tempat yang salah bahkan fatal sekali kesalahannya dari sisi makna.
Yaitu dari..
يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ
Maka saran ana kepada orang yang sedang mempelajari tajwid al quran..
Pelajarilah juga pembahasan ilmu waqof ibtida' karena ilmu ini juga merupakan ilmu yg cukup langka.
Jangan hanya terfokus terhadap makhroj dan shifat sehingga lalai dari tadabbur ayat yg dibaca sehingga akhirnya waqof ibtida sembarangan dan merusak makna ayat.
Pelajarilah Bahasa Arab juga agar semakin mudah tadabbur Al Quran ketika membacanya, makin mudah juga belajar waqof ibtida'
Ayahnya mualim
Alangkah indahnya saat menjadi anak-anak,*Sifat Anak-Anak*
Alangkah indahnya saat menjadi anak-anak,
*Sifat Anak-Anak*
قال السيوطي رحمه الله : خمس خصال في الأطفال لو كانت في الكبار مع ربهم لكانوا أولياء :
١- لا يهتمون بالرزق
٢- لا يشكون من خالقهم إذا مرضوا
٣- يأكلون الطعام مجتمعين
٤- إذا خافوا جرت عيونهم بالدموع
٥- إذا تخاصموا تسارعوا إلى الصلح
Imam Suyuthi rahimahullah berkata :
Lima sifat pada anak-anak sekiranya itu ada pada orang-orang dewasa bersama Rabb mereka niscaya mereka menjadi para wali-wali Allah :
1. Tidak meresahkan rezeki.
2. Tidak protes kepada Allah ketika mereka sakit.
3. Suka Makan bersama-sama
4. Jika mereka takut maka berurailah air mata mereka.
5. Jika mereka bertengkar maka cepat sekali berdamai.
(Husnu al-Muhadhoroh: 1/174)
Ustadz hafzan el hadi
Obat itu bernama ujian dan bala...
Obat itu bernama ujian dan bala...
Kenikmatan sering membuat manusia lalai dari mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya. Dan tidak jarang menjadikannya sombong, ujub, bangga diri dan berbuat zhalim kepada yang lain.Dan itu adalah penyakit yang harus diobati.
Dan diantara bentuk kasih sayang Allah, Dia timpakan musibah dan bala kepadanya agar ia menyadari kelemahan dan kesalahannya serta kembali mengingat Allah dan berserah diri kepada-Nya.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
Seandainya Allah tidak mengobati hamba-Nya dengan berbagai cobaan dan ujian, niscaya ia akan melampaui batas, berbuat zhalim dan angkuh." (Zaadul Ma'ad, 4/195)
Saat dibully...Ketika kita menyampaikan kebenaran lalu dibully oleh orang orang yang tak suka. Tentu hati menjadi sempit dan sedih.
Saat dibully...
Ketika kita menyampaikan kebenaran lalu dibully oleh orang orang yang tak suka. Tentu hati menjadi sempit dan sedih.
Allah berfirman tentang Rasul-Nya:
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ
Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan,
(Al-Hijr - 97)
Padahal beliau adalah manusia terbaik akhlaknya. Maka Allah membimbing:
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ السَّاجِدِينَ
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat),
(Al-Hijr - 98)
Dalam tafsir Al Muyassar:
فافزع إلى ربك عند ضيق صدرك، وسَبِّح بحمده شاكراً له مثنياً عليه، وكن من المصلِّين لله العابدين له، فإن ذلك يكفيك ما أهمَّك.
“Maka mengadulah kepada Rabbmu saat dadamu menjadi sempit. Dan bertasbihlah dengan memuji-Nya sebagai bentuk syukur. Dan jadilah orang yang selalu sholat dan beribadah kepada-Nya. Karena itu mencukupi kegundahan hatimu.”
Itu bimbingan ilahi bagi yang sempit dadanya saat dibully karena menyampaikan kebenaran...
Ustadz abu yahya
Bergantung Kepada Allah Semata
🕌 Bergantung Kepada Allah Semata
“Bilamana hati telah bergantung kepada makhluk, apapun bentuknya; pasti ia akan tersiksa. Baik kepada batu, laki-laki atau wanita, kendaraan, rumah, harta ataupun selainnya. Allah yang telah menciptakan hati dan menyusunnya sedemikian rupa, sama sekali ia tidak akan menjadi baik melainkan bila bergantung kepada Allah semata. Kapan hati bergantung kepada selainNya, ia akan menjadi sangat tersiksa.”
| A'maalul-Quluub, Khalid as-Sabt, 1/28
🇸🇦🇮🇩 ICC DAMMAM KSA
Channel Telegram: https://t.me/iccdammamksa
Peringatan Penting ! Tidak ada kaitannya antara ketinggian sanad dan mutqinnya seseorang dalam ilmu qiroat.
Peringatan Penting !
Tidak ada kaitannya antara ketinggian sanad dan mutqinnya seseorang dalam ilmu qiroat.
Betapa banyak orang yang sanadnya nazil tapi dia termasuk orang yang paling mutqin.
Dan betapa banyak orang yang memiliki ketinggian sanad namun dia lemah dalam keitqonan.
Namun jika terkumpul antara itqon dan ketinggian sanad pada seseorang, maka dia telah mengumpulkan kebaikan yang banyak.
#Syekh_Abdurrazzaq Lumbarki Al-Jazairiy
Ayahnya mualim
Dahulu para salaf bersungguh-sungguh dalam melakukan amal-amal kebaikan. Namun, mereka menganggap diri mereka termasuk orang-orang yang melakukan kekurangan, menyia-nyiakan, dan banyak dosa. Sedangkan kita bersamaan dengan perbuatan buruk kita, kita menganggap diri kita termasuk orang-orang yang berbuat baik."
Al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata,
كان السلف يجتهدون في أعمال الخير ويعدون أنفسهم من المقصرين المفرطين المذنبين. ونحن مع إساءتنا نعد أنفسنا من المحسنين.
"Dahulu para salaf bersungguh-sungguh dalam melakukan amal-amal kebaikan. Namun, mereka menganggap diri mereka termasuk orang-orang yang melakukan kekurangan, menyia-nyiakan, dan banyak dosa. Sedangkan kita bersamaan dengan perbuatan buruk kita, kita menganggap diri kita termasuk orang-orang yang berbuat baik."
Majmu' Rasail Ibnu Rajab al-Hanbali, jilid 1 hlm. 254
Niat dalam Shalat Malam
Niat dalam Shalat Malam
1. Ikhlas semata karena Allah.
2. Shalat malam adalah rutinitas orang shaleh terdahulu hingga di zaman ini.
3. Sunnah/kebiasaan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
4. Mahar untuk bidadari surga.
5. Shalat malam adalah kemuliaan seorang mukmin.
6. Salah satu kunci doa terijabah.
7. Membersihkan lagi menyucikan hati/tazkiah an-nafs.
8. Amal shaleh tersembunyi dari seorang hamba akan menjadi penghubung /shilah antara ia dengan Rabbnya.
9. Kunci untuk semakin memahami Allah.
10. Penjagaan hati terhadap fitnah/ujian.
11. Jalan melapangkan dan menambah rizki.
12. Jalan menghapuskan dosa yang menggunung.
13. Mendatangkan kebahagiaan di hari kiamat.
14. Mencegah kencing syaitan di telinga anda.
15. Penghalang stempel lalai dari diri anda.
16. Salah satu penguat di jalan istiqamah.
17. Bersegera dan berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan.
18. Menjadi ahlul qur’an wal lail dan tergolong dalam rombongan pecinta Allah.
19. Menjadi salah satu sosok dalam golongan yang dinaungi Allah.
20. Malaikat kan mendengar bacaan orang yang melakukan shalat malam.
21. Shalat malam adalah salah satu jalan kemenangan terhadap musuh.
22. Salah satu faktor menghilangkan penyakit dari jasad.
23. Termasuk faktor meraih kasih sayang Allah.
24. Para penegak shalat malam termasuk berkhalwat dengan Allah ar-Rahman sehingga Allah anugerahkan cahaya-Nya.
25. Mewariskan sikap ridha.
26. Wasilah menggapai husnul khatimah.
27. Menjadikan seseorang memiliki jiwa yang baik.
28. Membakar semangat.
29. Terbebas dari api neraka.
30. Mengikis kelalaian di hati.
Ustadz yani fahriansyah
Di share oleh ustadz Dr iqbal gunawan Ma
____
Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin rahimahullah berkata:" Janganlah salah seorang diantara kalian SEPERTI ORANG HILANG ditengah-tengah keluarganya, dia tidak pernah memerintahkan mereka berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk. Dan tidak pernah melarang mereka dari keburukan dan kerusakan.
🔰 NASIHAT SANG IMAM
Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin rahimahullah berkata:
" Janganlah salah seorang diantara kalian SEPERTI ORANG HILANG ditengah-tengah keluarganya, dia tidak pernah memerintahkan mereka berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk. Dan tidak pernah melarang mereka dari keburukan dan kerusakan.
📚 Ad-Diyaa`ul Laami` ((156))
========================
Follow Cahaya Islam Sulawesi
Instagram:
https://www.instagram.com/p/CT5vxevPbAP/?utm_medium=copy_link
Facebook:
ps://www.facebook.com/profile.php?id=100072398388898
Telegram :
https://t.me/joinchat/X18W7IO6N4QzOTdl
Youtube:
Cahaya Islam Sulawesi
https://youtube.com/channel/UCBhPqLHC_m6fvd02kpsUJ3A
Barakallahu fiikum
TIM Multimedia Cahaya Islam Sulawesi
Ustadz Dr iqbal gunawan lc Ma
REPOST] Para Wali dan (Puncak) Karamahnya
[REPOST] Para Wali dan (Puncak) Karamahnya
* * * * *
Termasuk prinsip akidah Ahli Sunnah adalah percaya dengan kejadian-kejadian luar biasa yang merupakan karamah para wali Allah. Di antara perkataan Abu Ja’far al-Thahawi dalam postulat-postulat “Akidah”-nya:
ولا نُفَضِّلُ أَحَدًا مِنَ الأَوْلِيَاءِ عَلَى أَحَدٍ مِنَ الأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ السَّلامُ وَنَقُولُ نَبِيٌّ وَاحِدٌ أَفْضَلُ مِنْ جَميعِ الأَوْلِيَاءِ، وَنُؤْمِنُ بِمَا جَاءَ مِنْ كَرَامَاتِهِمْ وَصَحَّ عَنِ الثقَاتِ مِنْ روَايَاتِهِمْ
“Kami tidak mengunggulkan seorang pun dari para wali di atas para Nabi (‘alaihim al-salam). Bahkan kami katakan bahwa satu Nabi lebih afdal dibandingkan seluruh wali. Kami juga percaya dengan karamah mereka serta riwayat-riwayat mereka yang bersumber dari kalangan terpercaya.”
Yang dimaksud dengan wali Allah adalah tiap orang yang bertakwa.
Allah Ta'ala berfirman:
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ، الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertakwa." [QS Yunus/10: 62-63]
Al-Hafizh Ibn Katsir (w. 774 H) berkata dalam “Tafsir”-nya terkait ayat di atas:
فكل من كان تقيا كان لله وليا
“Setiap orang yang bertakwa, maka ia adalah wali Allah.”
Dengan demikian, level kewalian itu bertingkat-tingkat sesuai dengan derajat ketakwaan individunya. Bahkan, seorang mukmin yang berbuat zalim pun memiliki kadar kewalian sesuai dengan tingkat keimanan dan ketakwaan yang dimilikinya.
Ibn Taimiyyah (w. 728 H) berkata,
وأما الظالم لنفسه من أهل الإيمان فمعه من ولاية الله بقدر إيمانه وتقواه ، كما معه من ضد ذلك بقدر فجوره
“Adapun (level) seorang yang menzalimi dirinya sendiri, maka bersamanya (tetap) terdapat kewalian dari Allah sesuai kadar keimanan dan ketakwaannya, sebagaimana bersamanya juga terdapat oposit hal tersebut sesuai kadar kedurhakaannya.” [Majmu’ al-Fatawa, vol. VI, hlm. 10.]
Adapun terkait kejadian luar biasa yang dialami oleh para wali, kita meyakini bahwa pada prinsipnya itu memungkinkan dan bukan mustahil. Namun demikian, banyak dari kisah tentang hal itu hanyalah merupakan mitos dan khurafat belaka, yang periwayatannya tidak valid. Di samping itu, yang menjadi acuan dan standar kebenaran itu tetaplah Quran dan Sunnah, bukan kejadian luar biasa.
Al-Hafizh Ibn Katsir dalam “Tafsir”-nya menukilkan bahwa Imam al-Syafi’i dan al-Laits berkata,
إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَمْشِي عَلَى الْمَاءِ وَيَطِيرُ فِي الْهَوَاءِ فَلَا تَغْتَرُّوا بِهِ حَتَّى تَعْرِضُوا أَمْرَهُ عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
“Jika kalian melihat seorang berjalan di atas air dan/atau terbang di udara, maka janganlah terperdaya dengannya, sampai kalian menimbang kesesuaian perkaranya terhadap Quran dan Sunnah.”
Menurut redaksi yang lain, disebutkan dalam “Adab al-Syafi’i wa Manaqibuhu”, karya Ibn Abi Hatim al-Razi (w. 327 H), bahwa suatu ketika Yunus bin ‘Abd al-A’la menyampaikan kepada Imam al-Syafi’i ucapan al-Laits (atau selainnya),
لَوْ رَأَيْتَهُ يَمْشِي عَلَى الْمَاءِ، يَعْنِي: صَاحِبَ الْكَلامِ لا تَثِقْ بِهِ أَوْ لا تَغْتَرَّ بِهِ، وَلا تُكَلِّمْهُ
“Jika engkau melihat seorang ahli Kalam berjalan di atas air, maka janganlah engkau percaya dengannya, serta jangan pula terperdaya dan bicara dengannya.”
Imam al-Syafi’i merespon,
فَإِنَّهُ وَاللَّهِ قَدْ قَصَّرَ إِنْ رَأَيْتَهُ يَمْشِي فِي الْهَوَاءِ، فَلا تَرْكَنْ إِلَيْهِ
“Masih kurang (ucapan) beliau itu, demi Allah. Bahkan, kalaupun ia berjalan di udara, janganlah kamu condong kepadanya.”
Jadi kisah tentang kejadian luar biasa jangan otomatis dibenarkan, melainkan tetap harus ditimbang dengan Quran dan Sunnah. Juga tidak tertutup kemungkinan kejadian luar biasa itu hanya merupakan khurafat belaka atau bahkan justru berasal dari wali setan. Di era sains sekarang, seorang yang terlalu mudah percaya dengan kejadian luar biasa malah mengesankan keterbelakangan.
Selain itu, karamah terbesar yang dimiliki para wali itu bukanlah kejadian luar biasa, melainkan istiqamah di atas kebenaran, menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Hal ini juga sebagaimana dinyatakan oleh kalangan Sufi.
Al-Mulla ‘Ali al-Qari (w. 1014 H) berkata dalam “Mirqatul-Mafatih Syarh Misykah al-Mashabih” (vol. I, hlm. 84), dan hal senada juga beliau sampaikan dalam “Jam’ul-Masail fi Syarh al-Syamail” (vol. I, hlm. 93),
قَالَتِ الصُّوفِيَّةُ: الِاسْتِقَامَةُ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ كَرَامَةٍ
“Kalangan Sufi berkata, ‘Istiqamah lebih baik dari seribu karamah.’”
Ibn Taimiyyah berkata,
وَإِنَّمَا غَايَةُ الْكَرَامَةِ لُزُومُ الِاسْتِقَامَةِ
“Hanyalah puncak karamah itu adalah tetap istiqamah.” [Majmu’ al-Fatawa, vol. XI, hlm. 11]
Demikian. Semoga bermanfaat. Allahu a’lam.
AdniKu
23/09/2020
Rabu, 22 September 2021
Yang istiqamah akan terus ditempa..Sedang yang menyimpang akan ditinggalkan.
HAKIKAT ZUHUD DAN WARA’
📝 HAKIKAT ZUHUD DAN WARA’
Tingkatan zuhud lebih tinggi daripada wara’. Beda antara keduanya: wara’ meninggalkan segala yang membahayakan, sedangkan zuhud meninggalkan segala yang tidak bermanfaat.
Sehingga hakikat sesuatu terbagi menjadi tiga:
1. Perkara yang membahayakan di akhirat
2. Perkara yang bermanfaat di akhirat
3. Perkara yang tidak membahayakan dan tidak bermanfaat.
Jadi, hakikat WARA’ ialah seorang meninggalkan segala yang membahayakan di akhirat, yakni dari perkara-perkara yang haram. Sedangkan ZUHUD yaitu ia meninggalkan segala yang tidak bermanfaat baginya di akhirat. Apa-apa yang tidak bermanfaat baginya ia tinggalkan, sedangkan yang bermanfaat ia kerjakan. Adapun segala yang membahayakan, tentu lebih utama untuk ditinggalkan. Maka itu posisi zuhud lebih tinggi dibanding wara’. Jadi, setiap orang zuhud pasti ia wara’. Namun tidak setiap yang wara’ pasti zuhud. [Faidah Syekh al-Utsaimin rahimahullah]
(Lathaif al-Fawaa-id, Sa’ad al-Khatslan, no 1013, hal. 429)
🇸🇦🇮🇩 ICC DAMMAM KSA
Channel Telegram: https://t.me/iccdammamksa
TIDAK KOKOH, MENCLA-MENCLE DAN PLIN PLAN
TIDAK KOKOH, MENCLA-MENCLE DAN PLIN PLAN
Jika seorang ulama atau ahlul ilmi, kemarin berpendapat A, beberapa waktu kemudian berpendapat B. Perubahan pendapat ini setelah dia mendengar dalil-dalil lain yang lebih kuat dan mendekati kebenaran yang dijelaskan kepadanya.
Hal ini biasa dalam dunia ilmu. Bukan dikatakan mencla-mencle, tidak kokoh dan plin plan, apalagi dikatakan bodoh.
Termasuk Imam Asy Syafi’i Rahimahullah Ta'ala, ada namanya qaul qodim (pendapat yang lama) dan qaul jadid (pendapat yang baru). Beliau merevisi pendapatnya yang lama.
Begitu pula Syekh Bin Baaz rahimahullah, ketika di tanya tentang ikut khuruj bersama Jamaah dakwah dari India. Fatwa pertama, berbeda dengan fatwa yang kedua. Karena beliau mendapatkan informasi yang lebih valid tentang jamaah tersebut.
Di masa pandemi ini, Syekh Kibar Madinah, Syeikh Abdul Muhsin hafidzohullôh, yang meralat fatwanya tentang larangan shalat jamaah yang renggang shafnya, setelah sekelompok kibar ulama lainnya memfatwakan bolehnya shaf renggang di masa pandemi.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah:
مِنَ الأئمّة يقولُ القول ثم تتبيّن له الحجّة في خلافه فيقول بها،
Diantara para Imam, dia berkata dengan sebuah perkataan (pendapat), kemudian ada hujjah yang menyelisihinya menjelaskan kepadanya. Lalu dia berkata (berpendapat) dengannya (merubah fatwa dengan penjelasan yang datang padanya).
ولا يُقال له مذبذبٌ.فإنّ الإنسان لا يزال يطلب العلم والإيمان
Dan ini tidak dikatakan padanya orang yang bimbang (plin plan). Karena sesungguhnya manusia itu senantiasa belajar ilmu dan iman
فإذا تبيّن له من العلم ما كان خافياً عليه اتّبعه،وليس هذا مذبذباً؛ بل هذا مُهتدٍ زاده الله هُدىً
Maka jika dijelaskan padanya dari sebagian ilmu, apa yang masih tersembunyi atasnya, dia mengikutinya. Dan ini bukan orang yang bimbang (plin plan). Bahkan ini orang yang mendapat hidayah. Allah menambahnya hidayah. (Al Fatawa Kubro 2/108). Sumber : https://mobile.twitter.com/dr_albukhary/status/1282777957430431744
AFM
Hati yang terikat dengan syahwat takkan mampu khusyuk walau sekejap kedipan mata. Ia selalu lalai dari mengingat Allah..
Hati yang terikat dengan syahwat takkan mampu khusyuk walau sekejap kedipan mata. Ia selalu lalai dari mengingat Allah..
Ibnul Qayyim - Al Fawaid 5/625
Ustadz yuspian
Selasa, 21 September 2021
Banyak Anak Banyak Rezeki..
Banyak Anak Banyak Rezeki..
Sayikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata :
Telah tersesat dengan kesesatan yg nyata orang yang berburuk sangka kepada Rabbnya dengan berkata :
"Jangan memperbanyak anak. Nanti rezekimu akan sempit."
Mereka telah berdusta - Demi Rabb Al-'Arsy - , apabila mereka memiliki banyak anak Allah akan memperbanyak pula rezekinya. Karena
"Tidak ada seekor binatang melata pun di muka bumi melainkan Allah telah menjamin rezekinya."
Allahlah yang menanggung rezeki anak-anakmu. Ia akan membukakan pintu-pintu rezeki agar engkau dapat menafkahi mereka.'
(Syarah Riyadhush Shalihin1/558)
Dari Abbas bin Abdul Mutthalib ia berkata: Wahai Rasulullah ajarkan aku doa agar aku panjatkan kepada Allah azza wa jalla, rasul menjawab: Mintalah kepada Allah al-'aafiyah (keselamatan)
Doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada pamannya.
Dari Abbas bin Abdul Mutthalib ia berkata: Wahai Rasulullah ajarkan aku doa agar aku panjatkan kepada Allah azza wa jalla, rasul menjawab: Mintalah kepada Allah al-'aafiyah (keselamatan). Setelah beberapa hari aku mendatanginya lg dan meminta permintaan yg sama, maka beliau berkata lg: Wahai Abbas paman Rasulullah, mintalah kepada Allah al-aafiyah (keselamatan) di dunia dan di akhirat. (HR. Ahmad).
Ustadz Dr iqbal gunawan lc Ma
Di antara sebab tersebarnya taqlid di kalangan ahli madzhahib fiqhiyyah adalah karena sudah berkurangnya penuntut ilmu yg menyibukkan dirinya di bidang ilmu hadits.
Di antara sebab tersebarnya taqlid di kalangan ahli madzhahib fiqhiyyah adalah karena sudah berkurangnya penuntut ilmu yg menyibukkan dirinya di bidang ilmu hadits.
Faidah Syaikh kami Abul Hasan Ali Jaadullah al Mishry pada pembahasan kitab "Dhowabith jarh wa ta'dil" pagi tadi.
Ustadz abu yahya tomy
Ya, aku seorang SalafiAdapun jika engkau melihat kekurangankuMaka as-Salafiyyah berlepas diri dari berbagai kekuranganku
Ya, aku seorang Salafi
Adapun jika engkau melihat kekuranganku
Maka as-Salafiyyah berlepas diri dari berbagai kekuranganku
https://www.facebook.com/100002796879233/posts/3727490844020775/
Diantara bentuk kasih sayang ayah kepada anaknya adalah dengan memaksanya belajar dan beramal, meskipun sampai harus memukul dan selainnya, jg melarangnya dari mengikuti syahwatnya yg berbahaya baginya.
فمن رحمة الأب بولده: أن يُكرِهه على التأدّب بالعلم والعمل، ويشقّ عليه في ذلك بالضّرب وغيره، ويمنعه شهواته التي تعود بضرره، ومتى أهمل ذلك من ولده كان لقلة رحمته به، وإن ظنّ أنه يرحمه ويُرفّهُه ويُريحه، فهذه رحمة مقرونة بجهل، كرحمة الأم.
ابن القيم | إغاثة اللهفان ٩١٥
Diantara bentuk kasih sayang ayah kepada anaknya adalah dengan memaksanya belajar dan beramal, meskipun sampai harus memukul dan selainnya, jg melarangnya dari mengikuti syahwatnya yg berbahaya baginya.
Jika seorang ayah melalaikan perkara ini, berarti itu adalah tanda kurangnya kasih sayang dia, meskipun dia menyangka sedang mengasihani, melindungi dan menjaganya, karena seperti ini adalah kasih sayang kebodohan seperti kasih sayangnya seorang ibu.
(Ibnu Qayyim dalam kitab beliau Ighaatsatul lahafan hal. 915).
Ustadz Dr iqbal gunawan lc Ma
maaf bertanya ustadzNasehat untk Allah, untuk kitabnya ,untuk rasulnya maksudnua bagaimana ustadz?
maaf bertanya ustadz
Nasehat untk Allah, untuk kitabnya ,untuk rasulnya maksudnua bagaimana ustadz?
Nasihat untuk Allah sebagaimana dijelaskan Al Khattabi,
صحةُ الاعتقادِ في وحدانيته ، وإخلاصُ النية في عبادته
"Keyakinan yang benar dalam mengesakan-Nya dan membersihkan niat dalam beribadah kepada-Nya."
(Jaami al Uluum wal Hikam 1/229)
Termasuk ke dalamnya adalah segala bentuk ketaatan, baik menaati perintah Allah maupun menjauhi larangan-Nya.
Nasihat untuk kitab-Nya meliputi beberapa hal yang disebutkan Syekh Utsaimin,
a. Membelanya dari para pengingkar.
b. Membenarkan segala kabar yang datang darinya.
c. Menaati perintah dan menjauhi larangan yang disebutkan di dalamnya.
d. Mengimani bahwa Al Quran adalah kalamullah.
Adapun nasihat untuk utusan Allah berupa,
a. Mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallama.
b. Mengimani bahwa beliau adalah utusan-Nya.
c. Mengimani seluruh kabar yang disampaikan olehnya.
d. Mentaati perintah dan menjauhi larangannya.
e. Membela ajarannya.
f. Mengimani bahwa syariat yang dibawa adalah dari Allah.
g. Membelanya.
Wallahu a'lam
Ustadz muhammad nur faqih
Periksalah hatimu, wahai saudaraku..!!Adakah pada dirimu riya..??Adakah pada dirimu ketidaksukaan thd kebenaran..??Adakah pada dirimu kebencian thd orang beriman..??
Periksalah hatimu, wahai saudaraku..!!
Adakah pada dirimu riya..??
Adakah pada dirimu ketidaksukaan thd kebenaran..??
Adakah pada dirimu kebencian thd orang beriman..??
Adakah pada dirimu kedengkian atas orang beriman..??
Karena sesungguhnya membersihkan hati setiap hari lebih penting dari pada membersihkan pakaian setiap hari..!!
Bersihkanlah hatimu dan sucikanlah..!!
(Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, Liqa Syahriy, 2/75)
Berapa banyak orang yang berdebat dengan kebatilan namun ia mengalahkan orang yang membawa kebenaran. Kita tidak mengatakan ‘ia mengalahkan kebenaran’, melainkan ‘ia mengalahkan orang yang membawa kebenaran’, disebabkan kekurangmampuan pembawa kebenaran tersebut dalam mendebat.” [Ref.: Syarh Hilyah Thalib al-‘Ilm, hlm. 243.]
Masih ada relevansi dengan status sebelumnya…
DEBAT
Di antara hal yang patut saya syukuri adalah semakin berkurangnya nafsu untuk berdebat, seiring dengan semakin bertambahnya umur saya. Tentunya saya tidak mengklaim bahwa saya sudah mencapai level ideal dalam hal ini, tapi yang jelas hasrat saya untuk terlibat dalam perdebatan sudah turun drastis dibandingkan waktu dulu. Dalam banyak kesempatan, saya semakin cenderung untuk menghindari perdebatan, dibandingkan larut di dalamnya.
ألق كلمتك وامش
“Sampaikan (saja) pandanganmu dan beranjaklah.” Demikianlah di antara yang saya ingat dari kutipan nasihat yang dipopulerkan oleh Syaikh al-Albany—rahimahullah. Saat ini saya merasakan nasihat itu semakin cocok dengan kondisi saya.
Saya semakin sadar bahwa berdebat bukanlah hal yang mudah dan ringan, serta juga bukan untuk sembarang orang. Betapa banyak kekacauan dan fitnah diakibatkan oleh orang-orang yang terlalu “pede” dengan menceburkan diri dalam perdebatan, sedangkan mereka belum layak dan bukan merupakan ahli di bidang yang diperdebatkan tersebut.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin—rahimahullah—mengingatkan,
وكم من إنسان جادل بالباطل، فغلب صاحب الحق، ولا نقول غبل الحق، بل غلب صاحب الحق، لعدم قدرته على المجادلة
“Berapa banyak orang yang berdebat dengan kebatilan namun ia mengalahkan orang yang membawa kebenaran. Kita tidak mengatakan ‘ia mengalahkan kebenaran’, melainkan ‘ia mengalahkan orang yang membawa kebenaran’, disebabkan kekurangmampuan pembawa kebenaran tersebut dalam mendebat.” [Ref.: Syarh Hilyah Thalib al-‘Ilm, hlm. 243.]
Demikian, semoga ada manfaatnya. Allahu a’lam.
21/09/2021
AdniKu
Mengapa banyak orang merasa berat dan tidak terima, bila ada yg mengatakan: musik haram, riba haram, pacaran haram, dst?
Mengapa banyak orang merasa berat dan tidak terima, bila ada yg mengatakan: musik haram, riba haram, pacaran haram, dst?
Biasanya, karena akidah dan tauhid mereka masih lemah .. Pondasi bangunan agama mereka belum kuat!
Ini bukti nyata pentingnya belajar AKIDAH dan TAUHID yg benar, terutama bagi mereka yg baru belajar agama.
Jika pondasi agama seseorang tidak kuat, maka dia akan berat menopang syariat yg dibangun di atasnya.
Ustadz Dr musaffa ad dariny Ma
Betapa kuatnya ilmu agama tersebar di zaman itu!
Betapa kuatnya ilmu agama tersebar di zaman itu!
=====
Suatu ketika Imam Abu Ishaq Asy-Syirazi (w 476 H) ingin meninggalkan kota Baghdad, maka lewatlah beliau di sebuah jalanan kota itu. Tiba-tiba ada seorang kuli pembawa sayuran mengatakan kepada temannya: "Pendapat Sahabat Ibnu Abbas dalam masalah Istitsna' itu tidak benar, karena kalau itu benar, tentunya Allah ta'ala tidak akan mengatakan kepada Nabi Ayyub -alaihissalam-:
وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِهِ وَلَا تَحْنَثْ
'Ambillah dengan tanganmu seikat rumput (alang-alang), lalu pukullah dengan itu, dan janganlah kamu melanggar sumpah'. [QS. Shad: 44].
Akan tetapi harusnya Allah cukup mengatakan kepadanya: 'lakukanlah istitsna' (ucapkan InsyaAllah)! Sehingga dia tidak perlu melakukan cara seperti itu untuk menunaikan sumpahnya".
Melihat pemandangan itu, Imam Abu Ishaq mengatakan kepada dirinya: "Negeri yang kuli pembawa sayurannya saja bisa membantah perkataan Sahabat Ibnu Abbas, tidak pantas engkau keluar meninggalkannya". [Al-Bahrul Muhith Liz Zarkasyi 4/382].
-----
Bisa dibayangkan, kalau kulinya saja seperti itu, bagaimana dengan para ulamanya!
Ustadz Dr musaffa ad dariny lc Ma
Jangan salah sangka!
Jangan salah sangka!
=====
Banyak orang menyangka: Sedekah mengurangi harta .. memaafkan kezaliman orang, menjadikan orang terlihat lemah, karena tidak mampu membalas .. dan merendah, menjadikan orang hina.
Padahal semuanya telah dibantah oleh Nabi kita -shallallahu alaihi wasallam- dalam satu haditsnya:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
"Sedekah tidak akan mengurangi harta sama sekali .. Tidaklah Allah menambah untuk seorang hamba dari sikap memaafkan, melainkan kekuatan .. Dan Tidaklah seseorang bersikap merendah (tawadhu'), melainkan Allah akan memuliakannya". [HR. Muslim: 69].
Sungguh ini menunjukkan ke-mahakuasa-an Allah .. Dia bisa menjadikan sesuatu yg terlihat bertentangan, menjadi sesuatu yg memiliki hubungan sebab akibat.
- Sedekah, Allah jadikan penyebab bertambahnya harta .. padahal harusnya harta menjadi berkurang karenanya.
- Memaafkan, Allah jadikan penyebab kekuatan .. padahal harusnya menjadikan seseorang tampak lemah.
- Merendah, Allah jadikan penyebab kemuliaan .. padahal harusnya menjadikan dirinya rendah.
Dan masih banyak contoh² yg lainnya, misalnya:
- Api mendatangkan dingin untuk Nabi Ibrahim. [Al-Anbiya': 69].
- Air mendatangkan api [At-Takwir: 6].
- Menjadikan api dari pohon yg hijau [Yasin: 80].
- Mendatangkan kehidupan dari kematian. [Alu Imron: 27]
- Mendatangkan kematian dari kehidupan. [Al-An'am: 95] .. dst.
Oleh karenanya, jangan dahulukan akal, ketika syariat mengatakan lain .. karena "Allah-lah yg tahu, sedangkan kalian tidak tahu" [Al-Baqarah: 216].
Silahkan dishare .. Semoga bermanfaat dan Allah berkahi.
Ustadz Dr musaffa ad dariny lc Ma
Apakah Ada Tidur Di Alam Kubur?
Apakah Ada Tidur Di Alam Kubur?
=====
Pertanyaan ini datang, karena ada yang mengatakan bahwa di alam kubur tidak ada tidur.
Alasannya: karena yang ada di alam kubur hanya nikmat atau adzab .. dan karena nama alam itu adalah "hayah barzakhiyyah" (kehidupan barzakh) .. sehingga tidak ada tidur di alam itu.
Jawaban:
Ada beberapa jawaban untuk masalah ini:
1. Bila kita melihat dalil-dalil yg shahih, maka ada beberapa dalil yg menunjukkan bahwa di alam kubur itu ada tidur. Diantaranya:
A. Firman Allah ta'ala tentang orang yg mendustakan hari akhir:
يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا
"Celakalah kami, siapakah yg membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?!". [Yasin: 52]
Imam Thabari -rahimahullah- ketika menafsiri ayat ini mengatakan:
قال هؤلاء المشركون لما نفخ في الصور نفخة البعث لموقف القيامة فردت أرواحهم إلى أجسامهم، وذلك بعد نومة ناموها
"Kata² itu dikatakan oleh kaum musyrikin ketika sangkakala ditiup untuk kebangkitan makhluk menuju padang mahsyar, maka ruh² mereka dikembalikan ke jasad² mereka, dan itu terjadi setelah tidur yg mereka lakukan" [Tafsir Thabari 20/531].
Syeikh Assi'di -rahimahullah- juga menyampaikan hal yg senada dengan ini:
أي: من رقدتنا في القبور، لأنه ورد في بعض الأحاديث، أن لأهل القبور رقدة قبيل النفخ في الصور
"Maksudnya: (siapa yg membangkitkan kami) dari tidur kami di alam kubur?!, karena telah datang dalam sebagian hadits, bahwa para ahli kubur itu memiliki masa tidur sebelum sangkakala ditiup" [Tafsir Assi'di 697].
B. Sabda Nabi -shallallahu alaihi wasallam- tentang perkataan malaikat Munkar dan Nakir kepada ruh seorang mukmin setelah selesai menjalani fitnah kubur dengan baik:
نم كنومة العروس الذي لا يوقظه إلا أحب أهله إليه، حتى يبعثه الله من مضجعه ذلك
"Tidurlah seperti tidurnya pengantin baru, yg tidak ada yg berani membangunkannya kecuali keluarga yg paling dia cintai, sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya itu". [HR. Attirmidzi: 1071, Hasan].
C. Perkataan sahabat Abu Hurairah tentang ruh orang mukmin di alam kubur:
فيقال: انظر إلى مقعدك، ثم يتبعه نوم كأنما كانت رقدة
"Lalu dikatakan kepadanya: 'lihatlah kepada tempatmu (di surga) itu'. Kemudian ia tertidur, dan seakan-akan ia hanya tidur sejenak".
Sedangkan tentang ruh musuh Allah, sahabat Abu Hurairah mengatakan:
ثم يقال له : نم كما ينام المنهوش .. الذي تنهشه الدواب والحيات
"Kemudian dikatakan kepadanya: 'tidurlah seperti tidurnya orang yg manhusy' .. yakni tidurnya orang yg digigiti banyak hewan dan ular".
[HR. Albazzar dalam Musnadnya 9760, dan Abdullah bin Ahmad dalam Assunnah 1446, dengan sanad yg Hasan].
2. Adapun perkataan bahwa di alam kubur itu yang ada hanya nikmat atau azab saja, maka ini tidak menafikan adanya masa tidur untuk ahli kubur .. karena seseorang tetap bisa merasakan nikmat atau azab, meski dia dalam tidurnya.
3. Adapun alam kubur disebut "kehidupan barzakh", maka ini juga tidak menafikan adanya masa tidur untuk ahli kubur .. hal ini sebagaimana "kehidupan dunia", tetap ada masa tidur meski namanya "kehidupan dunia".
Demikian, wallahu ta'ala a'lam.
Silahkan dishare, semoga bermanfaat dan Allah berkahi, amin.
Ustadz Dr musaffa ad dariny lc Ma
Masa', wisata ke candi tidak boleh?!
Masa', wisata ke candi tidak boleh?!
=====
Jauhnya seseorang dari Islam menjadikan dia mudah heran dengan hukum² Islam .. Alat musik haram, heran. Riba haram, heran. Berjabat tangan dg selain mahram haram, heran. Dst.
Begitu pula dengan masalah berwisata ke candi (yg menjadi tempat ibadah agama lain), banyak yg heran ketika tahu itu diharamkan. Padahal dalil-dalil yg menerangkan masalah ini sudah sangat jelas.
Silahkan direnungkan beberapa dalil berikut ini:
1. Allah ta'ala berfirman:
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ
"Dan orang-orang yg tidak menyaksikan (menghadiri) Az-Zur". [Al-Furqan: 72].
Imam Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya:
وَهَذِهِ أَيْضًا مِنْ صِفَاتِ عِبَادِ الرَّحْمَنِ، أَنَّهُمْ: {لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ} قِيلَ: هُوَ الشِّرْكُ وَعِبَادَةُ الْأَصْنَامِ
Ini juga termasuk kriteria dari hamba Allah yang Maha Penyayang, bahwa mereka tidak menyaksikan (menghadiri) 'Az-Zur'. Ada yg mengatakan: Az-Zur adalah kesyirikan dan peribadatan kepada berhala. [Tafsir Ibnu Katsir 6/130].
Ini menunjukkan bahwa mengunjungi tempat² kesyirikan bukan termasuk sifat seorang hamba yg Allah cintai, dan yg demikian itu berarti diharamkan.
2. Ada banyak patung yg dijadikan sesembahan di tempat itu .. Dengan mengunjunginnya, kita berarti menyerupai mereka yg melakukan kesyirikan dengannya, padahal Nabi kita shallallahu alaihi wasallam telah bersabda:
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongan mereka". [HR. Abu Dawud 4031, hasan shahih].
3. Sahabat Umar bin Khattab -radhiallahu anhu- pernah mengatakan:
اجْتَنِبُوا أَعْدَاءَ اللهِ ـ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى ـ فِي عِيدِهِمْ يَوْمَ جَمْعِهِمْ؛ فَإِنَّ السَّخَطَ يَنْزِلُ عَلَيْهِمْ فَأَخْشَى أَنْ يُصِيبَكُمْ
"Jauhilah musuh² Allah -Yahudi dan Nashara- di hari raya mereka, hari berkumpulnya mereka, karena saat itu kemurkaan (Allah) turun kepada mereka, dan aku khawatir kemurkaan itu juga mengenai kalian". [HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubro 8940].
Iya, bisa jadi Allah menenggelamkan orang yg berwisata di tempat tersebut bersama mereka yg menyekutukan Allah .. sebagaimana Allah telah menenggelamkan sebagian candi² itu di masa lalu, sebelum akhirnya ditemukan lagi.
4. Itu adalah tempat kesyirikan dan Allah paling murka kepada kesyirikan, dosa besar yg paling besar. Dan tentunya sangat tidak pantas bagi seorang muslim -yg mentauhidkan Allah- berwisata untuk menghibur diri di tempat kesyirikan.
Bila ada tempat yang biasa digunakan untuk berzina tanpa busana, pantaskah kita sebagai seorang muslim berwisata menghibur diri di tempat seperti itu?
Lalu bagaimana bila tempat itu adalah tempat yang biasa digunakan untuk melakukan dosa yg lebih buruk daripada perzinaan?
5. Di tempat itu ada sesembahan² selain Allah yg diagungkan, dengan mengunjunginya, berarti secara tidak langsung kita melestarikannya dan mendukungnya. Tentunya yg seperti ini diharamkan.
Demikian, wallahu a'lam. Semoga bisa dipahami dengan baik dan dengan hati yg lapang. Amin. Barokallahu fiikum.
Ustadz Dr musaffa ad dariny lc Ma
https://www.facebook.com/100003147806078/posts/4331710120277205/
Belum lama ini, kami meruqyah pasang suami istri, yg mencintai manhaj salaf.
Belum lama ini, kami meruqyah pasang suami istri, yg mencintai manhaj salaf.
Sebetulnya mereka merupakan "pasien" lama, terakhir kami ruqyah sekitar tahun 2018 atau 2019 di kotanya. Kemudian kami sampaikan metode ruqyah mandiri, Alhamdulillah mereka bertahan dgn ruqyah mandiri hingga 2021.
***
Sampai tiba masa beberapa waktu yg lalu, sang suami mengalami gangguan jin lagi dgn dampak yg cukup parah, membuat sang suami tak mau sholat sudah hampir 1 bulan, bahkan "menyentuh" sang istri pun tak mau, menjadi malas gerak (mager) untuk kerja, walhasil bisnisnya berantakan.
***
Perkara jin ini merupakan perkara ghaib, sehingga kita hanya mampu mendiagnosa sebatas indikator yg tampak saja, dan hasil diagnosis kami menunjukkan bahwa mereka (kembali) terkena gangguan jin dari penyihir, satu diantaranya sihir tafriq, sihir untuk perceraian. Mari doakan mereka agar diberikan Taufiq & kesembuhan menyeluruh dari gangguan jin.
***
Setiap setelah meruqyah mereka, selalu berdampak kepada kami, berupa gangguan jin, dari kaki yg mendadak sakit luar biasa, seperti ada ikatan kuat di otot betis, atau pernah juga telinga ditusuk², dan gangguan lainnya yg umum didapati para peruqyah, namun setelah diruqyah, langsung kembali normal.
***
Dan bagi rekan² di Surabaya yg mengalami gangguan jin dgn dampak sampai merusak agamanya atau mengancam hidupnya, silahkan hubungi WA kami, insya Allah kami akan bantu, krn termasuk kategori darurat utk ditolong, tidak dipungut biaya sama sekali & kami tidak berkenan diberi upah atau semisalnya.
WA kami, 085263992775
TTD
al-Faqiir Abu Musa al-Fadaniy
Baarakallahu Fiikum
------------------
Nb : harap memperhatikan adab Islam ketika menghubungi orang lain.
Kisah Syaikh Al Albani dan Penjual Semangka
Kisah Syaikh Al Albani dan Penjual Semangka
Suatu ketika dalam sebuah perjalanan haji, Syaikh Al Albani dan istri beliau (Ummul Fadhl) naik mobil dan mampir ke penjual semangka.
Ummul Fadhl keluar mobil untuk membeli -karena beliau lebih pintar memilih buah-, maka penjual yang asli Mesir ini bertanya: "Bu Hajah, apa Anda tahu dimana rumahnya Syaikh Al Albani?"
"Anda mau bertemu dengannya? Ini beliau ada di mobil", kata Ummul Fadhl.
Maka dia pun memotong semangka dan buru-buru ke mobil menyodorkannya ke Syaikh, dan mengatakan: "Wahai Syaikh, saya sudah lama ingin bertemu denganmu. Bolehkah saya diberi satu hadiah untuk kenang-kenangan?"
Kata Syaikh: "Untuk saat ini aku belum punya apa-apa untuk diberi."
Namun pada akhirnya, penjual tersebut mengambil peci Syaikh Al Albani sehingga beliau pulang tanpa peci.
Sumber:
https://www.alalbani.info/alalbany_misc_0034.php
Ustadz ristiyan ragil putradianto
https://www.facebook.com/670058189/posts/10159153268628190/
Senin, 20 September 2021
Siapa yang telah tumbuh rambut ubannya, maka ia seperti orang hamil yang telah sempurna bulan-bulan kehamilannya. Ia tidaklah menunggu kecuali waktu bersalinnya. Demikian juga orang yg telah beruban, ia tidaklah menunggu kecuali kematian. Maka sangat buruk sekali jika ia masih terus menerus bermaksiyat."
Pak Tua.. semoga memutihnya rambutmu karena usia.. dapat memutihkan pula lembaran-lembaran hitammu di masa muda dengan banyak bertobat dan beribadah kepada Allah.
"Siapa yang telah tumbuh rambut ubannya, maka ia seperti orang hamil yang telah sempurna bulan-bulan kehamilannya. Ia tidaklah menunggu kecuali waktu bersalinnya. Demikian juga orang yg telah beruban, ia tidaklah menunggu kecuali kematian. Maka sangat buruk sekali jika ia masih terus menerus bermaksiyat."
(Imam Ibnu Rajab rahimahullah, Lathaa-iful Ma'aarif 577)
syeikh Al-Allamah Abdul Muhsin Al-Abbad :
syeikh Al-Allamah Abdul Muhsin Al-Abbad :
Pertanyaan :
"Dikarenakan hari Jumat adalah termasuk dari hari raya ( Ummat Islam ), maka apakah boleh mengucapkan selamat pada nya seperti mengatakan : jum'ah mubarok atau jumat yang semoga di terima (amal nya) ".
Jawaban :
"Sungguh demi Allah kami tidak mengetahui sesuatu yang menunjukkan atas adanya keharusan itu, adapun dengan hari raya ied Fithri, dan ied adha telah datang astar dari sahabat yaitu di mana mereka jika saling bertemu di antara mereka maka mereka akan mengatakan "taqobballalloh minna wamingkum ". ( Semoga alloh menerima amalan kami juga kalian ). Atau " taqobballoh thoatak " ( semoga Allah menerima ketaatan kita ).
[ Syark sunan Ibnu majah syarith : 48 ]
https://www.facebook.com/100003516452286/posts/4108397772620731/
al-Auza’i rahimahullah mengatakan: "Waktu demi waktu di dunia akan diperlihatkan kepada hamba pada hari kiamat; hari demi hari, saat demi saat. Waktu sesaat yang dilaluinya tanpa zikir kepada Allah pasti akan menyebabkan jiwanya hancur penuh penyesalan. Lantas, bagaimana bila yang dilalui -tanpa zikir- itu saat demi saat dan hari demi hari?"
🕰️ WAKTU
al-Auza’i rahimahullah mengatakan: "Waktu demi waktu di dunia akan diperlihatkan kepada hamba pada hari kiamat; hari demi hari, saat demi saat. Waktu sesaat yang dilaluinya tanpa zikir kepada Allah pasti akan menyebabkan jiwanya hancur penuh penyesalan. Lantas, bagaimana bila yang dilalui -tanpa zikir- itu saat demi saat dan hari demi hari?"
| Hayatus Salaf, Ahmad at-Thayyar, hal. 883
Apa udzurmu di sisi Allah kelak???Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Si’di rahimahullah;
Apa udzurmu di sisi Allah kelak???
Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Si’di rahimahullah;
Wahai orang yang berpaling dari ilmu!
Apa udzurmu kelak di sisi Allah,
padahal kamu sedang dalam kondisi sehat wal afiyat!?
Apa yang menghalangimu dari menuntut ilmu,
padahal rizki- rizki Allah sedang kamu nikmati!?
Apa kau ridha menjadi seperti binatang yang digembalakan!?
Apa kau lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsu daripada mengikuti petunjuk dan hatimu lalai tanpa tujuan!?
Apakah kau tempuh jalan kebodohan, padahal itu adalah jalan kehinaan,
dan kau tinggalkan jalan-jalan petunjuk, padahal jalan-jalan petunjuk adalah demikian terang dan penuh kebaikan!?
Apakah kamu ridha, bila kelak ditanyakan kepadamu, siapakah Rabb-mu, apa Agama-mu, siapakah Nabi-mu dan kau tak tahu jawabnya?
Bila dikatakan kepadamu: bagaimana kamu shalat, beribadah, kau pun tak bisa menjawab dengan benar!?
Bagaimana kau berjual beli, bermuamalah, padahal kau tak tahu mana yang halal, dan mana yang haram!?
Demi Allah, ini adalah kondisi yang tidak diridhai kecuali oleh yang menyerupai binatang.
Belajarlah -semoga Allah merahmatimu-, hadirilah majelis-majelis ilmu, dengarkan dan ambil faidahnya!. Bertanyalah kepada ahli ilmu,
mintalah bimbingan dan wejangan!
Bila kau tak kerjakan hal itu, dan kau pun berpaling dari ilmu secara total maka kau telah binasa dan kau termasuk orang-orang yang merugi.
Tidakkah kamu tahu bahwa menyibukkan diri dengan ilmu adalah termasuk amal ibadah yang paling mulia, seutama-utamanya ketaatan dan taqarrub kepada Allah. Dan akan mendatangkan keridhaan Allah, Rabbus samaawaat wal ardh!?
Majelis ilmu yang kamu duduk di dalamnya adalah lebih baik dari dunia dan seisinya. Dan faidah yang kau dapatkan dan ambil manfaatnya itu tidaklah ada sesuatu yang menyamai dan menandinginya.
Bertakwalah kepada Allah, wahai hamba Allah, sibukkanlah diri dengan maksud, tujuan diciptakannya kalian, dari mengenal Allah dan beribadah hanya kepada-Nya.
Mintalah kepada Allah taufik, kelembutan, dan inayah-Nya!
Allah Ta’ala berfirman:
أَمَّنْ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ ٱلْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb-nya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
[Al-Fawakih asy-Syahiyah fil Khuthab al-Miimbariyyah no. 66]
Apa udzurmu di sisi Allah kelak???Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Si’di rahimahullah;
Apa udzurmu di sisi Allah kelak???
Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Si’di rahimahullah;
Wahai orang yang berpaling dari ilmu!
Apa udzurmu kelak di sisi Allah,
padahal kamu sedang dalam kondisi sehat wal afiyat!?
Apa yang menghalangimu dari menuntut ilmu,
padahal rizki- rizki Allah sedang kamu nikmati!?
Apa kau ridha menjadi seperti binatang yang digembalakan!?
Apa kau lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsu daripada mengikuti petunjuk dan hatimu lalai tanpa tujuan!?
Apakah kau tempuh jalan kebodohan, padahal itu adalah jalan kehinaan,
dan kau tinggalkan jalan-jalan petunjuk, padahal jalan-jalan petunjuk adalah demikian terang dan penuh kebaikan!?
Apakah kamu ridha, bila kelak ditanyakan kepadamu, siapakah Rabb-mu, apa Agama-mu, siapakah Nabi-mu dan kau tak tahu jawabnya?
Bila dikatakan kepadamu: bagaimana kamu shalat, beribadah, kau pun tak bisa menjawab dengan benar!?
Bagaimana kau berjual beli, bermuamalah, padahal kau tak tahu mana yang halal, dan mana yang haram!?
Demi Allah, ini adalah kondisi yang tidak diridhai kecuali oleh yang menyerupai binatang.
Belajarlah -semoga Allah merahmatimu-, hadirilah majelis-majelis ilmu, dengarkan dan ambil faidahnya!. Bertanyalah kepada ahli ilmu,
mintalah bimbingan dan wejangan!
Bila kau tak kerjakan hal itu, dan kau pun berpaling dari ilmu secara total maka kau telah binasa dan kau termasuk orang-orang yang merugi.
Tidakkah kamu tahu bahwa menyibukkan diri dengan ilmu adalah termasuk amal ibadah yang paling mulia, seutama-utamanya ketaatan dan taqarrub kepada Allah. Dan akan mendatangkan keridhaan Allah, Rabbus samaawaat wal ardh!?
Majelis ilmu yang kamu duduk di dalamnya adalah lebih baik dari dunia dan seisinya. Dan faidah yang kau dapatkan dan ambil manfaatnya itu tidaklah ada sesuatu yang menyamai dan menandinginya.
Bertakwalah kepada Allah, wahai hamba Allah, sibukkanlah diri dengan maksud, tujuan diciptakannya kalian, dari mengenal Allah dan beribadah hanya kepada-Nya.
Mintalah kepada Allah taufik, kelembutan, dan inayah-Nya!
Allah Ta’ala berfirman:
أَمَّنْ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ ٱلْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb-nya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
[Al-Fawakih asy-Syahiyah fil Khuthab al-Miimbariyyah no. 66]
Kitab2 yang menjelaskan Aqidah salaf. Karangan imam Abu ja'far attobari رحمه الله تعالى.
Kitab2 yang menjelaskan Aqidah salaf. Karangan imam Abu ja'far attobari رحمه الله تعالى.
Jadi kalau ada orang yang bilang :"Aqidah salafi itu karangan syaikh islam ibnu taimiyyah رحمه الله atau syaikh islam Muhammad bn abdul Wahhab رحمه الله. " kita senyumin aja ya.
Ustadz Atori husen
Minggu, 19 September 2021
5 Ciri generasi salaf
5 Ciri generasi salaf : Berjamaah, mengikuti sunnah, memakmurkan masjid, tilawah Al-Quran & Jihad Fi Sabilillah
[ Imam Al-Auza‘i ]
قال الإمام الأوزاعي -رحمه الله- :
خمس كان عليها أصحاب محمد ﷺ والتابعون بإحسان :
لزوم الجماعة، واتباع السنة، وعمارة المسجد، وتلاوة القرآن، والجهاد في سبيل الله
[ حلية الأولياء وطبقات الأصفياء ]
Ustadz bagus ferry
Tiga perkara yang termasuk sifat wali Allah :(1) Percaya penuh kepada Allah dalam setiap perkara,(2) Merasa cukup dengan-Nya dari segala sesuatu,(3) Kembali kepada-Nya dalam segala hal."
Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata :
"Orang yang bertakwa bukanlah orang yang tidak pernah bermaksiyat selamanya. Akan tetapi orang yg apabila bermaksiat ia segera kembali kepada Rabbnya dan berserah diri.
(إِنَّ ٱلَّذِینَ ٱتَّقَوۡا۟ إِذَا مَسَّهُمۡ طَـٰۤائف مِّنَ ٱلشَّیۡطَـٰنِ تَذَكَّرُوا۟ فَإِذَا هُم مُّبۡصِرُونَ)
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya)". (QS. Al-A'raf : 201)
Yahya Bin Mu'dz rahimahullah berkata :
"Tiga perkara yang termasuk sifat wali Allah :
(1) Percaya penuh kepada Allah dalam setiap perkara,
(2) Merasa cukup dengan-Nya dari segala sesuatu,
(3) Kembali kepada-Nya dalam segala hal."
(Uddatush Shabiri)
Ustadz ridwan abu raihana
Langganan:
Postingan (Atom)