Jumat, 30 April 2021

Jika seorang wanita memiliki agama maka berikan angka satu..agama =1

Jika seorang wanita memiliki agama maka berikan angka satu..
agama =1
Kemudian jika ia memiliki kecantikan maka tambahkan satu nol di belakang..
agama +cantik = 10
Lalu jika ia memiliki harta maka tambahkan lagi satu nol di belakang...
Agama +cantik+harta =100
Terus jika ia ternyata juga dari keturunan terhormat maka tambahkan satu nol lagi di belakang...
Agama+cantik+harta+keturunan=1000
Namun saat wanita kehilangan agamanya maka yang tersisa hanyalah deretan angka nol tanpa arti..0000
Berhiaslah dengan agama dan akhlak karna selain keduanya tidak ada yang bertahan.
Al akh Adieb 

10 INDIKATOR AKHLAK MULIA🍃*▬▬▬▬▬▬ •◇✿◇• ▬▬▬▬▬

▬▬▬▬▬▬  •◇✿◇•  ▬▬▬▬▬▬
*🍃10 INDIKATOR AKHLAK MULIA🍃*
▬▬▬▬▬▬  •◇✿◇•  ▬▬▬▬▬▬

يوسف بن أسباط: علامة حسن الخلق عشرة أشياء، ‌قلة ‌الخلاف، وحسن الإنصاف وترك تطلب العثرات وتحسين ما يبدو من السيئات والتماس المعذرة واحتمال الأذى والرجوع بالملامة على نفسه والتفرد بمعرفة عيوب نفسه دون عيوب غيره وطلاقة الوجه ولين الكلام.

*Yūsuf bin al-Asbāṭ* mengatakan, “Indikator akhlak mulia itu ada sepuluh hal. 1) Jarang membuat keributan dan kegaduhah 2) Objektif dalam penilaian 3) Tidak mencari dan mengorek-ngorek kesalahan dan kekurangan orang lain 4) Memandang sisi positif dari tindakan dan perbuatan orang lain yang nampak buruk 5) Berusaha semaksimal mungkin memaklumi kesalahan orang lain 6) Bersabar menghadapi gangguan 7) Cenderung menyalahkan diri sendiri 😎 Fokus kepada kekurangan diri sendiri, bukan kekurangan orang lain. 9) Berwajah ceria dan 10) Bertutur kata yang lembut”. 

📚 At-Tanwīr Syarh al-Jāmi’ as-Sagīr karya as-San’āni 5/535.

Siapa saja yang memenuhi sepuluh kriteria berikut ini bisa dipastikan sebagai pemilik akhlak mulia.

1) Jarang membuat keributan dan kegaduhah.
 ```Seorang yang berakhlak mulia itu menghindari segala sikap, tindakan dan tutur kata yang bisa menyebabkan keributan dan kegaduhan dengan suami, isteri, anak, kerabat, tetangga, teman baik teman dunia nyata ataupun teman dunia maya, teman kerja, teman satu masjid, teman satu pengajian dan lain-lain.```

Oleh karena itu pemilik akhlak mulia itu:
▪️Lebih cenderung mengalah untuk hal-hal yang tidak berdampak dosa atau membahayakan. 
▪️Menyukai diskusi namun menghindari debat kusir. 
▪️Memilih merespon ejekan dan cemooh orang dengan diam dan senyum manis.
▪️Tidak akan membuat status di medsos yang bisa memancing perdebatan dan kegaduhan.
▪️Tidak akan membuat pertanyaan dan pernyataan yang mengadu dan membenturkan antar satu orang dengan yang lain.

2) Objektif dalam penilaian.
 _Oleh karena itu kesalahan itu dinilai sebagai kesalahan meski yang melakukannya adalah kerabat, teman, guru ngaji, teman satu komunitas pengajian bahkan meski diri sendiri. Demikian pula kebaikan itu diakui sebagai sebuah kebaikan meski yang melakukan adalah orang yang beda komunitas pengajian, beda guru ngaji yang dikagumi bahkan sekalipun orang yang memusuhi dirinya._

3) Tidak mencari dan mengorek-ngorek kesalahan dan kekurangan orang lain.

Seorang yang berakhlak mulia: 
▪️bergembira dengan kegembiraan orang lain dan 
▪️bersedih dengan kesedihan orang lain. 
▪️Jika secara tidak sengaja dia mengetahui kejelekan orang lain, orang yang berakhak mulia tidak akan gembira karenanya bahkan bersedih, memberi nasihat dan berdoa agar Allah memperbaiki keadaan orang tersebut.
▪️Tidak stalking medsos orang lain untuk mencari kesalahan dan keburukannya.

4)  Memandang sisi positif dari tindakan dan perbuatan orang lain yang nampak buruk. 
_Orang yang berakhlak mulia itu hatinya penuh baik sangka dengan sesama muslim. Oleh karena itu hal-hal yang nampak sebagai hal yang kurang pantas atau keburukan semaksimal mungkin dinilai sebagai hal yang positif dengan berupaya menggunakan sudut pandang pelaku._

5)  Berusaha semaksimal mungkin memaklumi kesalahan orang lain. 
```Ketika ada sikap teman, tetangga atau saudara yang bisa dimaknai dengan makna positif namun juga bisa dimaknai negatif, seorang yang berakhlak mulia akan memilih untuk memaknainya dengan makna positif. Bahkan sederet kemungkinan sudah disiapkan agar sikap, tindakan dan perkataan orang lain bisa dimaknai dengan makna positif.```

6) Bersabar menghadapi gangguan. 
_Berinteraksi dengan manusia itu harus siap kecewa jangan hanya siap bahagia. Sebaik apapun orang yang berinteraksi dengan kita pasti pernah mengecewakan. Siapa saja yang menginginkan memiliki teman yang tidak pernah bikin jengkel, sebel, sakit hati dan kecewa dijamin tidak akan memiliki teman selamanya. Siapa yang mengharapkan memiliki tetangga yang hanya selalu sesuai dengan harapan kita bisa dipastikan tidak akan pernah memiliki tetangga. Jika kita mengharapkan pasangan hidup (isteri atau suami) yang selalu care/peduli, selalu perhatian tanpa pernah lupa dengan janjinya tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan hidup berumah tangga._
Kiat penting agar bisa bersabar dengan berbagai ketidaknyamanan yang didapatkan dari orang sekitar kita adalah sadar bahwa ketidaknyamanan tersebut adalah imbas dari dosa kita kepada Allah.

7) Cenderung menyalahkan diri sendiri. 
```Orang yang berakhlak mulia itu cenderung longgar dan mudah memaklumi orang lain namun ketat dan idealis terhadap diri sendiri. Di samping itu pemilik akhlak mulia itu suka mengevaluasi diri sendiri. Oleh karena itu jika terjadi gesekan dengan orang lain, pemilik akhlak mulia cenderung menyalahkan diri sendiri. Sedangkan orang yang akhlaknya buruk cenderung dan suka menyalahkan orang lain atau menjadikan pihak ketiga sebagai kambing hitam.```

Fokus kepada kekurangan diri sendiri, bukan kekurangan orang lain. 
_Orang yang berakhlak mulia rajin mengevaluasi dirinya. Hasilnya, dia jumpai bahwa dirinya memiliki banyak kekurangan semisal ibadah yang tidak meningkat, hafalan al-Qur’an yang hanya jalan di tempat, rajin masbuk ketika shalat di masjid, akhlak yang belum baik dll. Setelah itu orang yang sayang dirinya akan lebih memilih sibuk memperbaiki diri. Tenaga, pikiran, waktu dan hati terkuras habis untuk terus memperbaiki diri sehingga tidak ada kesempatan untuk memikirkan, membicarakan dan membahas kekurangan orang lain._

9) Berwajah ceria. 
```Tidak ada akhlak mulia tanpa wajah ceria. Orang yang wajahnya berlipat, suka cemberut dan sulit tersenyum manis pasti gagal berakhlak mulia. Berbagai kebaikan semisal memberi pinjaman uang, bersedekah, menolong orang yang kesusahan dll jika tanpa wajah ceria penuh senyum manis itu tidak akan dianggap sebagai akhlak mulia oleh pihak yang ditolong.```

10) Bertutur kata yang lembut. 
_Lembut dalam hal ini mencakup lembut intonasi dan diksi (pilihan kata). Orang yang berakhlak mulia tidak mengeraskan suara tanpa ada kebutuhan mendesak karena sejelek-jelek suara adalah suara keledai yang suka bersuara keras meski tidak ada kebutuhan. Pemilik akhlak mulia juga memperhatikan pilihan kata yang dipergunakan, kata yang penuh kelembutan dan kasih sayang, kata yang menunjukkan penghormatan dan penghargaan kepada orang lain, jauh dari bahasa celaan, cacian dan kata yang menusuk hati._

🤲 Semoga Allah jadikan penulis dan semua pembaca tulisan ini orang yang memiliki akhlak mulia dan adab yang luhur dan mulia, aamiin.

*✍️ Dr. Aris Munandar, SS, MPI*
*🏘️ Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta*

*NB:*
📮 Mohon dishare sebanyak-banyaknya. Moga Allahﷻ catat sebagai amal jariyah. 
⛔ Dilarang mengubah teks tulisan dan yang berkaitan dengannya tanpa izin dari penulis.

*◉▪️◉ ═══ ༻❀○❁○❀༺ ═══ ◉▪️◉*

QANA'AH-LAH DAN JANGAN ROBEK TIRAINYA

QANA'AH-LAH DAN JANGAN ROBEK TIRAINYA

'Umar bin al-Khaththab radhiyallâhu 'anhu berkata,

بين العبد ورزقه حجاب إذا رضي وقنع؛ أتاه الرزق، وإن اقتحم وهتك الحجاب؛ لم يزد فوق رزقه

"Antara seorang hamba dan rizqinya ada hijab (tirai penghalang). Jika ia ridha dan qana'ah (merasa cukup), maka rizqi akan datang padanya. Namun jika ia memaksa menerobos dan merobek tirai tersebut, itu tak menambah di atas kadar rizqinya sedikitpun." [Hilyatul Awliyâ]

Qana'ahlah...
Jangan halalkan segala cara mencari rizqi, dan jangan habiskan hidup untuk sekedar mencari rizqi...

✍🏻 Abu Hâzim Mochamad Teguh Azhar

🌹 Ma'had Daar El 'Ilmi Beusi 🌹
Jl. Samiaji, RT.03 RW.02, Blok Jum'at, Desa Beusi, Kec. Ligung, Kab. Majalengka, Jawa Barat 45456

Kamis, 29 April 2021

RAMADHAN BULAN AL QURAN BUKAN BULAN MAIN HP

RAMADHAN BULAN AL QURAN 
BUKAN BULAN MAIN HP 

Banyak sekali dalam kitab2 dan kutaib2 karangan para ulama yg menyebutkan dan menyatakan "

رمضان شهر القرآن 
 RAMADHAN BULAN AL QUR'AN 

Dan mereka menyebutkan tentang keutamaan membaca, memahami, mentadaburi dan mengamalkan Al Qur'an . 

Bahkan mereka menyebutkan hadist dan atsar kebiasan salaf dibulan ramadhan ketika bermuamalah dgn Al Qur'an .. 

Seperti kebiasaan Rasulullah mengulang hafalan beliau dihadapan Malaikat Jibril ditiap malam dibulan ramadhan . 

Imam Malik  rahimahullah ketika bulan ramadhan beliau liburkan kajian2 hadist dan majlis ilmu agar bisa fokus bermuamah dgn Al Qur'an dan membaca mushaf. 

Imam Qatadah rahimahullah  menamatkan Alquran 7 hari sekali, ketika  Romadhon 3 hari sekali, dan di akhir Romadhon 1 kali sehari

 Imam Ibrahim An Nakha'i rohimahullah menamatkan Alquran di bulan Ramadan setiap 3 hari sekali dan di 10 akhir Ramadhan 2 hari sekali

 Al-Aswad rahimahullah menghatamkan Alquran 2 hari sekali pada semua bulan

 Imam Az-Zuhri  rahimahullah "berkata sesungguhnya Romadhon yang diperbanyak adalah membaca Alquran dan memberi makan" 

 itulah mereka"

Namun di akhir zaman ini Ramadhan telah bergeser bagi sebagain orang menjadi : 
رمضان شهر الجوال 
Ramadhan Bulan Lihatin HP ( Tablet )

Dahulu sebelum ada HP dan dunia maya  begitu mudah kita menghatamkan Alquran 2 sampai 3 kali minimal satu kali di bulan Romadhon namun kini Begitu sulitnya bagi kita untuk mengatakan Alquran krn sibuknya kita membaca HP dan mengikuti hirup pikuknya dunia maya . beda jauh kita dengan para ulama. 

 Salah seorang penyair berkata: 

لا تعرض بذكرنا مع ذكرهم ... 
ليس الصحيح اذا مشى كالمقعد 

 Janganlah Tuan bandingkan keadaan mereka dengan kami tidaklah sama orang yang sehat dengan yang sakit jika berlari 

Ahli  hikmah  berkata : 

 " Jika Tuan melihat ada orang yang menukar yang berharga dengan yang tidak berharga pastikan  ia itu dunggu " 
  
 " Alangkah butanya hati bagi orang yang tidak tahan bersabar sesaat dan ia lebih memilih merenguk  kehinaan Abadi" 

saudaraku...
 Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengadu kepada Allah dengan banyaknya orang yang berpaling dari Alquran yg Allah abadikan dalam Quran: 

وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَٰرَبِّ إِنَّ قَوْمِى ٱتَّخَذُوا۟ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ مَهْجُورًا

"Dan Rasulullah : berkata Wahai rabbku sesungguhnya kaumku menjadikan al-quran itu sesuatu yang telah ditinggalkan  ( Qs. Al Furqon : 30 ) 

Oleh karena itu marilah kita bersegera berbaris di shaffnya orang2 yg dicintai  oleh Rasulullah dan jangan sampai nama kita termasuk dalam daftar orang2 yang di keluhkan oleh Rasulullah krn melupakan Al Qur'an 

( Terinspirasi dr kutaib : Bersemilah Ramadhan Karya : Ust. Armen Halim Naro Allahu yarham )
Ust Sulaiman abu syaikha

Hukum menTALQIN mayit setelah dikuburkan ! Syaikh Dr. Labib Najib hafidzahullahuta'ala (Pakar Fiqih Madzhab Syafi'i)Ibnu taymiyah menyebutkan ada 3 pendapat dalam masalah ini.

Hukum menTALQIN mayit setelah dikuburkan ! Syaikh Dr. Labib Najib hafidzahullahuta'ala (Pakar Fiqih Madzhab Syafi'i)
Ibnu taymiyah menyebutkan ada 3 pendapat dalam masalah ini.
1. Mustahab / Sunnah / dianjurkan dan ini adalah pendapat imam Ahmad
2. Makruh
3. Ibahah / boleh2 saja
Tidak layak dan tidak boleh bagi seseorang untuk mencela dan menyalahkan orang yg mengikuti salah satu dr 3 pendapat diatas.!

terjemah oleh syaikh Shareef Omar Jawas

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3589792344445785&id=100002451650189

Tanggapan ust Muhammad Elvi Syam 
قال ابن باز: فالتلقين للميت بعد الدفن لم يثبت عن النبي ﷺ، ولا عن أصحابه ، وإنما ورد في حديثٍ موضوع، رواه الطبراني من حديث أبي أمامة الباهلي، وهو ليس بثابت، وليس بصحيح، بل هو موضوع، ويروى عن جماعة من أهل الشام فعل ذلك، والصواب أنه بدعة، لا يشرع، والميت على ما مات عليه، وإنما التلقين قبل خروج الروح، يقول النبي ﷺ: لقنوا موتاكم: لا إله إلا الله، يعني: المحتضرين، يلقن قبل أن يموت هذه الكلمة العظيمة، وهي: (لا إله إلا الله)؛ لأنه ﷺ قال: من كان آخر كلامه:لا إله إلا الله، دخل الجنة فإذا قالها عن صدق، وعن إخلاص، وإيمان بما دلت عليه من توحيد الله والإخلاص له، والبراءة من الشرك وأهله، فإن الله جل وعلا يجعل ذلك من أسباب نجاته وسعادته، إذا لم يكن مصرًا على شيء من الكبائر، وإلا فهو تحت مشيئة الله، من مات على المعاصي فهو تحت مشيئة الله، إن شاء غفر له، وإن شاء عذبه على قدر المعاصي التي مات عليها.

Peristiwa perang badar al kubro terjadi tanggal 17 romadhon

Peristiwa perang badar al kubro terjadi tanggal 17 romadhon ,ini adalah peta peperangan itu👇
- موقع المعركة = lokasi perang
-جيش المسلمين = pasukan muslimin
- كفار قريش = kafir quresy
-جبل الملائكة = gunung malaikat
ustadz abu sa'dy

Menurut An-Nawawiy, orang yg tak shalat terus²an krn malas TIDAK boleh menerima zakat. Sebab ia dihukumi sama dengan orang bodoh (dungu).

Menurut An-Nawawiy, orang yg tak shalat terus²an krn malas TIDAK boleh menerima zakat. Sebab ia dihukumi sama dengan orang bodoh (dungu).
Ust Muhammad teguh Azhar 
Tambahan : 
Tak boleh kita berzakat padanya. Tapi kalau ke walinya boleh. Nanti walinya yang memberinya.

Perhatikan bagaimana terhinanya orang yang meninggalkan shalat.

Masih mending tidak sampai dikafirkan oleh An-Nawawiy...

Diantara karakter utama orang dungu ada pada lisan hati nya ada di ujung lidah maksudnya apapun yg terbersit dalam hatinya langsung diungkapkan lisannya

Diantara karakter utama orang dungu ada pada lisan hati nya ada di ujung lidah maksudnya apapun yg terbersit dalam hatinya langsung diungkapkan lisannya 
Raudhatul uqola Ibnu hibban 

Jika kau mampu membuat penghalang antara Dunia dan dirimu lakukanlah, waspadalah terhadap setiap teman yg kau tidak bisa mengambil kebaikan Darinya. Jangan berteman dengannya baik dia dekat maupun jauh darimu

Imam Ahmad bin Hambal mengabarkan dari Malik bin dinar menuturkan : 
Jika kau mampu membuat penghalang antara Dunia dan dirimu lakukanlah, waspadalah terhadap setiap teman yg kau tidak bisa mengambil kebaikan Darinya. Jangan berteman dengannya baik dia dekat maupun jauh darimu 
Raudhatul uqola Ibnu hibban 

diantara orang pintar

Abu Hatim rahimahullah berkata : diantara orang pintar yaitu baik hati tidak banyak omong berwibawa tenang memenuhi janji suka memberi bijaksana berilmu wara adil kuat teguh hati cerdas pintar loyal tawadhu pemaaf menahan pandangan menjauhi larangan dan berbuat baik ketika seseorang di beri karunia untuk berteman dengan orang pintar jagalah persahabatan itu dengan baik dan jangan menjauh darinya 
Orang pintar wajib tidak berteman dengan orang yg bisa menerima Kabaikan darinya 
Raudhatul uqola Ibnu hibban 

Sangat sulit memahamkan orang bodoh ketika dia menganggap dirinya lebih tahu darimu

Muhammad bin Abdillah membacakan syair kepadaku : 
Sangat sulit memahamkan orang bodoh ketika dia menganggap dirinya lebih tahu darimu 
Raudhatul uqola Ibnu hibban 

TINGKATAN ORANG YANG BERPUASA*

*TINGKATAN ORANG YANG BERPUASA*


🎙 Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata : 

‎"فأما صوم العموم فهو كف البطن والفرج عن قضاء الشهوة وأما صوم الخصوص فهو كف النظر ، واللسان، واليد، والرجل ، والسمع ، والبصر، وسائر الجوارح عن الآثام . وأما صوم خصوص الخصوص فهو صوم القلب عن الهمم الدنيئة، والأفكار المبعدة عن الله تعالى، وكفه عما سوى الله تعالى بالكلية

✍🏻 
1. Puasa orang awam yaitu sebatas menahan perut dan kemaluan dari keinginan syahwatnya.

2. Puasa orang khusus menahan pandangan, lisan, tangan, kaki, pendengaran, penglihatan dan seluruh anggota badan dari segala perbuatan dosa.

3. Puasa orang yang lebih khusus yaitu puasanya hati dari keinginan-keinginan yang hina, serta pikiran-pikiran yang dapat menjauhkan dirinya dari Allah serta menahannya secara total dari segala sesuatu selain Allah Ta’ala.

📓 Mukhtasar Minhajul Qashidin cet. Dar Alamiyyah hal. 37

Dibagikan oleh Team Rumah Ilmu Dar Alamiyyah dan Kampus Dakwah Utsman dibawah bimbingan Ustadz Anton Abdillah Lc

Boleh disebarluaskan tanpa mengurangi isi tulisan.
Barakallahu fiikum.

BAHAYA ULAMA YANG FAJIR & AHLI IBADAH YANG JAHIL

⚠️BAHAYA ULAMA YANG FAJIR & AHLI IBADAH YANG JAHIL

 ✍🏻Sufyan ats-Tsauri rahimahullah menyatakan,

‎'تعوذوا بالله من فتنةِ العابد الجاهل ، وفتنة العالم الفاجر ، فإنَّ فتنتهما فتنةٌ لكلِّ مفتون'

‎"فإنَّ الناس إنَّما يقتدون بعلمائهم وعُبَّادهم؛ فإذا كان العلماءُ فجرةً والعبَّادُ جهلةً عمَّت المصيبةُ بهما وعظمت الفتنةُ."

'Berlindunglah kalian kepada Allah dari fitnahnya ahli ibadah yang jahil (bodoh) dan dari fitnahnya seorang alim yang  jahat. Karena fitnah keduanya adalah fitnah bagi setiap orang yang terfitnah.'

🖊Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, 

"Sesungguhnya manusia itu hanyalah akan meneladani para ulama dan para ahli ibadah. Apabila para ulamanya jahat dan ahli ibadahnya bodoh, maka musibah akan meluas dengan keduanya dan fitnah akan menjadi semakin besar."

📓 Miftah Daris Sa'adah, halaman 200.

Dibagikan oleh Team Rumah Ilmu Dar Alamiyyah dan Kampus Dakwah Utsman dibawah bimbingan Ustadz Anton Abdillah Lc

Boleh disebarluaskan tanpa mengurangi isi tulisan.
Barakallahu fiikum.

*DIANTARA DOA AGAR TERHINDAR DARI MALAPETAKA DAN KESENGSARAAN*


*DIANTARA DOA AGAR TERHINDAR DARI MALAPETAKA DAN KESENGSARAAN*

Sebagaimana disebutkan dari Hadits Abu Huroiroh Rodhiyallohu 'anh bahwasanya Nabi ﷺ memerintahkan untuk membaca do'a perlindungan, :

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَ دَرَكِ الشَّقَاءِ وَ سُوْءِ الْقَضَاءِ وَ شَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ

_*Allohumma Inni A'udzubika Min Jahdil Balaa-i Wa Darokisy Syaqoo-i Wa Suu-il Qodhoo-i Wa Syamaatatil A'daa-i*_

“Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari malapetaka / beratnya cobaan dan dari kesengsaraan yang hebat dan dari takdir yang buruk serta dari kegembiraan musuh atas bencana yang menimpaku.”
HR. Bukhori 6616

-------------------------------------
*Kitab Shohih Al-Bukhori, Karya Al-Imam Muhammad Bin Ismail Al-Bukhori, No.6616, Halaman 967, Penerbit Dar Alamiyyah Mesir*

-------------------------------------
Boleh dishare seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh :
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & kampus dakwah Utsman di bawah bimbingan Ust. Anton Abdillah Al Atsary.

Hukum menulis Lafzhul jalalah dan mensejajarkannya dengan lafazh Muhammad

*Hukum menulis Lafzhul jalalah dan mensejajarkannya dengan lafazh Muhammad*


قال الشيخ العثيمين : 

"موقعها ليس بصحيح لأن هذا يجعل النبي  ﷺ ندا لله  مساويا له ولو أن أحدا رأى هذه الكتابة وهو لا يدري المسمى بهما لأيقن يقينا متساويان متماثلان.

Penempatan ini tidak benar, karena ini bisa menjerumuskan seakan-akan Nabi ﷺ sekutu bagi Allah dan setara dengan - Nya, jikalau seorang awam melihat ini dan ia tidak tahu maknanya maka ia akan meyakini bahwa  kedudukan keduanya SAMA.

------------------------------------------------------------------------------------------

[dinukil dari kitab : Manahi Lafzhiyyah Syeikh Utsaimin ] 

Boleh di share seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh :
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & kampus dakwah Utsman dibawah bimbingan Ust. Anton Abdillah Al Atsary.

BUMI ITU BULAT

*.::     BUMI ITU BULAT     ::.*

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan :

أجمعوا على أن الأرض بحميع حركاتها من البر والبحر مثل الكرة

"Para Ulama bersepakat bahwasanya bumi dengan segala perputarannya baik dari daratan maupun lautan berbentuk seperti bola"

( Majmu' al Fatawa 25/195 hal 106 - 107 )

___________________________________

Boleh di share seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh : 
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & Kampus dakwah Utsman di bawah bimbingan Ustadz Anton Abdillah Al Atsary.

HATI-HATI!!!**CONTOH SYIRIK KECIL DALAM BENTUK UCAPAN


*HATI-HATI!!!*
*CONTOH SYIRIK KECIL DALAM BENTUK UCAPAN*

Diantara Contoh syirik dalam bentuk ucapan yaitu perkataan :
مَا شَاءَ اللّٰهُ وَشِئْتَ

"Atas Kehendak Alloh ~*dan*~ Kehendakmu."

Maka ucapan yang benar berdasarkan hadits dari Ibn Abbas rodhiyallohu 'anhuma, bahwasanya Rosululloh ﷺ bersabda : 

إذا خلف أحدكم فلا يَقل : مَا شَاءَ اللّٰهُ وَشِئْتَ ، ولٰكن لِيقل : مَاشَاءَ اللّٰه ثُمَّ شِئْتَ. 

"Apabila seorang dari kalian bersumpah, janganlah ia mengucapkan : ' Atas Kehendak Alloh ~Dan~ kehendakmu. ' Akan tetapi hendaklah ia mengucapkan : 
مَاشَاءَ اللّٰه ثُمَّ شِئْتَ. 
' Atas kehendak Alloh Kemudian kehendakmu.' '' 

HR. Ibn majah No.2117
Silsilah Al-Ahaadiits Ash-Shohiihah No.1093

Kata ثُمَّ (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang bermakna menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Alloh,, 
Allohu A'lam


-------------------------------------
*Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shohiihah, Syaikh Al-Albani, No.1093, Hal.85, Jilid 3 (Hadits 1001-1500), Penerbit Maktabah Ma'arif*

-------------------------------------
Boleh dishare seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh :
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & kampus dakwah Utsman di bawah bimbingan Ust. Anton Abdillah Al Atsary

Ciri Ahlul bid'ah sangatlah tampak dan jelas. Tanda dan ciri yang paling jelasnya adalah permusuhan mereka yang sangat keras terhadap para pembawa hadits-hadits Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam-, menghinakan dan merendahkan mereka"

‎💫 DI ANTAA CIRI AHLUL BID'AH
 
 Al-Imam Abu 'Utsman Ash-Shobuni  rahimahullah ta'la mengatakan:

‎وقالَ الإمامُ أبُو عثمانَ الصابونِي رحمَه اللهُ تعالَى: 

‎((وعلاماتُ البدعِ علَى أهلهِا باديةٌ ظاهرةٌ، وأظهرُ آياتِهم وعلاماتِهم: شدةٌ معاداتِهم لحملةٍ أخبارٍ النبِي –صلَّى اللهُ عليهِ وسلمَّ- واحتقارِهم واستخفافِهم بهم )) 

📜"Ciri Ahlul bid'ah sangatlah tampak dan jelas. Tanda dan ciri yang paling jelasnya adalah permusuhan mereka yang sangat keras terhadap para pembawa hadits-hadits Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam-, menghinakan dan merendahkan mereka".

📚 {Syarah Aqidah Salaf Wa Ashabul Hadits : cetakan Dar Alamiyyah, halaman 402} 

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Dibagikan oleh Team Rumah Ilmu Dar Alamiyyah dan Kampus Dakwah Utsman dibawah bimbingan Ustadz Anton Abdillah Lc

Boleh disebarluaskan tanpa mengurangi isi tulisan.
Barakallahu fiikum.

Hati yang dipenuhi dengan dosa-dosa tidak akan mampu menerima ilmu karena tidak ada lagi tempat bagi ilmu yang merupakan cahaya yang Allah berikan bagi siapa yang Ia kehendaki diantara hamba-hamba Nya.

*TIDAK ADA RUANG UNTUK ILMU BAGI HATI YANG KOTOR*

‏"القلبُ المَشْحُونُ بِالذُّنُوبِ لا يَسْتَطِيعُ اسْتِقْبَالَ العلمِ، ولا يَبْقَى فِيهِ مَكَانٌ للعلمِ الذِي هو نُورٌ يقذِفُهُ اللهُ في قلبِ مَن أرادَ مِن عِبَادِهِ الصَّالحِينَ."

العلامة محمد سعيد رسلان -حفظه الله-       
[ 📖فـــضـــل الــعـــلـــم (265) ]


Hati yang dipenuhi dengan dosa-dosa tidak akan mampu menerima ilmu karena tidak ada lagi tempat bagi ilmu yang merupakan cahaya yang Allah berikan bagi siapa yang Ia kehendaki diantara hamba-hamba Nya.

------------------------------------------------------------------------------------------

[dinukil dari kitab : Fadhlul Ilmi wa adabu tholabatihi wa thuruqu tahshilihi wa jam'ihi hlm 265] 

Boleh di share seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh :
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & kampus dakwah Utsman dibawah bimbingan Ust. Anton Abdillah Al Atsary.

BOLEHKAH KITA TIDAK BERAMAL DAN BERSERAH DIRI PADA TAKDIR?*

*BOLEHKAH KITA TIDAK BERAMAL DAN BERSERAH DIRI PADA TAKDIR?*


Kita meyakini bahwa beriman dengan takdir yang sudah ditetapkan di masa lalu tidak membuat seseorang tercegah dari beramal. Sebagaimana tidak boleh seseorang berpasrah diri. 

Karena itulah ketika Rasulullah  shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan kepada para shahabatnya tentang telah ditetapkannya takdir. Takdir itu pasti terjadi dan telah keringnya tinta catatan (sehingga tidak mungkin lagi berubah), maka ada sahabat yang bertanya kepadanya: "Wahai Rasulullah (jika  demikian  adanya), bolehkah kita berpangku tangan (berpasrah diri) terhadap apa  yang telah ditulis untuk kita dan tidak perlu lagi beramal. 

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لا، اعملوا  فكل  ميسر
"Jangan (seperti itu). Beramallah, karena setiap orang pasti akan dimudahkan baginya (apabila itu sudah ditakdirkan untuknya)." 

Kemudian beliau membacakan firman Allah  ta'ala:
"Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (Surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan), dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya  jalan menuju kesukaran (kesengsaraan)."
(QS.  Al-Lail  :  5-10) 

Takdir-takdir memiliki sebab-sebab yang membuatnya terjadi. Sebagaimana nikah menjadi sebab mendapatkan anak, menanam menjadi sebab adanya tanaman, demikian pula amal shalih akan menjadi sebab masuk ke Surga dan amalan yang jelek menjadi sebab masuk ke dalam Neraka.


[Syaikh Abdussalam Barjas Alu Abdul Karim, Al Mu'taqad Ash-Shahih hal. 40-41 Dar Hadyu Muhammady]


🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃 

✓ Boleh di share seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan. 

Dibagikan oleh : 
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & Kampus dakwah Utsman di bawah bimbingan Ustadz Anton Abdillah Al Atsary

MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL UNTUK MENUNTUT ILMU

*MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL UNTUK MENUNTUT ILMU*

فالذي يراجع الكتب للعثور على حكم مسألة شرعية وإن كان جالسا على كرسيه فإنه قد سلك طريقا يلتمس فيه علما ومن جلس إلى شيخ يتعلم منه فإنه قد سلك طريقا يلتمس فيه علما لو كان جالسا فسلوك الطريق ينقسم إلى قسمين :
قسم يراد به الطريق الذي تقرعه الأقدام
والثاني يراد به الطريق الذي يتوصل به إلى العلم وان كان جالسا.

Berkata Syeikh Sholeh Al Utsaimin :

Adapun orang-orang yang (memuroja'ah) mengulang2 kitabnya untuk mengetahui hukum sebuah masalah syar'i walaupun dia hanya duduk di atas kursinya maka sesungguhnya dia sudah menempuh jalan untuk mencari ilmu dan siapa yang belajar kepada seorang guru maka dia juga sudah menempu jalan untuk mencari ilmu

Maka jalan dalam mencari ilmu terbagi menjadi 2 :

1.
Yaitu jalan (secara hakiki) menuntut ilmu dengan berjalan kaki (rihlah) 
2.
Sarana/media yg bisa menghubungkan dia dengan ilmu walaupun (ia peroleh) dengan duduk.

------------------------------------------------------------------------------------------

[dinukil dari kitab : Syarh Riyadhus sholihin ] 

Boleh di share seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh :
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & kampus dakwah Utsman dibawah bimbingan Ust. Anton Abdillah Al Atsary.

ILMU ADA PADA PARA PEMBESAR ( ULAMA )

*.::     ILMU ADA PADA PARA PEMBESAR ( ULAMA )     ::.*


عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : (( إنكم لا تزالون بخير ما دام العلم في أكابركم، فإذا كان العلم في صغاركم سفه الصغير الكبير ))

Dari ‘Abdullah bin Mas’uud radhiallahu 'anhu, ia berkata : “Sesungguhnya kalian akan senantiasa berada dalam kebaikan selama ilmu ada pada Al-Akaabir ( ulama ) kalian. Namun apabila ilmu berada pada Shighaar kalian, maka Ash-Shaghiir akan meremehkan Al-Kabiir”.

( Jami' bayanil ilmi wa fadhlihi no. 1059 )

___________________________________

Boleh di share seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh : 
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & Kampus dakwah Utsman di bawah bimbingan Ustadz Anton Abdillah Al Atsary.

PELAKU DOSA TETAP DIWAJIBKAN AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR*

*PELAKU DOSA TETAP DIWAJIBKAN AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR*

✍🏻 Ibnu Daqiqil Ied rahimahullah berkata, "Bahwa para Ulama menuturkan, 

‎لا يشترط في الآمر بالمعروف و الناهي عن المنكر أن يكون كامل الحال ممتثلا ما يأمر به مجتنبا ما ينهى عنه. بل عليه الأمر و إن كان مرتكبا خلاف ذالك

"Tidaklah disyaratkan bagi orang yang mengamalkan amar ma'ruf nahi munkar itu harus sempurna kebaikannya, dan tidak harus orang yang senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan (agama) dan meninggalkan hal yang dilarang. Bahkan tetap wajib baginya amar ma'ruf nahi munkar meskipun ia melakukan yang sebaliknya."

‎لأنه يجب عليه شيئان، أن يأمر نفسه و ينهاها، و يأمر غيره و ينهاه".

Karena ada dua kewajiban yang harus dia tunaikan ; (1) Memerintahkan (amar makruf) kepada diri sendiri dan mencegahnya (nahi mungkar).
(2) Memerintahkan (amar makruf) kepada orang lain dan mencegahnya (nahi mungkar).

📚 Ibnu Daqiqil Ied, Syarh al-Arbain an-Nawawiyyah, hadits ke-34

Dibagikan oleh Team Rumah Ilmu Dar Alamiyyah dan Kampus Dakwah Utsman dibawah bimbingan Ustadz Anton Abdillah Lc

Boleh disebarluaskan tanpa mengurangi isi tulisan.
Barakallahu fiikum.

Berkata Al Auza'i : Tidaklah seseorang ditimpa musibah yang berat baginya melainkan karena ucapannya.

*.::     LEBIH BAIK DIAM     ::.*

قال الأوزاعي : ما بلي أحد في دينه ببلاء أضر عليه من طلاقة لسانه

Berkata Al Auza'i : Tidaklah seseorang ditimpa musibah yang berat baginya melainkan karena ucapannya.

قال خالد الحارث : السكوت زين للعاقل وشين للجاهل

Berkata Kholid al Harits : Diam itu adalah suatu keindahan tersendiri bagi orang berakal namun diam juga sesuatu yang buruk bagi orang bodoh.

( Roudhotul Uqola wa Nuzhatul Fudhola hal 49 )

___________________________________

Boleh di share seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh : 
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & Kampus dakwah Utsman di bawah bimbingan Ustadz Anton Abdillah Al Atsary.

Tiga Perkara Yang Alloh Ridhoi & Benci


*Tiga Perkara Yang Alloh Ridhoi & Benci*

Sebagaimana diriwayatkan dari Sahabat Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu bahwa Rosululloh ﷺ  bersabda :

 (( إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُم ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَة الْمَالِ)). 

Sesungguhnya Alloh meridhoi kalian pada tiga perkara dan membenci kalian pada tiga perkara pula, :
Alloh meridhoi kalian jika kalian hanya menyembah-Nya semata dan kalian tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun, 
Dan kalian berpegang teguh pada tali (agama) Alloh seluruhnya dan kalian tidak berpecah belah.
Dan Alloh membenci kalian bila kalian suka _qila wa qola_ (katanya katanya / berkata tanpa dasar), dan banyak bertanya (yang tidak berfaedah) serta menyia-nyiakan harta.

HR. Muslim No. 1715

--------------------------------------
*Kitab Shohih Muslim, Imam Muslim, No.1615, Halaman 529, Penerbit Dar Alamiyyah Mesir*

-------------------------------------
Boleh dishare seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh :
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & kampus dakwah Utsman di bawah bimbingan Ust. Anton Abdillah Al Atsary

HUKUM SHOLAT SEBELUM MASUK WAKTUNYA

*HUKUM SHOLAT SEBELUM MASUK WAKTUNYA*

Sholatnya tidak sah karena Allah Ta'ala berfirman :

إن الصلاة كانت على المؤمنين كتابا موقوتا 

Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang beriman 

Dan Nabi ﷺ telah menjelaskan waktu-waktu sholat pada sabdanya : 

وَقْتُ الظُّهْرِ إِذَا زَالَتْ الشَّمْسُ وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُولِهِ مَا لَمْ يَحْضُرْ الْعَصْرُ وَوَقْتُ الْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفَرَّ الشَّمْسُ وَوَقْتُ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبْ الشَّفَقُ وَوَقْتُ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ الْأَوْسَطِ وَوَقْتُ صَلَاةِ الصُّبْحِ مِنْ طُلُوعِ الْفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعْ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتْ الشَّمْسُ فَأَمْسِكْ عَنْ الصَّلَاةِ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ. 

"Waktu zhuhur ialah jika matahari telah condong (ke barat) dan bayangan seseorang sama dengan tingginya selama waktu Ashar belum tiba waktu Ashar masuk selama matahari belum menguning waktu shalat Maghrib selama awan merah belum menghilang waktu shalat Isya hingga tengah malam dan waktu shalat Shubuh semenjak terbitnya fajar hingga matahari belum terbit, bila matahari telah terbit tahanlah dari shalat, karena terbitnya matahari diantara dua tanduk syaitan ."

Dengan demikian barangsiapa yang sholat sebelum masuk waktunya maka sholatnya tidak sah, namun sholatnya menjadi sunnah (maknanya) dia akan mendapatkan pahala sholat sunnah, dan wajib baginya mengulang sholatnya setelah masuk waktunya, wallahu a'lam.

------------------------------------------------------------------------------------------

[dinukil dari kitab : Fatawa Nisa Wa Rosail Ulama hal 303] 

Boleh di share seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.

Dibagikan oleh :
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & kampus dakwah Utsman dibawah bimbingan Ust. Anton Abdillah Al Atsary.

Faidah Quraniyah**BERSEGERA DALAM KEBAIKAN*

بسم الله الرحمن الرحيم

🍃 *Faidah Quraniyah*

*BERSEGERA DALAM KEBAIKAN*

🔖 Bersegera melakukan kebaikan merupakan sifat para nabi, orang-orang shalih, dan termasuk tanda karunia Allah.

🔹 Selama ada kesempatan terutama waktu utama seperti bulan Ramadhan maka sebaiknya dimanfaatkan untuk beramal shalih sesuai ajaran islam.

🔖 Allah berfirman tentang keluarga Zakariya alaihim salam

وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ (89) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ (90)
Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling baik.” Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan baik istrinya. *Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.* (Al-Anbiyaa)

🔖 Sebagian sifat sahabat Nabi dan orang-orang shalih

إِنَّ الَّذِينَ هُمْ مِنْ خَشْيَةِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (57) وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (58) وَالَّذِينَ هُمْ بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ (59) وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60) أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ (61)
Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut (azab) Tuhan mereka, dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. *Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.*(Al-Mukminun)

➡️ Bersegera dalam beramal shalih untuk meraih ampunan Allah dan surga

وَسارِعُوا إِلى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّماواتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) وَالَّذِينَ إِذا فَعَلُوا فاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135) أُولئِكَ جَزاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهارُ خالِدِينَ فِيها وَنِعْمَ أَجْرُ الْعامِلِينَ (136)
*Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,* (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengumpuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (Q.S. Ali Imran)


اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ (20) سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالأرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (21) 
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. *Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya.* Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Hadid)

Dalam hadis sahih

أَنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثور بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ. قَالَ: "وَمَا ذَاكَ؟ ". قَالُوا: يُصلُّون كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ وَلَا نَتَصَدَّقُ، ويُعتقون وَلَا نُعْتِق. قَالَ: "أَفَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ سَبَقْتُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ، وَلَا يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلَّا مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ: تُسَبِّحُونَ وَتُكَبِّرُونَ وَتَحْمَدُونَ دُبُر كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ". قَالَ: فَرَجَعُوا فَقَالُوا: سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الْأَمْوَالِ مَا فَعَلْنَا، فَفَعَلُوا مِثْلَهُ! فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يؤتيه من يشاء"
bahwa orang-orang fakir dari kalangan muhajirin berkata, "Wahai Rasulullah, orang-orang yang hartawan telah memborong semua pahala dan derajat yang tinggi serta kenikmatan yang abadi." Rasulullah bertanya, "Mengapa demikian?" Mereka menjawab, "Mereka shalat seperti kami shalat, dan mereka puasa seperti kami puasa. Mereka berzakat, sedangkan kami tidak dapat berzakat. Mereka memerdekakan budak, sedangkan kami tidak dapat memerdekakan budak." Maka Rasulullah bersabda: Maukah kalian kutunjukkan kepada sesuatu hal yang apabila kalian mengerjakannya dapat mendahului orang-orang yang sesudah kalian, dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kalian kecuali orang yang melakukan hal yang sama dengan kalian. Yaitu hendaknya kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid setiap selesai dari salat kalian sebanyak tiga puluh tiga kali. Tetapi tidak berapa lama mereka kembali lagi kepada Rasulullah dan berkata, "Saudara-saudara kami yang hartawan telah mendengar apa yang kami kerjakan, lalu mereka mengerjakan hal yang semisal dengan kami." Maka Rasulullah bersabda: Itu merupakan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

🔖 Orang yang bersegera dalam kebaikan berarti mendapat karunia yang besar dari Allah. Senagaiamana firmanNya:

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ (32)
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan dan *di antara mereka ada (pula) yang bersegera dalam kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.* (Al-Fathir)

Wallohu a’lam

🖊️ Sunardi bin Kuwat
17 Ramadhan 1442 H

Rabu, 28 April 2021

tanda tanda orang baik

Sesungguhnya bukanlah mata yang buta, akan tetapi yang buta adalah hati yang ada di dada." (Al Hajj: 46)Karena hidayah tidak ditentukan oleh titel dan kedudukan..

Bila kamu melihat seorang profesor menyembah makhluk...
Seorang intelek mencela syari'at Allah...
Seorang doktor menolak dalil dengan akal..
Sebaliknya kamu lihat seorang nenek rajin tahajjud..
Seorang kakek selalu taat dan tunduk kepada Allah...
Maka ketahuilah bahwa masalahnya adalah seperti firman Allah
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
"Sesungguhnya bukanlah mata yang buta, akan tetapi yang buta adalah hati yang ada di dada." (Al Hajj: 46)
Karena hidayah tidak ditentukan oleh titel dan kedudukan..
Ustadz abu Yahya 

_Khasiat Al-Qur'an_

_Khasiat Al-Qur'an_

Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- berkata:

_Aku tidak melihat sesuatu yang dapat  memberikan kebaikan pada akal dan ruh_
_menjaga kesehatan badan serta menjamin kebahagiaan dari pada banyak melihat (membaca) kitabullah (alqur'an)"_

📚 Majmu' alfatawa (7/493)
Ust Muhammad badar 

Zakat Fitrah perspektif madzhab Syafi'i Oleh: Muhammad Riezky Pradana

Zakat Fitrah perspektif madzhab Syafi'i 
Oleh: Muhammad Riezky Pradana 

1. Apa Hukumnya? 
Hukum zakat fitrah adalah wajib sebagaimana hadits nabi shallallahu alaihi wasallam : Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah ﷺ telah mewajibkan zakat Fithrah di bulan Ramadhan atas setiap orang muslim, baik dia itu merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan, yaitu satu sha' kurma atau satu sha' gandum.
(HR. Muslim) 

2. Sejak kapan disyariatkan zakat fitrah? 
Zakat fitrah disyariatkan sejak tahun ke 2 Hijriyah, bertepatan dengan tahun pertama disyariatkannya puasa Ramadhan 

3. Apa hikmah disyariatkannya zakat fitrah? 
Setidaknya ada dua hikmah disyariatkannya zakat fitrah, yaitu mensucikan jiwa orang yang berpuasa dan memberi makan fakir miskin waktu hari raya, sebagaimana hadits nabi : Dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah ﷺ mewajibkan zakat fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan miskin.
(HR. Abu Daud) 

4. Apa saja syarat wajib membayar zakat fitrah? 
Ada empat syarat wajib zakat fitrah, yang artinya jika salah satu dari empat syarat tersebut tidak terpenuhi maka zakat fitrah tak wajib baginya. Empat syarat tersebut yaitu:
a. Islam : maka tak wajib bagi orang kafir untuk membayarnya, akan tetapi jika dia mempunyai kerabat yang nafkahnya menjadi tanggungannya seperti orang tua atau anak atau punya budak yang muslim maka wajib baginya untuk mengeluarkan zakat fitrah atas mereka
b. Adanya kelebihan harta bagi dirinya dan keluarganya saat malam hari raya dan saat hari raya 
c. Merdeka : seorang budak tak wajib membayar zakat fitrah karena sejatinya dia tak memiliki harta. Akan tetapi zakat fitrahnya ditanggung oleh tuannya
d. Terbenamnya matahari (tiba waktu magrib) pada hari terakhir bulan Ramadhan, atau dengan kata lain dia mendapatkan sebagian bulan Ramadhan dan sebagian syawwal, artinya:
- Jika seseorang wafat sebelum terbenam matahari, maka tak wajib baginya zakat fitrah 
- Jika seseorang wafat sesudah terbenam matahari, maka wajib baginya zakat fitrah 
- Jika seseorang lahir sebelum terbenam matahari, maka wajib baginya zakat fitrah 
- Jika seseorang lahir setelah terbenam matahari, maka tak wajib baginya zakat fitrah 
- Jika seseorang masuk Islam sebelum terbenam matahari, maka wajib baginya zakat fitrah 
- Jika seseorang masuk Islam sesudah terbenam matahari, maka tak wajib baginya zakat fitrah 

5. Berapa takaran zakat fitrah? 
Takaran zakat fitrah adalah 1 sho' (lebih kurang 2,5 kg) dari makanan pokok dominan dalam sebuah negeri. Seperti Indonesia maka pembayaran zakat fitrah dengan beras. Dan jika dalam sebuah negeri ada dua makanan pokok, maka dipilih salah satu yang paling dominan dikonsumsi diantara keduanya 

6. Bolehkan membayar zakat fitrah dengan uang? 
Dalam madzhab syafi'i (bahkan Jumhur ulama) pembayaran zakat fitrah harus dengan makanan pokok dan tidak sah dengan uang. Hal ini berbeda dengan madzhab Hanafi yang membolehkannya

7. Kapan waktu pembayaran zakat fitrah? 
Dalam hal ini ada tingkatan waktu pembayaran zakat fitrah dilihat dari hukum taklifi, yaitu:
a. Wajib : sejak terbenamnya matahari di hari terakhir bulan Ramadhan 
b. Mustahab : setelah subuh hingga dimulainya pelaksanaan shalat hari raya (ini waktu yang paling afdhol) 
c. Boleh : dibolehkan membayar zakat fitrah sejak awal Ramadhan 
d. Makruh : membayarnya setelah selesai sholat hari raya hingga terbenamnya matahari di hari raya (1 Syawwal) 
e. Haram : mengakhirkan pembayaran zakat fitrah sampai lewat hari raya (2 Syawwal dst). Dalam hal ini kewajiban zakat fitrah tidak gugur atasnya dan terhitung qodho' baginya

8. Bagaimana jika dia hanya punya setengah sho' saja untuk zakat fitrah, apakah tetap wajib dikeluarkan zakatnya? 
Iya, tetap wajib dikeluarkan meski tak sampai satu sho', karena Allah berfirman: "Bertakwalah kepada Allah semampu kalian" (QS. Ath Taghobun : 16)

9. Siapa saja yang diprioritaskan untuk dibayarkan atasnya zakat fitrah? 
Pertama yang wajib mengeluarkannya tentu si mukallaf itu sendiri, kemudian jika masih ada hartanya maka dia keluarkan untuk istrinya, kemudian untuk anaknya, lalu ayahnya, lalu ibunya. Dan tidak wajib bagi seseorang untuk membayarkan zakat fitrah untuk anaknya yg sudah dewasa yang sudah mampu mencari nafkah sendiri. Jika hartanya mencukupi untuk semuanya maka walhamdulillah, tapi jika hanya mencukupi untuk satu atau dua orang saja maka urutannya sebagaimana yang telah disebutkan diatas 

Wallahu a'lam bish shawab 

Referensi :
- Fathul Qarib Al Mujib, Darul Minhaj, hal 189-190
- Al Imta' Syarh Matan Abi Syuja', Darul Manar, hal 159
- Al Mu'tamad fil Fiqh Asy Syafi'i, Darul Qolam, 2/96-97
- Al Fiqhul Manhaji, Darul Qolam, 1/229-231
https://www.facebook.com/1613799154/posts/10218874966937896/

MELAMPAUI BATAS DALAM BERDOA

📝 MELAMPAUI BATAS DALAM BERDOA

Di antara larangan dalam berdoa yang sangat penting untuk diketahui oleh seorang muslim adalah melampaui batas dalam berdoa. Melampaui batas dalam berdoa tidak diperbolehkan. Mengapa? Sebab Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ

Berdoalah kepada Rabb kalian dengan merendahkan diri dan suara lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. al-A’raf: 55)

CONTOHNYA?

Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan: “Melampaui batas dalam berdoa banyak macamnya, di antaranya: 

☆ Mengeraskan suara dan berteriak-teriak,
☆ Seseorang meminta sesuatu yang ia tidak berhak mendapatkannya, seperti ia minta kedudukan seperti Nabi,
☆ Memohon sesuatu yang mustahil,
☆ Berdoa memohon suatu kemaksiatan.“ (Tafsir al-Qurthubi 7/144)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyontohkan beberapa gambaran melampaui batas dalam berdoa, di antaranya:

☆ Meminta sesuatu yang tidak diperbolehkan, seperti minta pertolongan untuk melakukan kemaksiatan
☆ Memohon sesuatu yang tidak Allah melakukannya, seperti minta dikekalkan sampai hari kiamat
☆ Meminta dihilangkan darinya tabiat manusia, seperti kebutuhan makan dan minum
☆ Beliau juga menjelaskan bahwa melampaui batas yang paling buruk ialah yang berdoa kepada selain Allah, sebab melampaui batas paling buruk adalah kesyirikan.
☆ Termasuk melampaui batas juga berdoa tanpa merendahkan diri, siapa yang berdoa kepada-Nya tanpa menampakkan kebutuhan, rendah diri dan rasa takut maka ia telah melampaui batas.” (al-Fatawa 17/22-23)
☆ Termasuk melampaui batas, seseorang yang memohon sesuatu dan disebutkan dengan rinci.

Suatu ketika Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu melihat salah satu anaknya berdoa seraya berkata, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan kenikmatannya, keindahannya, serta ini dan itunya. Aku berlindung kepada-Mu dari neraka, dari rantai dan belenggunya, serta ini dan itunya. Kemudian Sa’ad berkata: “Wahai anakku, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَيَكُوْنُ قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِي الدُّعَاءِ

“Akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa.” Maka itu berhati-hatilah, jangan sampai engkau termasuk dari golongan mereka. Apabila engkau diberi surga, niscaya engkau akan diberi surga dengan segala yang ada di dalamnya. Apabila engkau diberi perlindungan dari neraka, niscaya engkau akan diberi perlindungan darinya dan dari segala keburukan yang ada di dalamnya. (Hadis sahih riwayat Ahmad dan Abu Dawud)

Abdullah bin Mughaffal radhiyallahu ‘anhu pernah mendengar anaknya berdoa, “Ya Allah, aku memohon kepadamu istana putih di sisi surga, bila aku masuk ke dalamnya.” Lalu Abdullah berkata: “Wahai putraku, mintalah kepada Allah surga dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَيَكُوْنُ قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِي الدُّعَاءِ

“Akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa.” (Hadis sahih riwayat Ibnu Majah)

Semoga kita dihindarkan dari melampaui batas dalam berdoa. Semoga tulisan singkat ini berfaedah dan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Allahu a’lam.

Sumber:
https://www.sulhan.net/melampaui-batas-dalam-berdoa

🇲🇨 Divisi Bahasa Indonesia
🇸🇦 ICC DAMMAM KSA
===================
💧 Berlangganan tulisan/video/dll. via telegram: https://t.me/iccdammamksa

faedah Quraniyah MENGUTAMAKAN AKHIRAT DAN MENDIRIKAN SHALAT

بسم الله الرحمن الرحيم

🍃 *Faidah Quraniyah*

*MENGUTAMAKAN AKHIRAT DAN MENDIRIKAN SHALAT*

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا  ۗ لَا نَسْــئَلُكَ رِزْقًا  ۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَ  ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
*"Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa."*
(QS. Ta-Ha, ayat 132)

🔖 Allah memerintahkan kepada pemimpin keluarga agar memerintahkan anggota keluarganya untuk mendirikan shalat. Dan ini termasuk bagian dari pelaksanaan firman Allah 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارًا
*Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluarga kalian dari neraka.* (Attahrim, ayat 6)

🔖 Dan Allah mengabarkan bahwa Dialah yang memberi rezeki. Sebagaimana dalam ayat lainnya

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجًا ﴿٢﴾ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ
*Barangsiapa bertakwa kepada Allah maka Allah akan menjadikan jalan keluar untuknya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka.* (Attholaq ayat 2-3)

🔖 Dan Allah menyebutkan yang maknanya bahwa kesudahan yang baik di dunia maupun di akhirat adalah bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah.

🔖 Sehingga ini menjadi anjuran dan nasehat agar orang yang telah mendapat hidayah islam bersemangat melaksanakan agama dan tidak perlu terlalu memikirkan dunia yang tidak dia dapatkan atau berkeinginan seperti orang-orang yang diberi.
➡️ Sebagaimana dalam ayat sebelumya yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖۤ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا  ۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ  ۗ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى
*"Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal."*
(QS. Ta-Ha, ayat 131)

Wallohu a'lam
Rujukan:
📙 Tafsir Ibnu Katsir rahimahullohu ta'ala

🖊️ Sunardi bin Kuwat
16 Ramadhan 1442 H

Selasa, 27 April 2021

bertawakkal adalah bergantung nya hati kepada Alloh tuk mendapatkan semua kebaikan dunia akherat dan di jauhkan dari keburukan dunia akherat

Syekh Ibnu 'Utsaimin - Alloh Merahmati nya-:
bertawakkal adalah bergantung nya hati kepada Alloh tuk mendapatkan semua kebaikan dunia akherat dan di jauhkan dari keburukan dunia akherat,
Ust abu sa'dy 

pahala memaafkan di dunia lebih besar di bandingkan menuntut balas di akhirat jawaban persoalan keluarga ketika anggota keluarga (seorang suami )berbuat dosa besar pernah menyakiti perasaan istrinya

Ilmu ada dua macam: ilmu yang masuk ke hati dan ilmu yang sebatas di lisan. Adapun ilmu yang masuk ke hati adalah ilmu yang bermanfaat. Dan adapun ilmu yang sebatas di lisan maka itu adalah hujjah Allah atas hamba-hambaNya

Repoat from ustadz Badru Salam hafidzahullah ta'ala
Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata:

العلم علمان:
‏علم في القلب، وعلم على اللسان
‏فعلم القلب هو العلم النافع
‏وعلم اللسان حجة الله على عباده

“Ilmu ada dua macam: ilmu yang masuk ke hati dan ilmu yang sebatas di lisan. Adapun ilmu yang masuk ke hati adalah ilmu yang bermanfaat. Dan adapun ilmu yang sebatas di lisan maka itu adalah hujjah Allah atas hamba-hambaNya.”
(Mushonnaf ibnu Abi Syaibah 13/235)

Ilmu yang masuk ke hati dan menimbulkan rasa takut kepada Allah...
Lalu menimbulkan amal salih dan ketakwaan..
Itulah ilmu yang bermanfaat...
Adapun ilmu yang sebatas di lisan...
Hanya pandai menyampaikan dan membawakan banyak riwayat...
Namun tidak menimbulkan rasa takut kepada Allah...
Tidak pula menimbulkan amal salih...
Adalah ilmu yang tidak bermanfaat dan menjadi kebinasaan untuknya kelak...

#selfreminder

7 Syarat Kalimat Tauhid "Laa Ilaaha Illallaah"

7 Syarat Kalimat Tauhid "Laa Ilaaha Illallaah"

Wahb bin Munabbih ditanya, "Bukankah kunci surga itu "Laa Ilaaha Illallaah"? Maka beliau menjawab:

بلى ولكن ليس من مفتاح إلا له أسنان فإن أتيت بمفتاح له أسنان فتح لك وإلا لم يفتح

"Benar akan tetapi tidaklah disebut kunci kecuali ada geriginya, apabila engkau memiliki kunci yang bergerigi maka pintu itu akan terbuka, jika tidak maka pintu itu tetap tertutup.” (Hilyatul Awliya’ 4/66)

Sebagaimana sholat memiliki syarat yang menentukan keabsahannya maka kalimat tauhid juga memiliki syarat yang ketiadaannya menjadi tidak berguna.

Ada tujuh syarat yang disebutkan oleh para ulama yaitu:

(1). Ilmu (berilmu) yang menghilangkan jahl (kebodohan).
(2). Yaqin (keyakinan) yang menghilangkan syakk (keraguan).
(3). Ikhlas (kemurnian hati) yang meniadakan syirk (kesyirikan).
(4). Qobul (menerima) yang menghilangkan rodd (menolak).
(5). Shidq (jujur) yang meniadakan kadzib (dusta).
(6). Inqiyad (tunduk) yang tidak disertai tark (meninggalkan).
(7). Mahabbah (cinta) yang tidak diiringi baghdho' (kebencian).

Kalimat tauhid “Laa ilaaha illallaah” juga mengandung dua rukun:

(1). An-Nafyu (peniadaan) yang terkandung dalam kalimat “Laa ilaaha” (tidak ada sesembahan yang benar) yaitu meniadakan dan menganggap batil segala sesembahan selain Allah (baik dalam bentuk keris, kuburan, batu, pohon, jimat, manusia, jin, hewan dan makhluk yang lain)

(2). Al-Itsbat (penetapan) yang terkandung dalam kalimat “illallaah” (hanya Allah semata) yaitu menetapkan hanya Allah semata satu-satuNya pihak yang berhak disembah dengan cara yang diridhoi-Nya. 

Allah telah menyebutkan ucapan Nabi Ibrohim yang konsekuen dengan kalimat tauhid ketika mengingkari ayahnya dan kaumnya yang menyembah berhala,

"Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah tetapi (aku hanya menyembah) Tuhan yang menciptakan aku." (Az-Zukhruf: 26-27)

Dari sini kita menyadari urgensi mempelajari aqidah yang benar agar kalimat tauhid yang kita ucapkan bukan sekedar pemanis bibir atau simbol identitas belaka. Akan tetapi benar-benar memahami kandungan maknanya serta menjalani konsekuensinya karena itu yang menjadi ruh dari kalimat tauhid.

https://t.me/manhajulhaq

tidak sanggup bersabar meninggalkan pandangan yg haram

Jin Dulunya Takut Kepada Manusia

Jin Dulunya Takut Kepada Manusia

Allah ta'ala berfirman:

وأنه كان رجال من الإنس يعوذون برجال من الجن فزادوهم رهقا

“Bahwasanya ada beberapa laki-laki di antara manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari kalangan jin maka jin-jin itu menjadikan mereka bertambah ketakutannya." (Al-Jin: 6)

Para mufassirin menjelaskan, "Dahulu jin takut kepada manusia sebagaimana sekarang manusia takut kepada jin. Mulanya manusia apabila singgah di suatu tempat maka jin-jin yang menghuni tempat itu pergi melarikan diri.  

Namun, kondisi berbalik manakala manusia meminta perlindungan kepada jin saat melintasi suatu lembah, atau menyusuri hutan, atau tempat yang mengerikan sembari berkata, "Kami berlindung kepada tetua jin penunggu lembah ini". 

Maka, perlakuan manusia yang merendah seperti itu mendorong para jin menjadi sombong dan semakin berani menakut-nakuti manusia. Sebaliknya, manusia dibuat ketakutan kepada mereka." (Tafsir Ibnu Katsir 4/428)

Dari sini ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa isti'adzah (meminta perlindungan) kepada selain Allah dalam hal ini para jin adalah perbuatan syirik yang dilakukan masyarakat jahiliyah. 

Ayat di atas juga menjadi peringatan keras dari larangan meminta bantuan kepada dukun dan paranormal yang mereka sering mempersembahkan pengagungan dalam bentuk sesajian, tumbal dan isti'adzah kepada para jin yang semua itu adalah kesyirikan dan pelakunya tidak akan diampuni oleh Allah sampai dia bertaubat.

Lalu apa yang kita baca jika kita singgah di suatu tempat? Rosulullah ﷺ mengajarkan untuk membaca, 

أعوذ بكلمات الله التامات من شر ما خلق

"A'uudzubikalimaatillaahit taammaat min syarri maa kholaq" (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya). (HR. Muslim 2708)

Orang yang membaca wirid ini atas dasar iman dan keyakinan kepada Allah, maka Allah akan melindunginya sampai dia tinggalkan tempatnya itu.

https://t.me/manhajulhaq

Bagi kita para penuntut ilmu teruslah mengulang-ulang pelajaran, krn ilmu itu semuanya berat tidak ada yang enteng ataupun ringan

Bagi kita para penuntut ilmu teruslah mengulang-ulang pelajaran, krn ilmu itu semuanya berat tidak ada yang enteng ataupun ringan

Sebagaimana yang dikatakan oleh al-imam Malik :

ليس في العلم شيء خفيف، العلم كله ثقيل

Tidak ada pada ilmu yang dinamakan ringan, ilmu itu semuanya berat.

Kemudian beliau membacakan firman Allah :

إنا سنلقي عليك قولا ثقيل.
Ustadz Sony abu Abdillah 

SINDIRAN TELAK... Bila kita buka kitab adabul mufrad ( kitab adab yang di tulis oleh Imam AL Bukhori ) maka kita dapati di awal bab yang beliau cantumkan adalah bab adab kepada kedua orang tua, apa gerangan pesan tersurat di balik hal itu:

... SINDIRAN TELAK... 

Bila kita buka kitab adabul mufrad ( kitab adab yang di tulis oleh Imam AL Bukhori ) maka kita dapati di awal bab yang beliau cantumkan adalah bab adab kepada kedua orang tua, apa gerangan pesan tersurat di balik hal itu:

" Karena sebelum anda piknik jauh jauh belajar adab kepada orang lain, maka hal yang lebih wajib dan lebih diprioritaskan adalah bagaimana kita beradab, bagaimana kita berakhlaq kepada kedua orang tua kita, berapa banyak didapati orang - orang yang bisa santun, sopan, berakhlaq kepada teman temannya, lawan bisnisnya tetapi dia tidak bisa santun kepada kedua orang tuanya"

Ya Allah ampuni kami, seringnya kami bisa berakhlaq mulia, kepada orang lain, bahkan kepada orang orang asing yang belum kami kenal, tapi..... 

#faedah penjelasan kitab adabul mufrad As Seikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al Badr.
Ust Ihsan 

Bagi Hanabilah, dzikir ba'da shalat berupa tasbih, tahmid, takbir itu digabungkan membacanya kemudian dihitung 33x. Sunnahnya begitu kata mereka.

Bagi Hanabilah, dzikir ba'da shalat berupa tasbih, tahmid, takbir itu digabungkan membacanya kemudian dihitung 33x. Sunnahnya begitu kata mereka.
Ustadz Muchamad teguh azhar

dakwah salafiyah bukan dakwah hizbiyah

Ustadz Muhammad Alif 

Isa Bin AbanTokoh kita kali ini adalah salah seorang ulama besar madzhab hanafi

[3] 'Isa Bin Aban

Tokoh kita kali ini adalah salah seorang ulama besar madzhab hanafi

Beliau adalah 'Isa Bin Aban Bin Shodaqah Bin Musa, pakar fiqh, ushul, dan hadits dari kalangan madzhab hanafi, dan beliau dikenal sebagai sosok yang cerdas, luas ilmunya, dan dermawan. adapun tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti, namun beliau termasuk ulama yang sebaya dengan Imam Asy syafi'i. Beliau mengambil ilmu dari Muhammad Bin Al hasan, yang merupakan salah seorang murid Abu Hanifah sekaligus guru imam asy syafi'i sendiri. Dan diantara murid beliau adalah Abu Khozim (guru ath thohāwi). Beliau memiliki sejumlah karya, diantaranya : kitab Itsbātul Qiyas, Khobarul Wahid, kitab ijtihad arra'yi, dan lainnya. Dan beliau wafat pada tahun (221 H). 

Lihat: siyar a'lamin nubala' (10/440), al fawaid al bahiyah hal. (151), al jawahir al mudhi'ah (1/401)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Jika seorang hamba melakukan sebagian perintah dan meninggalkan sebagian, maka baginya keimanan sesuai dengan perintah yang dilakukannya. Iman itu bertambah dan berkurang. Dan bisa jadi pada seorang hamba ada iman dan nifak sekaligus. … Sesungguhnya sebagian besar manusia bahkan mayoritasnya di banyak negeri, tidaklah selalu menjaga shalat lima waktu. Dan mereka tidak meninggalkan secara total. Mereka terkadang shalat dan terkadang meninggalkannya. Orang-orang semacam ini ada pada diri mereka iman dan nifak sekaligus. Berlaku bagi mereka hukum Islam secara zhohir seperti pada masalah warisan dan semacamnya. Hukum ini (warisan) bisa berlaku bagi orang munafik tulen. Maka lebih pantas lagi berlaku bagi orang yang kadang shalat dan kadang tidak.” (Majmu’ Al Fatawa, 7/617)Sumber https://rumaysho.com/544-dosa-meninggalkan-shalat-lima-waktu-lebih-besar-dari-dosa-berzina.html

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Jika seorang hamba melakukan sebagian perintah dan meninggalkan sebagian, maka baginya keimanan sesuai dengan perintah yang dilakukannya. Iman itu bertambah dan berkurang. Dan bisa jadi pada seorang hamba ada iman dan nifak sekaligus. … Sesungguhnya sebagian besar manusia bahkan mayoritasnya di banyak negeri, tidaklah selalu menjaga shalat lima waktu. Dan mereka tidak meninggalkan secara total. Mereka terkadang shalat dan terkadang meninggalkannya. Orang-orang semacam ini ada pada diri mereka iman dan nifak sekaligus. Berlaku bagi mereka hukum Islam secara zhohir seperti pada masalah warisan dan semacamnya. Hukum ini (warisan) bisa berlaku bagi orang munafik tulen. Maka lebih pantas lagi berlaku bagi orang yang kadang shalat dan kadang tidak.” (Majmu’ Al Fatawa, 7/617)

Sumber https://rumaysho.com/544-dosa-meninggalkan-shalat-lima-waktu-lebih-besar-dari-dosa-berzina.html

puasa tapi tidak shalat

sesungguhnya dunia itu hina di sisi Allah Ta'ala

Doamu bukannya tidak dikabulkan,

Doamu bukannya tidak dikabulkan,

hanya saja dalam bentuk lain Allah berikan.

Memang tak sesuai keinginan,

Tentunya bukan karena Dia tak paham apa yang kau pintakan,

Akan tetapi karena Dia paling paham sebaik-baiknya bentuk pengabulan.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,

« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan beri padanya salah satu dari tiga hal: 
[1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, 
[2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan 
[3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” 

Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id; derajat hasan)
Ust Boris tanesia

Pilih teman yang baikAllah azza wa jalla mengabadikan penyebutan anjing ashabul Kahfi disebabkan karena anjing tersebut menemani orang-orang sholeh..

Pilih teman yang baik

Allah azza wa jalla mengabadikan penyebutan anjing ashabul Kahfi disebabkan karena anjing tersebut menemani orang-orang sholeh..

Teman yang Sholeh selain bermanfaat bagi anda di dunia (ketika melihat mereka rajin ibadah anda akan termotivasi untuk ikut rajin beribadah) ,, teman Sholeh -dengan izin Allah- bisa memberikan syafaat bagi anda di hari kiamat ...

Ingat,, sekali lagi pilih teman yang Sholeh (teman di dunia nyata dan di dunia Maya)

Diantara penyesalan penghuni neraka, mereka nggak punya teman yang baik..

فَمَا لَنَا مِن شَٰفِعِينَ * وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍ

Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa'at seorangpun,Dan tidak pula mempunyai teman yang akrab, [QS. Asy-Syu’ara : 100-101]
Ustadz Budi Santoso 

Imam Syafi'i -rohimahulloh- mengatakan:"... akan tetapi Allah telah menyuruh Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dan semua makluk-Nya dengan perintah apapun yg Dia kehendaki melalui lisannya Nabi-Nya.Maka, tidak boleh baginya -siapapun orangnya-, untuk memasukkan kata "kenapa" dan "bagaimana" serta pendapat apapun ke dalam hadits yg datang dari Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-.

Jangan katakan "kenapa" dan "bagaimana", bila Nabi -shollallohu alaihi wasallam- memerintahkannya atau melarangnya...

======

Imam Syafi'i -rohimahulloh- mengatakan:

"... akan tetapi Allah telah menyuruh Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dan semua makluk-Nya dengan perintah apapun yg Dia kehendaki melalui lisannya Nabi-Nya.

Maka, tidak boleh baginya -siapapun orangnya-, untuk memasukkan kata "kenapa" dan "bagaimana" serta pendapat apapun ke dalam hadits yg datang dari Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-.

Begitu pula tidak boleh baginya untuk menolak hadits tersebut, bila datang dari orang yg terpercaya menurutnya, walaupun dia hanya satu orang".

[Kitab: Ikhtilaful Hadits, hal: 16].

---------

Sayangnya seringkali sebagian orang di zaman ini, ketika datang kepadanya Sunnah Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, baik itu perintah atau larangan, dengan mudahnya dia mengatakan: "kenapa perintahnya seperti itu", "kenapa dilarang"?!

Semoga perkataan Imam Syafi'i di atas, dapat menjadi masukan bagi mereka... dan itulah yg pantas bagi kita sebagai umatnya yg mengaku mencintai beliau. 

Cobalah bayangkan bila beliau masih hidup di depan kita, dan menyuruh atau melarang sesuatu kepada kita, pantaskah kita mengatakan "kenapa" atau "bagaimana", atau bahkan menolaknya mentah-mentah...?

Semoga bermanfaat....

Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny MA

Jangan Pernah Menyia-nyiakan Angan-Angan Orang Yang Telah Berada Di Alam Kubur.🎙 Al Imam Ibnu Rajab Al Hanbaly -rahimahullah- berkata :

🥀 Jangan Pernah Menyia-nyiakan Angan-Angan Orang Yang Telah Berada Di Alam Kubur.

🎙 Al Imam Ibnu Rajab Al Hanbaly -rahimahullah- berkata :

"Angan-angan tertinggi oleh orang-orang yang telah mati di dalam kubur mereka adalah ingin hidup sesaat yang dengannya mereka dapat mengejar segala hal yang telah luput dari mereka berupa taubat dan amalan saleh, sementara ahli dunia menyalahgunakan (kesempatan hidup tersebut) didalam kehidupan mereka, maka umur mereka berlalu begitu saja didalam kelalaian, bahkan diantara mereka ada yang menghabiskan kesempatan hidupnya dengan bermaksiat."

💬Sebagian salaf berujar :
"Kalian telah berada pada angan-angan kebanyakan dari manusia yaitu seluruh orang-orang yang telah mati berangan-angan ingin hidup sesaat agar mereka bisa bertaubat (kepada Allah) didalam kehidupan tersebut, dan bersungguh-sungguh dalam melakukan ketaatan, namun mereka tidak memiliki jalan tersebut."

[Lathaif Al Ma'arif, hal 422]

*✍🏻 قال الإمام ابن رجب رحمه الله :*

*《غاية أمنية الموتى في قبورهم حياة ساعة يستدركون فيها ما فاتهم من توبة وعمل صالح ، وأهل الدنيا يفرطون في حياتهم ، فتذهب أعمارهم في الغفلة ضياعاً ، ومنهم من يقطعها بالمعاصي .*
*- قال بعض السلف : أصبحتم في أمنية ناس كثير .*
*- يعني أن الموتى كلهم يتمنون حياة ساعة ليتوبوا فيها ويجتهدوا في الطاعة ، ولا سبيل لهم إلى ذلك .》*
*📚    لطائف المعارف   (٤٢٢)*

✏️ Alih Bahasa :
Abul Qasim Najieb Suhrawardi Al Bughisy -waffaqahullahu-

Kami hari ini berada di atas jalan yang benar, maka jika kalian melihat kami telah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jangan kalian ikuti kami

⏳ Ulama salaf mewasiatkan jangan ikuti  mereka jika menyimpang.

🖋️Berkata Al-Imam Sufyan Ats-Tsaury rahimahullah : 

Kami hari ini berada di atas jalan yang benar, maka jika kalian melihat kami telah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jangan kalian ikuti kami 

📚 Akhbar asy_Syuyukh, karya al-Marrudzy  99
RQ Zaid bin tsabit

SERIAL TANYA JAWAB SEPUTAR FIQH PUASA RAMADHAN.

4️⃣0️⃣ SERIAL TANYA JAWAB SEPUTAR FIQH PUASA RAMADHAN.

🗳️ Seseorang yang berpuasa menelan sisa dari makanan yang berada disela-sela giginya, apakah hal tersebut membatalkan puasanya? 

🔓 Jawabannya :

🎙 Ibnu Qudamah Al Maqdisy -rahimahullah- berkata :
"Barangsiapa yang disela-sela giginya terdapat makanan, ia tidak lepas dari dua keadaan :
👉🏻 Keadaan yang pertama :
"Sisa makanan tersebut sedikit, dan tidak memungkinkan baginya untuk mengeluarkannya kemudian ia menelannya, maka puasanya tidaklah batal karenanya, sebab hal tersebut sesuatu yang ia tidak  mampu untuk terhindar darinya. Karena sisa makanan yang sedikit itu serupa dengan air liur."

🍃Dan Ibnul Munzhir -rahimahullah- berkata terkait dengan hal ini :
"Para Ulama bersepakat terkait dengan hal tersebut bahwa tidak mengapa bagi seseorang yang berpuasa menelan sisa makanan dari yang berjalan bersama dengan air liur yang berada di sela-sela gigi yang mana seseorang tidak mampu untuk terhindar darinya."

👉🏻 Keadaan yang kedua :
"Sisa makanan tersebut banyak yang memungkinkan untuk dikeluarkan, maka jika ia mengeluarkannya tidak mengapa baginya dan jika ia menelannya dalam keadaan ia sengaja, maka puasanya batal menurut pendapat kebanyakan Ulama."

[Al Mughny, jilid 03, hal 126]

____________________________________
📖 Taqribus Shiyam Fi Sual Wa Jawab. 
(Karya Asy Syaikh Abu Amru Nuruddin As Suda'iy -hafizahullah) 

🎙 Berkata Asy Syaikh Shaleh Al 'Ushaimy -waffaqahullahu- :

"Wajib bagi seseorang yang ingin berpuasa untuk mempelajari terkait dengan hukum-hukum seputar puasa sebelum ia memasuki bulan Ramadhan agar ia tidak merusak ibadah puasanya sementara ia tidak menyadarinya, karena segala hal yang wajib untuk diamalkan maka mempelajarinya terlebih dahulu hukumnya adalah wajib."

✏️ Alih Bahasa :
Abul Qasim Najieb Suhrawardi Al Bughisy -waffaqahullahu- 

⌛️Yuk ikut berpartisipasi dengan menklik link bergabung dibawah ini :
t.me/alqaasim

SERIAL TANYA JAWAB SEPUTAR FIQH PUASA RAMADHAN.

4️⃣2️⃣ SERIAL TANYA JAWAB SEPUTAR FIQH PUASA RAMADHAN.

🗳️ Jika seorang yang berpuasa menelan darah yang keluar dari gusinya, apakah membuat puasanya menjadi batal? 

🔓 Jawaban :

📌 "Jika seseorang melakukannya secara sengaja maka puasanya batal karena darah yang keluar dari gusi adalah sesuatu yang asing, ia bukanlah air liur, kemudian seseorang juga mampu untuk terhindar darinya dengan cara meludah."

____________________________________
📖 Taqribus Shiyam Fi Sual Wa Jawab. 
(Karya Asy Syaikh Abu Amru Nuruddin As Suda'iy -hafizahullah) 

🎙 Berkata Asy Syaikh Shaleh Al 'Ushaimy -waffaqahullahu- :

"Wajib bagi seseorang yang ingin berpuasa untuk mempelajari terkait dengan hukum-hukum seputar puasa sebelum ia memasuki bulan Ramadhan agar ia tidak merusak ibadah puasanya sementara ia tidak menyadarinya, karena segala hal yang wajib untuk diamalkan maka mempelajarinya terlebih dahulu hukumnya adalah wajib."

✏️ Alih Bahasa :
Abul Qasim Najieb Suhrawardi Al Bughisy -waffaqahullahu- 

⌛️Yuk ikut berpartisipasi dengan menklik link bergabung dibawah ini :
t.me/alqaasim

Faidah Quraniyah**TENTANG PERTANYAAN KUBUR, NIKMAT, DAN SIKSANYA*

بسم الله الرحمن الرحيم

🍃 *Faidah Quraniyah*

*TENTANG PERTANYAAN KUBUR, NIKMAT, DAN SIKSANYA*

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ  ۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَ  ۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَآءُ
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki."
(QS. Ibrahim, ayat 27)

🔖 Dari Baro bin Azib radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda

المسلم إذا سئل في القبر ، شهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله ، فذلك قوله : ( يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة )
*Seorang muslim apabila ditanya di dalam kubur maka dia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, maka itulah firman Allah (yang artinya): Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang teguh di dalam kehidupan dunia dan di akhirat.* (Riwayat Bukhori dan Muslim)

🔖 Disebutkan  hadis yang panjang dengan sanad yang baik tentang pertanyaan, nikmat, dan siksa kubur:

عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ] قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ ولَمَّا يُلْحَد. فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ كَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ، وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ بِهِ فِي الْأَرْضِ، فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: "اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ". مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ: "إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا، وَإِقْبَالٍ إِلَى الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنَ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ، كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الشَّمْسُ، مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ، وحَنُوط مِنْ حَنُوط الْجَنَّةِ، حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ بَصَرِهِ. ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ، حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ: أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ".

قَالَ: "فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ، فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعوها فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ، حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ، وَفِي ذَلِكَ الْحَنُوطِ. وَيَخْرُجَ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ. فَيَصْعَدُونَ بِهَا فَلَا يَمُرُّونَ -يَعْنِي-بِهَا عَلَى مَلَأٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا: مَا هَذَا الرُّوحُ الطَّيِّبُ؟ فَيَقُولُونَ: فَلَانٌ بن فُلَانٍ، بِأَحْسَنِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانُوا يُسَمُّونَهُ بِهَا فِي الدُّنْيَا، حَتَّى يَنْتَهُوا بِهِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَسْتَفْتِحُونَ لَهُ، فَيُفْتَحُ لَهُ، فَيُشَيِّعُهُ مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ مُقَرَّبُوهَا إِلَى السَّمَاءِ الَّتِي تَلِيهَا، حَتَّى يَنْتَهِيَ بِهَا إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ، فَيَقُولُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ: اكْتُبُوا كِتَابَ عَبْدِي فِي عِليِّين، وَأَعِيدُوهُ إِلَى الْأَرْضِ، فَإِنِّي مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ، وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ وَمِنْهَا أخرجهم تارة أخرى".

قَالَ: "فَتُعَادُ رُوحُهُ، فَيَأْتِيهِ مَلَكان فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللَّهُ. فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: دِينِي الْإِسْلَامُ. فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ فَيَقُولُ: هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَيَقُولَانِ لَهُ: وَمَا عِلْمُكَ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ. فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: أَنْ صَدَقَ عَبْدِي، فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ". "فَيَأْتِيهِ  مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا، وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدّ بَصَرِهِ".

قَالَ: "وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ، حَسَنُ الثِّيَابِ، طَيِّبُ الرِّيحِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يسُرك، هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ. فَيَقُولُ لَهُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ. فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ. فَيَقُولُ: رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ، رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ، حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي".

قَالَ: "وَإِنَّ الْعَبْدَ الْكَافِرَ، إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنَ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مِنَ السَّمَاءِ مَلَائِكَةٌ سُودُ الْوُجُوهِ مَعَهُمُ الْمُسُوحُ، فَيَجْلِسُونَ مِنْهُ مَدّ الْبَصَرِ، ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ، فَيَقُولُ: أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ، اخْرُجِي إِلَى سُخْطِ اللَّهِ وَغَضَبٍ". قَالَ: "فَتُفَرّق فِي جَسَدِهِ، فَيَنْتَزِعُهَا كَمَا يُنْتَزَعُ السَّفُّود مِنَ الصُّوفِ الْمَبْلُولِ، فَيَأْخُذُهَا، فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوها فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَجْعَلُوهَا فِي تِلْكَ الْمُسُوحِ، وَيَخْرُجَ مِنْهَا كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ. فَيَصْعَدُونَ بِهَا، فَلَا يَمُرُّونَ بِهَا عَلَى مَلَأٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا: مَا هَذَا الرُّوحُ الْخَبِيثُ؟ فَيَقُولُونَ: فَلَانٌ ابْنُ فُلَانٍ، بِأَقْبَحِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانَ يُسَمَّى بِهَا فِي الدُّنْيَا، حَتَّى يَنْتَهِيَ بِهِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَسْتَفْتِحَ لَهُ، فَلَا يُفْتَحَ ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ} فَيَقُولَ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ: اكْتُبُوا كِتَابَهُ فِي سِجِّينٍ فِي الْأَرْضِ السُّفْلَى. فَتُطْرَحَ رُوحُهُ طَرْحًا". ثُمَّ قَرَأَ: {وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ} [الْحَجِّ:31] "فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ. وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ! لَا أَدْرِي. فَيَقُولَانِ مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ! لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ! لَا أَدْرِي. فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: أَنْ كَذَبَ، فَأَفْرِشُوهُ مِنَ النَّارِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ. فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرّها وَسُمُومِهَا، ويُضيق عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ، وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ، قَبِيحُ الثِّيَابِ، مُنْتِنُ الرِّيحِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوؤُكَ؛ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ. فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ. فَيَقُولُ: رَبِّ لَا تقم الساعة"

Dari Al-Barro ibnu Azib yang mengatakan: Kami berangkat bersama Rasulullah untuk mengantarkan jenazah seorang lelaki dari kalangan Ansar. 

Ketika kami sampai di kuburan dan jenazah sudah dilianglahadkan, maka Rasulullah duduk; kami pun duduk pula di sekitarnya seakan-akan di atas kepala kami ada burung, sedangkan di tangan Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam terdapat setangkai kayu yang ia ketuk-ketukkan ke tanah. Lalu beliau mengangkat kepalanya dan bersabda: *Mohon perlindunganlah kalian kepada Allah dari azab kubur!* Ucapan ini dikatakannya sebanyak tiga.

Kemudian beliau  bersabda: Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin apabila ajalnya di dunia sudah habis dan akan menghadap ke akhirat, maka turunlah kepadanya para malaikat yang semua wajahnya putih seakan-akan seperti matahari. Mereka turun dengan membawa kain kafan dari surga dan wewangian pengawet jenazah dari surga, hingga mereka semua duduk di dekatnya sampai sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk di dekat kepalanya, lalu malaikat maut berkata, "Hai jiwa yang tenang, keluarlah menuju kepada ampunan dan rida Allah!" Nabi melanjutkan sabdanya: Maka keluarlah rohnya, mengucur sebagaimana mengucurnya tetesan air dari mulut (lubang) wadah penyiram. 

Kemudian malaikat maut memegangnya; dan apabila malaikat maut telah memegangnya, maka tidak dibiarkan pada tangannya barang sekejap pun. melainkan ia langsung mencabutnya, mengafankan, serta mewangikannya dengan kafan dan wewangian yang dibawanya Sedangkan dari roh itu tercium bau wewangian minyak kesturi yang paling harum di muka bumi. 

Lalu mereka membawanya naik ke langit. Maka tidak sekali-kali mereka yang membawanya melewati sejumlah malaikat, melainkan mereka bertanya, "Siapakah roh yang harum ini?” Mereka menjawab, "Si Fulan, " yakni dengan menyebutkan nama terbaiknya yang biasa dipakai untuk memanggilnya ketika di dunia Hingga sampailah mereka ke langit yang paling rendah, lalu mereka memintakan izin masuk untuknya, dan pintu langit dibukakan untuknya. Maka ia diiringi oleh semua malaikat penghuni setiap lapis langit untuk mengantarkannya sampai kepada lapis langit yang lainnya, hingga sampai kepada langit yang ketujuh. 

Maka Allah Subhanahu wata'ala berfirman, "Catatkanlah di dalam kitab {catatan amal) hamba-Ku ini bahwa dia termasuk orang-orang yang menghuni surga yang tinggi; dan kembalikanlah ia ke bumi, karena sesungguhnya Aku telah menciptakan mereka dari tanah, dan kepadanya Aku kembalikan mereka, serta darinya Aku keluarkan mereka di kesempatan yang lain.” 

Nabi melanjutkan sabdanya: Maka rohnya dikembalikan, lalu datanglah kepadanya dua malaikat, dan kedua malaikat itu mempersilakannya duduk. Keduanya bertanya kepadanya.”Siapakah Tuhanmu?” Maka ia menjawab, "Tuhanku adalah Allah.” Keduanya menanyainya lagi, "Apakah agamamu?” Ia menjawab, "Agamaku Islam.” Keduanya bertanya kepadanya, "Siapakah lelaki ini yang diutus di antara kalian?” Ia menjawab, "Dia adalah utusan Allah." Kedua malaikat bertanya lagi kepadanya, "Apakah amal perbuatanmu?” Ia menjawab, "Saya membaca Kitabullah, maka saya beriman dan membenarkannya.” 

Maka ada suara yang menyerukan dari langit, "Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku. Maka hamparkanlah baginya hamparan dari surga, berilah ia pakaian dari surga, dan bukakanlah baginya suatu pintu yang menghubungkan ke surga.” Maka kesegaran dan wewangian dari surga datang kepadanya serta dilapangkan baginya kuburnya hingga sejauh mata memandang. 

Nabi melanjutkan kisahnya: Dan datanglah kepadanya seorang lelaki yang berwajah tampan, berpakaian indah lagi harum baunya, lalu lelaki itu berkata, "Bergembiralah engkau dengan berita yang akan membuatmu bahagia. Inilah hari yang pernah dijanjikan kepadamu.” Ia bertanya kepada lelaki itu.”Siapakah engkau ini? Penampilanmu merupakan penampilan orang yang membawa kebaikan.”Lelaki itu menjawab, "Saya adalah amal salehmu.” Maka ia berkata.”Ya Tuhanku, segerakanlah kiamat. Ya Tuhanku, segerakanlah kiamat agar aku dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan harta bendaku.” 

Nabi melanjutkan kisahnya: Sesungguhnya seorang hamba yang kafir apabila ajalnya sudah habis di dunia ini dan hendak menghadap ke alam akhirat, maka turunlah kepadanya para malaikat yang berwajah hitam dengan membawa karung, lalu mereka duduk sejauh mata memandang darinya. Kemudian datanglah malaikat maut yang langsung duduk di dekat kepalanya. Lalu malaikat maut berkata, "Hai jiwa yang jahat, keluarlah engkau menuju kepada kemurkaan dan marah Allah" 

Nabi Shalallahu alaihi wasalam melanjutkan kisahnya: Maka rohnya bercerai-berai keseluruh tubuhnya (bersembunyi), kemudian malaikat maut mencabutnya sebagaimana seseorang mencabut besi pemanggang daging dari kain wol yang basah. Malaikat maut mencabut rohnya; dan apabila ia telah mencabutnya, maka mereka tidak membiarkan roh itu berada di tangan malaikat maut barang sekejap pun, melainkan langsung mereka masukkan ke dalam karung tersebut, dan tercium darinya bau bangkai yang paling busuk di muka bumi ini. Kemudian mereka membawanya naik, dan tidak sekali-kali mereka yang membawanya bersua dengan segolongan malaikat, melainkan mereka mengatakan, "Siapakah yang memiliki roh yang buruk ini?” Mereka menjawab, "Si Fulan bin Fulan, " dengan menyebut nama panggilan terburuknya ketika di dunia, hingga sampailah roh itu ke langit yang paling bawah. 

Kemudian dimintakan izin untuk naik, tetapi pintu langit tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah membacakan firman-Nya:  sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. (Al-A'raf: 40) Maka Allah berfirman, "Catatkanlah pada kitab catatan amalnya bahwa dia dimasukkan ke dalam Sijjin bagian bumi yang paling dasar!" Lalu rohnya dicampakkan dengan kasar (ke tempat tersebut). Kemudian Rasulullah membacakan firman-Nya: *Dan barang siapa mempersekutukan Allah dengan sesuatu, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh*. (Al-Hajj: 31) 

Maka dikembalikanlah rohnya ke dalam jasadnya dan datang kepadanya dua malaikat yang langsung mendudukkannya. Kedua malaikat itu bertanya kepadanya, "Siapakah Tuhanmu?” Ia hanya mengatakan, "Ha, ha, tidak tahu.” Keduanya bertanya kepadanya, "Apakah agamamu?” Ia menjawab, "Ha, ha, tidak tahu." Kedua malaikat bertanya kepadanya, "Siapakah lelaki yang diutus di kalangan kalian ini?” Ia menjawab, "Ha, ha, tidak tahu.” 

Maka terdengarlah suara dari langit menyerukan, "Hamba-Ku telah berdusta, maka hamparkanlah untuknya hamparan dari neraka, dan bukakanlah baginya sebuah pintu yang menuju ke neraka." Lalu panas neraka dan anginnya yang membakar datang kepadanya, serta kuburan tempat tinggalnya disempitkan sehingga tulang-tulang iganya berantakan. 

Kemudian datanglah seorang lelaki yang buruk rupanya, buruk pakaiannya lagi busuk baunya seraya berkata, "Rasakanlah apa yang akan membuatmu tersiksa. Hari ini adalah hari yang pernah dijanjikan kepadamu.” Maka ia bertanya, "Siapakah kamu? Penampilanmu merupakan penampilan orang yang membawa kejahatan.” Lelaki itu menjawab, "Saya adalah amal burukmu.” Maka ia berkata, "Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan hari kiamat."
(Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Baihaqi)

Wallohu a'lam

Rujukan
📙 Tafsir Ibnu Katsir rahimahullohu ta'ala

🖊️ Sunardi bin Kuwat
13 Ramadhan 1442 H